“Allahu Akbar
Allaaaahu Akbar, Allaaaahu Akbar Allaaaaahu Akbar....” terdengar adzan
berkumandang di mesjid membangunkan Dika yang sedang tidur lelap. Dika perlahan
bangun dari tempat tidur dan membuka pintu jendela, angin yang sejuk di pagi
itu menyambut Dika dan ia menarik nafas dalam-dalam untuk menikmati hawa sejuk
pagi itu. “ aaaaaaaaahh.....segar sekali udara pagi ini, terima kasih ya Allah
atas nikmat yang sudah engkau beri pada aku...” ucap Dika berdoa dalam hati.
Lalu ia melihat jalanan diluar sana masih sepi dan gelap, tak lama kemudian Sheryl
dan keempat penguasa elemen datang entah dari mana dan melesat terbang
menghampiri Dika yang sedang berada di depan jendela kemudian masuk kedalam
kamar. “ Good Morning Brother....hihiihiii....” sapa Sheryl. “ Morning too
Sheryl, bagaimana keadaan di luar sana ? apa ada tanda-tanda dari Shadow dan
pasukannya ? “ tanya Dika khawatir. Sheryl mendekati Dika sambil tersenyum dan
berkata “ Akuh belum melihat adanya Shadow dan pasukannya. Kakak tak usah
khawatir, akuh dan teman-teman selalu waspada dan alasan akuh selalu berpergian
malam hari sampai pagi itu tuh karena akuh dan teman-teman tidak tidur seperti
manusia, akuh juga tidak mau mengganggu Kakak sedang bobo
nyenyak...hihihihihi.....”.
Dika membalas senyuman Sheryl dan ia mengusap rambut Sheryl dengan lembut
“ oh seperti itu....tapi Kakak juga khawatir dengan keadaan kamu dan yang lain
kalo sampai Shadow dan Pasukannya muncul dan menyerang kalian...makasih ya atas
pengertian kalian semua ” ucap Dika dan 4 penguasa elemen itu menganggukkan
kepala. “ Oh ya, Kakak hari ini sekolah ? “ tanya Sheryl ketika Dika melangkah
pergi ke kamar mandi, Dika berhenti sejenak dan berbalik “ Iya Sheryl, hari ini
kakak sekolah ” jawab Dika, “ Memang ada apa Sheryl ? “ Dika balik bertanya.
Sheryl tertunduk dan diam sesaat, dan dengan nada sedih berkata “ Akuh ingin
bermain lagi dengan kakak seperti dahulu sewaktu kita pertama kali ketemu, I
Miss That Moment...Kakak gak marah khan akuh bicara jujur...? “. “ Apa aku
terlihat marah ? lihat aku Sheryl ? “ ucap Dika sambil tersenyum meyakinkan
Sheryl. Perlahan Sheryl mengangkat wajahnya dan melihat wajah Dika yang
tersenyum tanpa terlihat marah sedikitpun, “ Aku janji kalau aku ada waktu
luang, kita jalan-jalan lagi seperti waktu itu, okay ? “ ucap Dika sambil
mengelus-elus rambut Sheryl yang pirang keemasan dan bergelombang dengan diikat
pita merah. Sheryl menatap Dika dengan ragu “ Are you promise brother ? “,
kemudian Dika menjawab “ iya aku janji koq adikku yang cantik......”.
Mendengar Dika mengatakan cantik kepada Sheryl, Sheryl pun merasa bahagia
dan memeluk Dika sambil berkata “ Sheryl sayang sekali sama brother, i am so
lucky to be with you brother “ Dika pun hanya terdiam tubuhnya di peluk oleh
Sheryl dan Dika pun tersenyum bahagia dan mengusap rambut Sheryl “ kakak juga
sayang kamu Sheryl dan kakak juga sayang dengan kalian para penguasa elemen “
ucap Dika sambil memandang satu persatu para penguasa elemen, mereka berempat
menundukkan wajah dan tubuh mereka sebagai tanda hormat kepada Dika.
Kemudian Dika melihat ke arah jam dinding, jarum jam sudah menunjukkan
pukul 05.20 WIB dan segera bergegas ke kamar mandi untuk Shalat Shubuh dan
bersiap untuk berangkat ke sekolah. Seperti biasa setiap pagi ibu Dika sudah
menyiapkan sarapan untuk Dika dan ayahnya kemudian pukul 06.30 WIB keduanya pun
berangkat,tak lupa Dika mencium tangan ibu, ayah mengantarkan Dika ke sekolah
dahulu sebelum ia berangkat ke kantor menggunakan mobil. Hari itu diperjalanan
tidak terlalu ramai sehingga Dika datang agak pagi dari biasanya, Dika pun
mencium tangan ayahnya dan keluar dari mobil. Sesampainya di pintu gerbang ia
disambut oleh Pak Usman. “ wah, jagoan kita sudah datang rupanya, sepertinya
kamu sudah sehat Dika ? “ ucap Pak Usman. Semenjak kejadian di culik oleh hantu
seribu wajah itu, Dika sempat beberapa hari tidak masuk sekolah dan semua orang
yang ada di sekolah menganggap Dika sakit. “ Alhamdulillah Pak, Dika sudah
sehat “ jawab Dika sambil tersenyum. “ banyak guru-guru dan teman-teman kamu menanyakan
keadaan kamu loh, memangnya kamu sakit apa toh Dika sampai tidak masuk beberapa
hari gitu ? “ tanya Pak Usman ingin tahu. “ aku sakit Typus Pak waktu itu,
sampai-sampai aku masuk kerumah sakit “ bohong Dika. “ wah sakit Typus toh kamu
kemarin, maaf ya bapak tidak sempat menjenguk kamu sama guru-guru...lain kali
jaga kesehatan...” ucap Pak Usman mengingatkan. “ocheeeee...komandan siap 86 “
jawab Dika menggoda Pak Usman dan Pak Usman hanya tertawa melihat tingkah Dika.
Dika pun melanjutkan berjalan menuju ke kelas.
Sementara itu di kerajaan kegelapan, Shadow terlihat gusar dan terlihat
matanya merah menyala “ KURANG AJAR ANAK MANUSIA ITU, IA SELALU SAJA DAPAT
MENGGAGALKAN RENCANAKU, BAGAIMANA INI PENASEHAT ? APA KAMU PUNYA IDE YANG BAGUS
UNTUK MEMBERI PELAJARAN ANAK MANUSIA ITU DAN MENDAPATKAN GADIS KECIL ITU...!!!
“ ucap Shadow dengan nada kesal “ AMPUN YANG MULIA, SAYA AKUI ANAK MANUSIA ITU
MEMANG HEBAT DAN IA SUDAH MENGUMPULKAN 4 PENGUASA ELEMEN, AKAN TETAPI AKU YAKIN
DENGAN RENCANAKU INI ANAK GADIS KECIL ITU BISA KITA CULIK DAN HISAP ENERGINYA
DAN KITA BISA MEMBANGKITKAN PRAJURIT-PRAJURIT KEGELAPAN YANG SUDAH AKU
PERSIAPKAN UNTUK MENGHANCURKAN ANAK MANUSIA ITU BESERTA PARA PENGUASA ELEMEN “
ucap Penasehat Istana itu dengan yakin. “ CEPAT KATAKAN RENCANA APA ITU....”
ucap Shadow, kemudian Penasehat itu membisikkan ke telinga Shadow tentang
rencana itu dan dengan antusias Shadow mendengarnya “ BRILIANT SEKALI IDEMU ITU
PENASEHAT, CEPAT JALANKAN RENCANA ITU....TAPI INGAT, AKU TIDAK MAU DENGAR
ALASAN APAPUN JIKALAU RENCANAMU ITU GAGAL LAGI...AKU TIDAK AKAN SEGAN-SEGAN
MENGHUKUMMU....” ancam Shadow dan Penasehat Istana itu hanya menundukkan kepala
“ TENANG SAJA YANG MULIA, RENCANA ITU PASTI AKAN BERHASIL, AKU PERGI DAHULU
YANG MULIA “ ucap Penasehat Istana dan ia pun menghilang. “ TUNGGU SAJA
PEMBALASANKU ANAK MANUSIA JAHANAM..HAHAHAHAHAHAHAHAHAH ” teriak Shadow.
Ketika Penasehat Istana kembali ke laboratorium pribadinya, ia berkata
dalam hati “ RAJA BUSUK ITU TIDAK MENYADARI DENGAN RENCANA YANG SUDAH KU PERSIAPKAN
INI AKAN MENGHANCURKAN IA JUGA, TAK LAMA LAGI SELURUH KERAJAAN DAN ALAM MANUSIA
AKAN KU KUASAI, HAHAHAHAH.........YAAAAA.... AKU AKAN MENGUASAI SELURUH ALAM INI....HAAAHAHAHAHAHAH....”
Penasehat Istana itu pun tertawa jahat. kemudian dia membentangkan jubah
hitamnya dan keluarlah sesosok makluk berwarna hitam dengan mata yang merah
melesat terbang keluar dari dalam jubah hitam milik Penasehat Istana.
Ketika menghampiri Penasehat Istana, Tiba-tiba kabut hitam menyelimuti
kelelawar itu kemudian menjelma menjadi sosok manusia yang tinggi dan memakai
baju pendeta, dengan menjinjing kepala di tangan kanannya. ” AKU SIAP
MENJALANKAN TUGAS DARIMU TUANKU “ ucap makhluk itu bersimpuh di hadapan
Penasehat istana. “ BANGUNLAH KAU PRAJURIT TERBAIKKU, AKU PUNYA TUGAS UNTUKMU...”
ucap Penasehat itu, kemudian ia menceritakan seluruh rencana jahatnya kepada makhluk
itu. “ SERAHKAN SEMUA PADAKU, AKU TIDAK AKAN MENGECEWAKAN TUAN....” ucap makhluk
itu, “ AKU YAKIN KAU AKAN BISA MENJALANKAN TUGAS ITU...” ucap Penasehat Istana
dengan yakin, kemudian makhluk itu pun menghilang dan pergi meninggalkan
Penasehat Istana itu.
Kriiiiing.....kriiiing.... bel istirahat berbunyi tanda waktu istirahat,
seluruh siswa di berhamburan keluar menuju kantin sekolah. Dika dan Tito menyusul
yang lainnya keluar kelas dan pergi ke kantin sekolah untuk membeli makanan dan
minuman ringan. “ Kamu udah enakkan bro...? “ tanya Tito khawatir, Dika pun
menjawab “ alhamdulillah udah To, aku sudah banyak tertinggal pelajaran nih
semenjak kejadian waktu itu...aku pinjam catetan kamu ya to.....” “iya tenang
aja bro...ntar aku pinjemin...untung aja kemarin-kemarin aku lagi rajin
mencatat materi di kelas...heheh....” ucap Tito, “dasar kamu ini....” ucap Dika
sambil geleng-geleng kepala dan mereka berdua pun berbincang-bincang di kantin
hingga tak terasa bel tanda istirahat selesai pun berbunyi, kemudian seluruh
siswa dan siswi tak terkecuali Dika dan Tito pun kembali ke kelas.
Dika saat itu duduk di dekat jendela, kebetulan jendela kelasnya itu
mengarah ke kebun samping sekolahnya dan pada saat itu Pak Johan sedang
menerangkan materi pelajaran Bahasa Indonesia. Tito memperhatikan pelajaran
dengan seksama tapi tidak dengan Dika, sedari masuk ke kelas tadi ia merasa
sedikit gelisah dan seperti ada yang memperhatikan Dika dari luar jendela.
Benar saja dibalik pohon rindang dan besar, Dika samar-samar melihat sesosok
laki-laki dengan berpakaian seperti pastur pendeta dengan seekor anjing
berwarna hitam. Laki-laki itu terus menatap tajam ke arah jendela kelas tempat
Dika duduk, “Laki-laki itu siapa?
Aku merasakan sekali energi kegelapan yang sangat besar di tubuh laki-laki
itu...“ gumam Dika. Dika merasakan energi kegelapan yang sangat berbeda dari
sebelumnya, dan ia menepuk bahu Tito dan Dika memberitahu tentang apa yang baru
saja ia lihat. Tito pun melihat ke arah pohon rindang dan besar itu seperti
yang Dika katakan, akan tetapi pastur dengan Anjing Hitam itu menghilang. “Gak
ada siapa-siapa disana, mungkin kamu salah lihat kali“ bisik Tito, Dika pun
coba meyakinkan Tito kalau tadi dia memang benar-benar melihat seseorang
dibalik pohon rindang dan besar itu hingga mereka berdua tidak menyadari kalau
Pak Johan memperhatikan mereka berdua tidak memperhatikan pelajarannya.
“Dika....Tito....!!!! “ tegur Pa Johan dan mereka berdua kaget ketika
nama mereka dipanggil “ aduuuuh...kamu sih pake nepuk-nepuk aku segala....kita
kena masalah deh...” Ucap Tito kesal dan Dika menjawab “ yaaaa..maaaf To....” “
kalian berdua berdiri di depan kelas sekarang....!!! “ ucap Pak Johan dengan
nada marah. Akhirnya mereka berdua berjalan dengan tertunduk malu ke depan
kelas dan berdiri di pojok kiri samping papan tulis dan pandangan mata
teman-teman di kelas menuju ke arah mereka. Pak Johan kemudian menghampiri
mereka “ kalian berdua saya hukum berdiri di depan sampai pelajaran saya
selesai dan kalian jangan mengobrol lagi, pahaaam....!!! “ tegas Pak Johan.
Kemudian Pak Johan melanjutkan kembali materi pelajaran hingga bel tanda
ganti pelajaran pun berbunyi. Sebelum keluar Pak Johan kembali menghampiri Tito
dan Dika “ sekali lagi bapak lihat kalian berdua tidak memperhatikan pelajaran
bapak, bapak tidak akan segan-segan memberikan kalian nilai nol di raport kalian
dan kalian tidak akan naik kelas...” ucap Pa Johan, “ maafkan kami berdua pa,
kami tidak akan mengulangi kejadian ini...sekali lagi kami minta
maaf...sebenarnya saya yang salah mengajak Tito mengobrol ” ucap Dika
menjelaskan dan membela Tito. Pak Johan menepuk bahu Dika dan berkata “
sebenarkan kalian berdua anak yang baik dan pintar, bapak hanya ingin kalian
menjadi orang yang sukses di kemudian hari...”. Dika dan Tito mengangguk senang
dan sekali lagi mereka berdua meminta maaf, kemudian Pak Johan menyuruh mereka
berdua duduk kembali ke tempat duduk mereka, lalu setelah Pak Johan keluar
kelas, guru mata pelajaran selanjutnya masuk ke dalam kelas dan mulai
memberikan materi hingga bel berbunyi tanda selesai pembelajaran hari itu.
“ Tadi di kelas memangnya kamu lihat apa sih Dik ? aku gak liat apa-apa
lho.... “ tanya Tito sambil berjalan keluar kelas dengan Dika. “ aku tadi lihat
sesosok laki-laki dengan pakaian seperti pastur dengan seekor anjing berwarna
hitam disampingnya To...aku merasakan energi kegelapan yang sangat kuat di
laki-laki itu...” jawab Dika. “ apa itu Shadow ? rencana busuk apa lagi yang ia
ingin lakukan kali ini...” tanya Tito lagi dengan penuh tanda tanya. Dika
menjawab “ aku yakin dia bukan Shadow yang kita tahu, energi kegelapan yang aku
rasakan sangat kuat dan Anjing Hitam itu pun harus kita waspadai To...aku punya
firasat yang gak enak dengan mereka...kita harus cepat kasih tahu sama Sheryl
dan yang lain...kamu kerumah aku sekarang ya To....” Tito menganggukkan kepada
dan berkata “ oke siap Dik, aku ganti baju dulu dan langsung meluncur
secepatnya kerumah kamu “. Setelah itu mereka berdua berpisah, Tito mengambil
sepeda motornya dan Dika seperti biasa menaiki angkutan umum karena rumahnya
tak jauh dari sekolah, dan rumah Tito agak lumayan jauh dari sekolahnya.
Sementara itu di rumah Dika, Sheryl sedang bermanja ria merebahkan diri
di tubuh Whitie dan ditemani juga oleh Phima dan yang lainnya menunggu Dika
pulang. Awalnya mereka berlima tidak menyadari akan adanya firasat yang buruk
hingga tak lama kemudian Dika pun sampai di rumahnya. Ibunda seperti biasa
menyambut Dika pulang dan Dika mencium tangan Ibunda. Kemudian Dika bergegas
menghampiri Sheryl dan teman-temannya yang berada di dalam kamar. Sheryl
menyambut Dika dengan suka cita ketika Dika membuka kamarnya, akan tetapi raut
wajah Dika terlihat seperti yang khawatir dan bergegas masuk kedalam kamar dan
mengunci pintu dari dalam. Dika menyimpan tas ranselnya dan duduk di meja
belajarnya, melihat gelagat sikap Dika yang tidak biasa Sheryl dan keempat
penguasa elemen menghampiri Dika. “ what happen Brother ? its something happen
at your school ? tell me Brother....” tanya Sheryl dengan tatapan penuh tanda
tanya. Dika menatap wajah Sheryl dan ke empat penguasa elemen, kemudian Dika
menarik nafas panjang dan berkata “ apakah kalian semua merasa ada yang
memperhatikan kalian diluar atau merasakan energi kegelapan yang sangat besar
di sekitar sini tadi ? “.
“ i dont feel anything what you said Brother, right Whitie ? “ tanya
Sheryl sambil melirik ke arah Whitie dan Whitie pun menganggukkan kepalanya. “
memang apa yang terjadi tuan Dika ? mengapa tuan seperti sudah melihat sesuatu
yang membuat tuan khawatir seperti ini ? “ tanya Whitie. “ beneran kalian gak
merasakan sedikitpun energi kegelapan yang sangat besar di sekitar kalian tadi
? “ Dika kembali bertanya untuk memastikan. Sheryl dan keempat penguasa elemen
serempak menggeleng-gelengkan kepala “ i’m sure Brother we dont feel dark
energy that you said, what have happen brother ? “ tanya Sheryl semakin bingung
dengan pertanyaan Dika itu. Akhirnya Dika perlahan menceritakan apa yang
terjadi dan yang sudah ia lihat sewaktu di sekolah tadi. Semuanya terlihat
sangat kaget dan heran dengan apa yang sudah Dika ceritakan itu termasuk Sheryl
yang terlihat tangan mungilnya memegang dagunya seperti sedang memikirkan
sesuatu “ i think our enemy must have planned something bad for us brother, but
i confused why we all dont feel they energy ? heeeeem...it sooo weird “ ucap
Sheryl sambil mondar mandir mencari jawaban bak selayaknya seorang detektif
yang sedang memecahkan suatu kasus.
Melihat tingkah laku lucu Sheryl seperti itu Dika tertawa membuat rasa
kahawatirnya itu agak sedikit berkurang “ ahhh kamu ini Sheryl, sok mikir
banget sih...tumben kamu bisa serius gini....” goda Dika dan kedua tangan
Sheryl memegang pinggangnya dan agak sedikit tersinggung dengan perkataan Dika
tadi dan menghampiri Dika dengan wajah agak kesal “ Huuuuh...Brother....you
think its a joke....i mean it Brother....and i can be serious....we must be
careful Brother....im afraid our enemy now more difficult than before “ ucap
Sheryl dengan wajah yang masih kesal. Dika hanya tertawa melihat tingkah laku
lucu Sheryl itu meskipun ia dalam keadaan kesal akan tetapi wajah imutnya itu
tidak menunjukkan kalau Sheryl sedang dalam keadaan kesal, kemudian Dika
mengusap-usap rambut Sheryl sambil tersenyum “Kakak lebih mengkhawatirkan
kalian semua, kakak takut kalian tidak sanggup menghadapi musuh kita itu karena
kakak merasakan energi kegelapan yang sangat besar pada makhluk itu...kakak
minta kalian lebih waspada saja ya...oke....” ucap Dika sambil menatap kepada
Sheryl dan keempat penguasa elemen. Sheryl pun berkata sambil mengedipkan mata
sebelah kirinya “Dont worry Brother we can be more careful now and thank you so
much for your attention“, Dika pun tertawa melihat tingkah laku Sheryl yang
sedikit genit seperti itu. Tak lama ibunda mengetuk pintu dari luar memanggil
Dika dan Dika pun membukakan pintu, ibunda mengatakan kalau diluar ada Tito sahabatnya
dan Dika pun menghampiri Tito untuk mengajaknya masuk ke dalam kamar.
“Aduh maaf ya Dik, aku agak telat datang nih....tadi aku disuruh dulu
sama ibu belanja ke warung“ ucap Tito merasa tidak enak hati dan Dika menjawab
“ iya To nyantai aja...lagipula aku udah cerita sama semuanya koq...ya gak
Sheryl “ Sheryl pun menganggung. “ oya...oke kalau gitu rencana kita sekarang
gimana Dik, kalau memang apa yang kamu katakan itu benar...masalahnya aku gak
ngerasain energi kegelapan seperti yang kamu rasakan lho...” ucap Tito mulai
membuka topik pembicaraan. “ oh gitu ya...sama seperti yang lain donk kalau
gitu...mereka juga gak ngerasain energi kegelapan yang sangat besar di makhluk
itu...dan gak tau kenapa aku ngerasa kalau makhluk itu bukan Shadow tapi makhluk
lain yang lebih jahat dan licik yang akan mengancam keselamatan kita semua dan
dunia manusia ini To....” ucap Dika dan raut wajahnya berubah menjadi sedikit
takut dan khawatir. Kemudian Dika melanjutkan “ yang aku khawatirkan
keselamatan Sheryl, selama ini aku perhatikan Shadow lebih terfokus untuk
menculik Sheryl...aku takut kalau Shadow berhasil mendapatkan energi murni
Sheryl, ia akan menjadi gunakan untuk dirinya sendiri menjadi lebih kuat dan
tak terkalahkan, dan juga nantinya Shadow akan dengan mudah menguasai pasukan
kegelapannya untuk menyerang dan melukai di alam manusia ini “.
Mendengar ucapan Dika, Tito merasa heran dan berkata “ kamu tau darimana
Dik kalau akan seperti itu keadaannya, karena selama ini kita masih tidak tahu
akan rencana Shadow selanjutnya seperti apa “. Kemudian Dika menjawab “
entahlah To, itu tiba-tiba saja ada di dalam pikiranku....”, “ weissssssss
mantaaap...keren juga bisa menerawang sejauh itu....kamu memang kesatria elemen
sejati Dik....aku bangga jadi teman kamu....” ucap Tito berusaha menghibur
Dika. “ apaan sih To, aku lagi ketakutan juga....kamu malah ngeledek....” ucap
Dika menepis pujian Tito. “ hahahah....woles kali bro....liat tuh sama pasukan
yang kamu punya sekarang....ngapain kamu harus takut...mereka itu penguasa
elemen yang paling hebat yang ada di muka bumi ini....kamu masih hidup selama
ini karena ada mereka yang selalu dampingi kamu khan dan buktinya kamu bisa
melawan anak buah Shadow itu khan....” ucap Tito berusaha meyakinkan dan
memberi semangat kepada Dika, kemudian Tito melanjutkan “ dan kamu juga punya
Sheryl yang memiliki energi murni yang kemampuannya diluar apa yang kita
bayangkan, Sheryl sudah anggap kamu sebagai kakak buat dia....apa kamu akan
nyerah gitu aja Cuma gara-gara Sheryl sekarang belum bisa menggunakan
kemampuannya dengan maksimal untuk melawan Shadow dan menyelamatkan alam
manusia ini....” Dika hanya terdiam mendengar perkataan Tito itu.
Sheryl menghampiri Dika dan tangan mungilnya menggenggam erat tangan Dika
sambil matanya berkaca-kaca “ i believe you can be my protector until i can
proof i to you that i can use all my ability, you not alone Brother....we all
here stay together with you and fight together to protect human and their world
and our world...” kemudian keempat penguasa elemen menghampiri Dika dan
menundukkan kepala kepada Dika tanda hormat mereka, begitu juga dengan Tito “
denger tuh...aku juga akan berjuang bersama-sama melindungi dunia manusia ini
dan dunia mereka...” ucap Tito sambil menepuk-nepuk bahu Dika. Perasaan Dika
pun menjadi tenang mendengar ucapan mereka dan berkata “ baiklah, aku akan
terus berjuang dan tidak akan takut menghadapi semua musuh yang akan kita
hadapi nanti...makasih ya buat semuanya...kalian sudah memberi semangat....kita
akan hadapi mereka sampai akhir....”. “ yeeeeeeeeeaaaaaaaaa....akhirnya Brother
semangat jugaaaa........” teriak Sheryl senang, Dika dan Tito tertawa mendengar
teriakan Sheryl itu.
“Oh iya, ngomong-ngomong mulai puasa hari apa sih Dik ?...aku dengar kata
ibuku sih puasa lusa hari kamis....” tanya Tito, “Kayaknya sih To, berarti
kalau hari kamis puasa, besok malam kita Shalat Tarawih di masjid....atau kita
tunggu kabar dari berita di tv aja sore ini pengumuman kapan awal puasa....”
jawab Dika. Karena tak ingin mengganggu pembicaraan Dika dan Tito, Sheryl pun
pergi dari tempat itu dan menemui Whitie yang saat itu sedang merebahkan
tubuhnya selayaknya tidur seekor kucing yang besar. “Whitie...do you know what is
Shalat Tarawih...? ” tanya Sheryl ingin tahu, dengan penuh kasih sayang Whitie
menjelaskan kepada Sheryl apa itu Shalat Tarawih dan Sheryl menyimak penjelasan
Whitie dengan serius dan terlihat menggangguk-anggukan kepalanya tanda ia
mengerti apa yang Whitie jelaskan. “ Owwwwh jadi Shalat Tarawih ituh ritual
sembahyang orang islam ketika bulan puasa sajah....”. Sheryl melanjutkan “lalu
kalau kakak sembahyang, apakah kalian semua juga ikut sembahyang....? ” tanya
Sheryl sambil pandangannya menuju ke arah penguasa elemen, lalu whitie menjawab
“tenang saja putri kecil, kami nanti akan bergantian menjagamu dan yang lainnya
sembahyang” Sheryl memandang wajah White “are you sure ? “ tanya sheryl dan
Whitie menganggukkan kepala. Sheryl pun tersenyum bahagia dan memeluk erat
whitie. Tito dan Dika memperhatikan
Sheryl sedari tadi hanya tersenyum dan Dika berkata “ iya Sheryl, tenang
aja...kamu gak usah cemas meskipun kami nanti sembahyang dulu...kami gak akan acuhkan
kamu dan akan selalu lindungi kamu...apalagi saat ini ada musuh baru yang kita
belum tahu kemampuannya...” Tito pun berkata “iya Princess, betul apa kata Kak
Dika itu”. Mendengar perkataan mereka berdua Sheryl hanya tersenyum sipu malu
dan berkata “thank you very much all for everything”. Lalu Dika, Tito, Sheryl
dan para penguasa elemen larut dalam kebersamaan hari itu hingga tak terasa
waktu sudah sore dan Tito pamit untuk pulang.
Azan Maghrib berkumandang kemudian Dika bergegas untuk shalat, kemudian
setelah itu Dika pergi keluar kamar dan menuju ruang keluarga untuk menonton tv
dan kebetulan sedang disiarkan pengumuman penentuan hari pertama puasa oleh
Departemen Agama, yang menyatakan hari pertama puasa ramadhan tahun ini jatuh
esok hari. “hemmm....berarti malam ini mulai tarawih....aku harus bilang sama
Sheryl dan mengkondisikan yang lain untuk menjaga Sheryl“ gumam Dika dalam
hati, tanpa ia sadari ayahnya memperhatikan Dika sedari tadi, “kamu lagi
pikirkan apa nak ?” tanya Ayah dan Dika sontak tersadar dan Dika berkata “enggak koq yah, gak ada apa-apa...Dika hanya
berfikir sekarang kita shalat tarawih ya....?” kemudian Ayah menjawab dengan
mengerutkan dahinya “ya harus lha nak, kamu ini bagaimana sih ? memang kamu mau
kemana malam ini ?” tanya ayah heran.
Dika hanya senyum-senyum sendiri sambil menggaruk-garuk kepala “gak
kemana-mana sih yah, khan Dika cuma mastiin aja kalau malam ini kita Shalat
Tarawih di masjid “ ucap Dika dan Ayah hanya tersenyum dengan ulah anaknya itu.
Kemudian Dika pergi menuju kamarnya, “huh, hampir saja ayah curiga sama aku...:”
gumam Dika dan Sheryl berkata “kenapa Brother, seperti ketakutan begitu” Dika
menjawab “gak koq, kakak gak apa-apa...tadi ayah aku tanya-tanya...”, oya hari
ini mulai sembahyang Tarawih soalnya besok kita puasa di bulan ramadhan tahun
ini...yang lain tolong bergantian jaga Sheryl ya....dan kalian harus tetap
waspada, karena kita belum tahu kemampuan musuh kita itu” ucap Dika berbicara
kepada keempat penguasa elemen, dan keempat penguasa elemen menundukkan
tubuhnya tanda siap melaksanakan tugas. Dika pun membicarakan strategi yang
sudah Dika rencanakan sebeumnya untuk menjaga Sheryl kepada keempat penguasa
elemen.
Azan kembali berkumandang dari masjid tanda Shalat Isya telah tiba, Dika
bergegas keluar kamar dan menghampiri ayahnya untuk berangkat bersama-sama ke
masjid dan Sheryl hanya memperhatikan mereka berdua dari lantai atas kamar
Dika. “aku ingin ikut kakak “ gumam Sheryl pelan dan Whitie mendengarnya
kemudian mendekati Sheryl untuk menghiburnya “tak usah bersedih putri kecil,
tuan Dika tidak akan lama sembahyangnya...lagipula ada aku dan phima yang akan
menjagamu selagi irone dan magma pergi untuk temani tuan Dika...sementara waktu
putri kecil di sini saja, keadaan diluar sana tidak mendukung untuk ikut tuan
Dika“, Sheryl mengangguk pelan dan pandangannya terus kedepan. Tiba-tiba saja
Phima terlihat gelisah, ia merasakan energi kegelapan yang muncul disekitar
mereka “arrrrggghhh....energi ini...whitie lindungi putri kecil....!!! aku akan
keluar mencari makhluk itu....” ucap Phima, “nooo Phima don’t go... “ cegah
Sheryl, akan tetapi Phima tidak bisa dicegah dan melesat pergi. “whitie kita
harus menyusul Phima....aku khawatir terjadi sesuatu dengan Phima nanti...”
ucap Sheryl cemas dan ketika Sheryl akan beranjak pergi, Whitie menggigit kain
baju Sheryl dan mencegahnya pergi. “ let it go Whitie...i wanna go....you bad
cat...” ucap Sheryl sambil berusaha melepaskan gigitan Whitie di bajunya, akan
tetapi Whitie tidak melepaskan Sheryl begitu saja.
Tiba-Tiba “plaaaaaaaaaak......” lengan harimau Whitie tepat mengenai
wajah Sheryl dan seketika Sheryl pun tak sadarkan diri, “ maafkan aku putri
kecil, aku terpaksa melakukannya demi keselamatan putri...”. Kemudian Whitie
menggigit kerah Sheryl dan membawa tubuh Sheryl untuk di letakkan di tempat
tidur dan Whitie terus menjaganya sampai Phima kembali. Sekian lama Whitie
menjaga Sheryl hingga Dika kembali dari masjid, Phima tak kunjung kembali dan
Dika merasa heran ketika melihat Sheryl tak sadarkan diri di tempat tidurnya
“lho Sheryl kenapa ? apa yang terjadi ? “ tanya Dika, lalu Whitie menceritakan
apa yang terjadi. “haduh, ceroboh banget sih Phima...aku udah bilang buat jaga
Sheryl....dia malah gegabah buat cari musuh....” ucap Dika kesal.
“Whaitie tolong jaga Sheryl, aku akan mencari Phima, dia sudah cukup lama
tidak kembali....aku akan memastikan dia tidak terjadi apa-apa...” ucap Dika
kepada Whitie dan Whitie menjawab “ maafkan hamba tuan, aku tidak bisa mencegah
Phima untuk pergi, apakah tuan mengetahui dimana Phima berada sekarang...” lalu
Dika menjawab “tunggu sebentar, aku akan melacak keberadaan Phima sekarang“.
Dika pun memejamkan matanya dan dari dahinya muncul kristal berwarna putih,
lalu Dika mencoba melacak keberadaan Phima. Sementara itu tak jauh dari rumah
Dika dimana Phima berada sekarang, Phima masih belum menemukan musuh yang dia
rasakan energinya itu.
Dia terus mengendus-endus tanah dan menggunakan kemampuan penciumannya
melacak keberadaan musuhnya itu, tiba-tiba dari belakang Phima muncul anjing
berwarna hitam menyerang dan Phima pun berhasil menghindari serangan Anjing
Hitam itu “hahah...aku tak akan mudah tertipu dengan serangan macam itu....”
ejek Phima dan Anjing Hitam pun kembali menyerang Phima dengan membabi buta.
Akan tetapi Phima dengan mudah menghindari serangan dari Anjing Hitam itu
hingga ketika Phima mulai menyerang Anjing Hitam itu, muncul sesosok pastur
mengarahkan tangannya ke Phima dan seketika Phima tidak dapat menggerakkan
tubuhnya dan tubuhnya tersungkur ke tanah. Anjing Hitam itu menghampiri Phima
dan kemudian menggigit leher Phima dan mulai memasukkan energi kegelapan kepada
Phima. Phima tidak berdaya ketika energi kegelapan merasuki tubuhnya dan tidak
sadarkan diri.
Setelah berhasil memasukkan energi kegelapan ke tubuh Phima, pastur itu
memberi tanda kepada Anjing Hitamnya itu untuk segera pergi dari sana dan di
sekeliling mereka muncul kabut yang sangat putih pekat yang membuat mereka
berdua hilang seketika ke dalam kabut itu.
Kembali ke Dika, Dika akhirnya berhasil menemukan Phima yang sedang tak
sadarkan diri dalam penglihatan kristalnya, kemudian Dika membuka matanya dan mengarahkan
tangan kanannya ke arah jidat sambil berkata “Reincarnation...!!!” dalam
sekejap tubuh Dika sudah mengenakan pakaian tempurnya dan kemudian ia berkata
kepada Magma “apa kamu siap Magma...?”, “aku siap tuan...!!!” jawab Magma dan
Dika pun berkata lagi “Elemental Fire.....On...!!!” sambil tangan kirinya
mengarahkan ke arah Magma dan Magma pun berubah menjadi kristal kemudian Dika
mengambil kristal berwarna merah itu dan meletakkannya di di dahi yang berada
di sarung tangan kepala harimau miliknya. Setelah Dika menggunakan baju tempur
api tersebut dan menggunakan sayap yang dimilikinya, Dika melesat pergi dengan
diikuti oleh Irone Penguasa Logam.
Dalam sekejap Dika telah sampai di tempat Phima berada, “Irone tolong
jaga sekitar selagi aku memastikan Phima dalam keadaan baik-baik saja ya...”
pinta Dika dan Irone menggangguk-anggukan kepalanya dan posisi siaga
memperhatikan sekeliling sambil mengikuti Dika. Dika memeriksa keadaan Phima
dan Phima pelan-pelan beranjak bangun dengan lemas dan kelihatan linglung “ Dimanakah
aku? Mengapa tuan ada disini? ” mendengar ucapan Phima, Dika dan Irone saling
pandang dan heran dengan sikap Phima yang lupa dengan apa yang telah terjadi. Kemudian
Dika berkata “lho kamu koq bisa gak tau kamu ngapain disini? Bukannya kata
Whitie kamu tadi ngejar makhluk itu...” Phima terdiam dan berusaha
mengingat-ingat kembali kejadian yang terjadi, akan tetapi Phima merasakan
sakit yang luar biasa di kepalanya dan tubuhnya bergetar “aaa....aku....tidak
bisa mengingat apapun tuan...kepalaku jadi sakit...aaaagggrrrhhh...” melihat
Phima kesakitan Dika pun menyuruh Phima untuk menyudahi Phima untuk mengingat.
”sudah-sudah, jangan kamu paksakan Phima, apa kamu masih kuat untuk bangun dan
kita pulang sekarang....” ucap Dika sambil membantu Phima untuk bangun dan
Irone ikut membantu dari belakang tubuh Phima yang besar itu.
Perlahan-lahan Phima mencoba untuk bangun dengan dibantu kedua
sahabatnya, Phima merasa bahagia sekali mempunyai karena memiliki
sahabat-sahabatnya yang sangat perduli terhadapnya hingga tak sadar Phima menangis
dan dari kelopak matanya keluar serpihan-serpihan kristal berwarna putih.
Dengan susah payah Dika dan Irone berusaha membantu membangunkan Phima,
akhirnya Phima pun berhasil bangkit meskipun dengan tubuh yang masih gemetar
dan Phima berjalan perlahan-lahan menuju Portal Dimensi yang menuju ke kamar
Dika, dan tak lama mereka bertiga sampai di kamar Dika.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar