Selasa, 23 Februari 2016

PERTEMUAN DENGAN PHIMA SI PENGUASA ANGIN ( CHAPTER 4 - BAGIAN 2 )



Dikamar Tito, muncul sebuah lingkaran berbentuk oval dan dari situ muncul Tito dan Pegasus, kemudian Tito melihat jam di dinding kamarnya yang menunjukkan baru pukul 8 malam. “koq masih jam segini, padahal kita di dunia kristal cukup lama khan Pegasus ?” tanya Tito kepada Pegasus kemudian Pegasus menjelaskan “memang di Dunia Kristal dimensi waktunya berbeda dengan alam manusia, disana waktu berjalan sangat lambat dimana satu hari disana sama dengan 1 menit di alam manusia...” lalu Tito mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti dan berkata lagi “ooooooh gitu toh....pantas perasaan koq lama banget disana...aku kira sudah lama aku pergi dan tadinya aku khawatir ortuku akan kebingungan mencariku yang tiba-tiba menghilang dari kamar tadi....”. Tito memperhatikan tubuhnya, ia nampak kebingungan karena tidak lagi menggunakan pakaian tempurnya dan sudah mengenakan pakaian seperti semula “Pegasus, kemana baju tempurku ? perasaan tadi aku masih mengenakan baju itu sebelum keluar dari portal...padahal baju tempurnya keren banget tadi...aku jadi makin gagah....heheh” ucap Tito tertawa sendiri, lalu Pegasus menjelaskan “portal itu adalah pintu gerbang antara Dunia Kristal dengan Alam Manusia, Tuan hanya bisa menggunakan pakaian tempur itu ketika di Dunia Kristal saja sementara tuan hanya bisa menggunakan kekuatan elemen halilintar selama di Alam Manusia dan itupun kemampuannya terbatas....” “lho kenapa aku gak bisa pakai baju tempur itu disini ? kalau tiba-tiba Shadow buat masalah disini nanti bagaimana ? gaswat eh gawat khan kalo gitu...?” tanya Tito lagi dan Pegasus itu menjelaskan “itu hanya masalah waktu, Tuan dapat menggunakan pakaian tempur dan mengendalikan sepenuhnya kekuatan elemen halilintar apabila ikatan batin antara hamba dan Tuan semakin kuat dan kekuatan itu akan keluar dengan sendirinya dan akan memiliki kekuatan yang semakin besar....” “lho memangnya sekarang kamu masih gak percaya sama aku....terus kenapa kamu milih aku jadi Kesatria kalau kenyataannya kita masih belum ada ikatan batin yang kuat ? apa kamu yakin kalo aku cocok jadi Ksatria Halilintar....? “ucap Tito dengan nada kesal, kemudian Pegasus itu berusaha menjelaskan kembali dengan tenang “hamba diutus oleh Ratu Aleesa untuk menemui Tuan untuk membantu Kesatria Elemen Terpilih yaitu sahabat Tuan yang bernama Dika itu, selama ini Ratu Aleesa memperhatikan Tuan karena Tuan yang paling dekat dengan Dika itu dan kekuatan persahabatan diantara kalian berdua yang sudah lama dibina sangat kuat, lagipula menurut ramalan dari Penasehat Kerajaan menyebutkan kalau kalian berdua sudah ditakdirkan menjadi penjaga portal dua alam....dan menurut ramalan Penasehat Kerajaan Shadow akan dapat dikalahkan oleh Kesatria Elemen Terpilih dengan bantuan Kesatria Halilintar yaitu Tuan....” Tito mendengarkan dengan seksama lalu bertanya lagi “lho kenapa Ratu Alessa sangat yakin dengan ramalan dari Penasehat Kerajaan itu...? semua ini bikin aku pusing tau....aku jadi makin bingung....semua gak masuk akal....aku aja gak yakin bisa ngelawan Shadow sama semua pasukannya yang jumlahnya pasti buanyaaaaaak bangeeeet....tadi mungkin kebetulan aja aku bisa ngelawan serigala angin dan buat dia jadi kabur....belum tentu kalau aku ketemu dia lagi aku bisa menang....”.Tito tertunduk lesu dan membayangkan hal yang terburuk kedepan nanti. Lalu Pegasus itu terdiam sesaat sambil memperhatikan Tito yang sedang tertunduk kemudian berkata “tuan jangan mudah menyerah seperti itu....kedamaian kedua alam ada di tangan Tuan dan sahabat tuan itu....hamba akan selalu mendampingi tuan dan jika Tuan mencoba untuk mempercayai hamba...niscaya kita berdua akan memiliki ikatan batin yang kuat....ayo tuan angkat wajahmu....tuan tidak sendiri....” Tito memandang mata Pegasus yang berkaca-kaca yang berusaha meyakininya, kemudian Tito menarik nafas panjang dan mengeluarkannya berkata “okeeeee.....kalau memang begitu kenyataannya aku akan berusaha yang terbaik...aku juga gak mau si Shadow itu membuat masalah di alamku ini....lantas kapan aku berlatih lagi buat meningkatkan kemampuanku....oya ngomong-ngomong aku jadi penasaran sama yang namanya Ratu Aleesa itu...aku jadi ingin bertemu dia dan menanyakan banyak hal sama dia biar lebih jelas dengan semua ini....” Pegasus itu menjawab “hamba serahkan kepada Tuan saja kapan waktunya Tuan akan berlatih kembali....untuk masalah Tuan ingin bertemu Ratu Aleesa...sepertinya hamba harus menunggu perintah Ratu Aleesa untuk membawa Tuan menghadapnya....bersabarlah Tuanku....” “oke deeeeh...tapi janji ya....buat bawa aku temuin Ratu Aleesa....?” ucap Tito agar Pegasus berjanji dan Pegasus pun menganggukkan kepala.
Kemudian Tito teringat sesuatu, lalu mengambil bola baja yang ada di saku celananya dan berkata “oh iya gimana keadaan mereka bertiga sekarang ? aku mau liat keadaan mereka dulu....pasti Dika khawatirin mereka yang sampai sekarang belum pulang-pulang juga kerumah Dika“  bola baja itu diarahkan ke tempat agak luas di bagian pojok kamarnya dan Tito memencet tombol yang ada diatasnya, dalam sekejap keluarlah Sheryl, Magma dan Whitie yang masih tergeletak dilantai tak sadarkan dan penuh luka ditubuh mereka. Tito lalu memindahkan tubuh Sheryl ke tempat tidur sementara Magma dan Whitie tetap berada di lantai. “luka mereka sangat parah sekali, Pegasus juga gak bisa berbuat banyak untuk menolong mereka, aku harus gimana sekarang ?” ucap Tito dalam hati sambil memikirkan cara untuk menyelamatkan nyawa mereka bertiga. Kemudian Tito melirik ke arah Pegasus dan bertanya “masa kita harus diam gini aja, memang gak ada yang bisa kamu lakukan Pegasus ?” dan Pegasus pun menjawab “dengan segala hormat Tuanku, hamba pun tak tahu bagaimana caranya untuk menyembuhkan mereka bertiga, tapi hamba merasakan energi yang sangat luar biasa yang akan muncul dari dalam tubuh gadis kecil itu, sepertinya gadis kecil itu memiliki energi penyembuh“ kemudian Tito menjawab dengan ragu “masa sich gadis kecil itu bisa menyembuhkan dirinya sendiri ? wong nyatanya sekarang aja dia gak sadar-sadar...” dan Pegasus itu menjawab “mungkin dia butuh waktu Tuanku untuk memulihkan energinya...” dan Tito pun menjawab “mungkin juga...ya udah aku sekarang mau belajar dulu...besok ada ulangan pelajaran Bahasa Indonesia...nanti aku jelek nilainya...aku percayakan mereka bertiga untuk kamu jaga, oke.....” kemudian Pegasus itu menundukkan kepala dan menghampiri mereka bertiga sementara Tito menghampiri meja belajarnya hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Tito pun beristirahat.
Kriiiiiiing.....kriiiiiiinggggg.....suara alarm jam weker berbunyi dengan kencang hingga membuat Dika bangun dari tidurnya. Dika menggapai jam weker itu dan mematikan alarm dan melihat waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Sejenak Dika duduk di tepi tempat tidur dan memandangi sekeliling kamarnya, sudah lama sekali semenjak Sheryl, Magma dan Whitie pergi Dika merasakan kesepian dan merindukan mereka bertiga. Biasanya setiap pagi seperti ini disaat Dika bangun, Sheryl selalu membangunkannya dan oleh Magma dan Whitie mengucapkan selamat pagi, tetapi keadaan sekarang sudah berubah. Rasa sedih bercampur khawatir terus meliputi hati Dika setiap saat dan selalu bertanya-tanya kemanakah mereka pergi dan apakah keadaan mereka baik-baik sajakah. Lalu Dika beranjak bangun dengan gontai tak ada semangat menuju ke kamar mandi kemudian setelah itu ia menunaikan ibadah Shalat Shubuh sambil berdoa pada Allah SWT agar mereka bertiga tidak terjadi apa-apa. Setelah memakai seragamnya dan memakai tas ranselnya, Dika melangkah keluar kamarnya dan menghampiri ayahnya di ruang makan keluarga. Melihat Dika tidak bersemangat ayah Dika menyapanya dan bertanya “tumben kamu nak kelihatan tidak semangat begitu, masa jagoan lemes gitu...kamu sakit ?” lalu Dika menatap ayahnya sambil duduk di kursi “gak apa-apa kok yah...Dika semalam belajar sampai jam 11 malam....jadi Dika masih ngantuk...” dengan gaya berpura-pura menguap kemudian ayahnya bertanya lagi “memangnya sekarang ada ulangan mata pelajaran apa sampai larut malam begitu tidurnya ? jaga kesehatan kamu, kamu khan sebentar lagi mau Ujian Nasional lho...kalau pas ujian kamu sakit, kamu sendiri yang akan rugi...” dan Dika menjawab “hari ini ada Ulangan Harian pelajaran Bahasa Indonesia yah....iya ayah...Dika akan jaga kesehatan kok...” lalu kemudian tak lama Ibu datang membawa sarapan untuk mereka berdua.
Ketika Ibu menaruh piring yang sudah diisi nasi dan diberikan kepada Dika dan Ayah, Ibu memperhatikan wajah Dika “kamu kok kelihatan lesu nak, apa kamu sakit ?” tanya Ibu sambil menaruh lengannya ke dahi dan leher Dika memastikan keadaan Dika. “ “Dika gak apa-apa bu, dia semalam belajar sampai larut “ ucap ayah menenangkan Ibu. Ibu menjawab “Ibu hanya khawatir aja pak, takut Dika sakit” dan Ayah mencoba menenangkan Ibu “sudah bu, Dika bisa jaga diri kok, dia kan sudah besar, ya gak nak ?” sambil melihat ke arah Dika dan Dika pun mengerti maksud ayah kemudian berkata “iya mah, Dika semalam belajar sampai larut malam jadi sekarang Dika masih ngantuk...” “ohhh....begitu....Ibu kira kamu sakit nak, jaga kesehatan ya nak, jangan terlalu kecapean.....!!!” ucap Ibu dan Dika menjawab “iya maaaah...okeeee...” kemudian Dika dan Ayah menyantap sarapan yang sudah disediakan Ibu dan setelah itu mereka berdua pun pamit untuk berangkat.
Sementara itu Tito pun sudah bersiap berangkat kesekolah, sebelum ia keluar dari kamar ia berkata kepada Pegasus “Pegasus, tolong ya jaga mereka bertiga...takutnya Serigala hitam itu masih mencari mereka...aku berangkat dulu sekolah...” Pegasus itu menjawab “lalu bagaimana dengan Tuan nanti selagi hamba menjaga mereka...?” lalu Tito membalikkan badan menuju ke pintu kamar dan berkata “tenang aja....aku bisa jaga diri....sampai ketemu sore yaaaa....jaga aja mereka....” dan Pegasus menjawab “baiklah tuanku...” setelah itu Tito menaiki sepeda motornya dan pergi ke sekolah.
Di sekolah Dika bertemu dengan Tito, seperti biasa Tito menyapa Dika, tetapi hari itu Dika tidak menggubris sapaan Tito dan hanya melihat Tito tanpa berkata sepatah katapun. Sikap Dika yang aneh itu membuat Tito heran dan berusaha menghibur “kenapa sob ? lemes amat...gak dikasih uang jajan ya ma ortu...? heheh....” Dika menjawab “maaf To, aku lagi gak mood bercanda...” “waduuuhhh.....aku kan cuma bercanda sob...sensi amat cuy.....” kemudian Tito pura-pura bertanya “oya...Sheryl udah balik belum...” Dika hanya menggeleng-gelengkan kepala. Tito pun berkata “owwwwwhh....pantesssss......mang kamu gak tahu Sheryl pergi kemana ?” Dika menjawab “mau cari kemana To ? Tuh anak kan bukan manusia....bisa aja dia dimana-mana jauh dari sini....lagipula ngapain juga dia pergi sama Magma dan Whitie gitu....mana gak ngajak-ngajak lagi....gimana gak kesel....” Tito mengangguk dan berkata “ohhhh jadi gitu ceritanya....pantesan kamu dari tadi diem terus gitu...” giliran Dika yang bertanya “ngapain sich To nanya-nanya Sheryl udah pulang apa belum gitu...memangnya kamu tahu dia ada dimana sekarang...?” mendengar pertanyaan Dika itu Tito berusaha bersikap tenang dan berpura-pura tidak tahu apa-apa “aku sich cuma nanya aja sob, aku gak tahu kalau Sheryl, Magma dan Whitie itu sangat berarti buat kamu...kamu tahu sendiri kan aku gak bisa liat arwah kayak kamu....” lalu Dika berkata dengan nada kesal “makanya kalau gak tahu gak usah banyak tanya....aku lagi pengen sendiri sekarang..maaf...!!!” mendengar nada ucapan Dika sudah kesal seperti itu Tito hanya mengangkat bahu dan berkata “oke...okeeee...maaaf kalau aku banyak nanya ini itu....aku cuma ngehibur kamu aja sob..” kemudian meninggalkan Dika sendirian di bangku kelasnya dan tak lama bel tanda pelajaran pertama dimulai dan semua siswa bersiap untuk ulangan harian pelajaran Bahasa Indonesia.
Tito melihat ke arah Dika dari belakang dan berkata dalam hati “maafin aku sob, aku sengaja bohong karena aku takut identitasku yang sebenarnya diketahui sama Shadow dan anak buahnya dan juga aku sudah berjanji sama Pegasus untuk merahasiakan ini semua...” kemudian Ibu Guru memberikan naskah soal kepada Tito dan semua siswa di kelas itu mengerjakan soal dengan serius. Hari itu Dika sungguh-sungguh ingin sendirian tanpa ditemani Tito hingga pelajaran terakhr usai pun Dika tetap menyendiri, sebagai sahabatnya Tito tidak berani mengganggu Dika dan hanya memperhatikan dari jauh dan Dika pun pulang sendiri dengan gontai. Tito memperhatikan Dika dari jauh dan berkata dalam hati “ya ampun kasian amat tuh anak....kehadiran Sheryl dan kedua penguasa elemen itu memang benar-benar sangat berharga buat Dika...semoga saja mereka bertiga cepat pulih dan kembali ke Dika....” setelah Dika hilang dari pandangan Tito, Tito pun menaiki sepeda motornya dan bergegas pulang.
Sesampainya dirumah, Tito melihat keadaan Sheryl, Magma dan Whitie yang masih belum ada perkembangan, mereka bertiga masih tak sadarkan diri dengan penuh luka-luka di sekujur tubuh. Tito lalu menceritakan tentang pertemuannya dengan Dika ketika disekolah tadi kepada Pegasus, lalu kemudian Tito bertanya “apa kamu tahu apakah mereka bertiga bisa pulih lagi seperti semula ? kasihan sekali Dika, dia amat sedih kehilangan Sheryl dan teman-temannya ini, aku gak tega...” sambil melihat tubuh Sheryl dan kedua pengendali elemen yang tak berdaya sampai saat ini.  “hamba tak bisa berbuat banyak untuk menolong mereka bertiga yang mulia, akan tetapi hamba sudah berusaha untuk memberikan energi hamba kepada mereka ketika tuan pergi tadi. Tapi energi hamba terlalu sedikit untuk menyembuhkan mereka bertiga” jawab Pegasus sambil menundukkan kepala tanda menyesal. “ya sudah kamu sudah berusaha semampu kamu ini toh...nda usah dipaksakan...dengan terpaksa kita tunggu beberapa hari lagi sampai mereka berdua pulih dan sementara mereka tinggal di sini saja...” jawab Tito dengan santai. Lalu Tito bertanya “lalu aku harus gimana sekarang ?, gak tega liat Dika sedih gitu terus...” dalam keadaan bingung tiba-tiba Pegasus terlihat gelisah dan tanduk emas yang ada di dahinya bersinar “maaf Tuan, hamba merasakan energi jahat sedang menuju kemari....energi itu berasal dari luar...” ucap Pegasus. Tito segera melihat ke luar jendela dan ia melihat beberapa sosok bayangan hitam bersembunyi di balik batang pohon tak jauh dari samping rumahnya. “gila....bahaya ini....anak buah Shadow sudah dapat masuk ke alam manusia dan sepertinya mereka sudah mengetahui keberadaan Sheryl dan kedua penguasa elemen...kita harus segera bertindak...Pegasus buka Portal Reverse sekarang....” ucap Tito.
Kemudian Pegasus itu dengan tanduk emasnya mulai membuka portal yang berbeda dengan portal sebelumnya, portal ini nampak seperti cermin yang hanya pengendali Halilintar yang memiliki kemampuan ini untuk memasuki portal ini. Portal Reverse ini kebalikan dari alam manusia, meskipun didalamnya nampak sama, bedanya semua objek letaknya terbalik ke atas dan memiliki gravitasi bumi yang rendah sehingga tubuh Tito menjadi ringan dan seolah-olah melayang. Setelah mereka berdua berada di Portal Reverse, mereka menghampiri anak buah Shadow itu. Anak buah Shadow itu berpakaian hitam dengan wajah tertutup dan hanya terlihat matanya saja yang menyala langsung mengepung Tito dan Pegasus dari segala arah. Tito yang telah memakai pakaian tempurnya tidak menyangka ternyata anak buahnya ini dapat melipatgandakan tubuhnya menjadi banyak, lalu dengan sedikit khawatir Tito berbisik kepada Pegasus yang berada dibelakangnya sambil matanya tetap waspada “pssssst.....kamu bisa gak lawan mereka sebanyak gini ? jujur aku agak ragu bisa lawan mereka...kayaknya mereka kuat-kuat...” lalu Pegasus menjawab “kalau Tuan merasa ragu kemungkinan besar kita berdua akan kalah dan nasib kita akan seperti gadis kecil itu...” ketika mereka berdua sedang berdiskusi tiba-tiba muncul sosok serigala angin berwarna hitam kelam berada tepat diatas pohon. “matilah kalian sekarang, berani-beraninya kau serang aku dari belakang dan menghalangi rencanaku “ucap Serigala Angin itu. “heeeh pengecut....beraninya maen keroyokan gini...satu lawan satu kalau kamu ngaku jantan...” teriak Tito meledek. Serigala Angin itu menjadi marah dan berkata “dasar manusia tak tahu diri....sudah mau mati masih juga sombong...hadapi pasukan anginku kalau kau bisa....hahahahah....”.kemudian Serigala Angin itu melolong dengan sangat keras dan pasukan ninja itu mulai menyerang mereka berdua.
Awalnya Tito dan Pegasus dapat memusnahkan pasukan ninja itu dalam sekejap. “yihuuuuuuuu....kita berhasil melawan mereka, ternyata cuma segitu kemampuan pasukan kamu heh serigala angin....sekarang giliran kamu yang mati....” ucap Tito dengan angkuh sambil mengarahkan salah satu pedang halilintarnya ke arah Serigala Angin. Akan tetapi Sergala Angin itu tertawa terbahak-bahak “whahahahahahahahhhhh......jangan sombong dulu, aku tadi hanya pemanasan saja.....itu belum seberapa....akan ku tunjukkan kemampuanku yang sebenarnya sekarang...” lalu Serigala Angin itu melolong sebanyak 3 kali dan dalam sekejap di hadapan Tito dan Pegasus pasukan ninja itu jumlahnya semakin berlipat ganda. Tito kaget melihat pasukan sebanyak itu dan hatinya mulai goyah, ketika melirik ke arah Pegasus yang sedari tadi disampingnya terlihat tetap tenang, lalu Tito bertanya “kok bisa sich kamu tetap tenang gitu....lihat sendiri khan musuh di depan kita banyak banget gitu....kamu gak takut mati bukan ? aku belum siap mati lho....aku masih pengen sukses dan menikah...gak mau mati sia-sia gini....”. Pegasus itu menjawab dengan tenang “hilangkan keraguanmu Tuanku, seperti hamba yang percaya penuh pada Tuan. Hamba yakin Tuan bisa melawan mereka semua” lalu Tito menjawab “aku tanya sekali lagi, apa kamu yakin kalau aku itu anak terpilih untuk melindungi alam manusia dan menjadi pengendali elemen....kalau ternyata aku bukan anak yang terpilih bagaimana ?” kemudian Pegasus menatap wajah Tito dan berkata ‘Hamba serahkan semuanya kepada Allah SWT akan takdirku...kalau Hamba mati hari ini....Hamba sangat terhormat bisa berjuang sama-sama dengan Tuan” mendengar perkataan Pegasus itu Tito menjadi terharu dan berkata “aku gak nyangka kalau kamu sangat percaya denganku sampai segitunya, aku makin percaya sama kamu Pegasus....ayo kita berjuang sampai akhir....”. setelah ucapan Tito itu keajaiban pun terjadi, tiba-tiba kedua Pedang Halilintar yang ada di genggaman Tito bersinar dan menghilang bersamaan dengan menghilangnya Pegasus juga, kemudian pakaian tempur Tito menjadi bersinar keemasan dan tubuh Tito pun melayang terbang membuat pasukan ninja itu dalam sekejap menghilang terkena cahaya itu. Lalu Tito menginjak tanah kembali dengan pakaian tempur yang sudah berganti bentuk, kedua Pedang Halilintarnya saat ini sudah menyatu dengan pakaian tempur dan terletak di kedua lengannya dan pakaian tempur itu memiliki sayap seperti sayap Pegasus. Karena Tito sudah semakin percaya dengan Pegasus, ikatan batin mereka berdua semakin kuat dan membuat kekuatan Tito menjadi berlipat ganda menyatu dengan kekuatan Pegasus. Aliran-aliran listrik mengelilingi tubuh Tito dan ia merasakan kekuatan yang sangat kuat. Tito cukup lama memandangi pakaian tempurnya yang baru itu “woooooww coooolll....ini keren banget....makasih ya Pegasus kamu udah percaya sama aku....jadi ternyata ini yang kamu maksud....” ucap Tito berkomunikasi dengan Pegasus yang saat ini berada di dalam tubuh Tito. “iya Tuanku...akhirnya Tuan semakin percaya dengan hamba. Jangan ada lagi keraguan dalam hati Tuan, kita berjuang sama-sama.....Tuan tidak sendiri....” jawab Pegasus. “baiklah pegasus....ayo kita kasih pelajaran sama serigala bau itu...” Ucap Tito dengan melesat bergerak menghampiri Serigala Angin itu.
Sementara itu di kamat Tito, tubuh Sheryl perlahan-lahan mengeluarkan cahaya putih dan secara ajaib luka-luka di tubuhnya berangsur-angsur menghilang hingga cahaya putih itupun menghilang. Perlahan-lahan Sheryl membuka matanya, ia masih samar-samar untuk melihat dan tak lama pandangannya semakin jelas “where am i ? ini bukan rumah Kak Dika. Kemudian pelan-pelan Sheryl bangun dari tempat tidur dan dengan masih kebingungan ia melihat sekeliling kamar dimana sangat asing untuknya, lalu pandangannya tertuju pada Magma dan Whitie yang masih tergelatak tak sadarkan diri dengan tubuh yang penuh luka emudian menghampirinya. “ya tuhan.....Magma.....Whitie....are you okay.....?” pekik Sheryl terkejut. Sheryl mencoba menggoyang-goyangkan tubuh Magma dan Whitie, akan tetapi mereka berdua tetap tidak sadarkan diri. Kemudian Sheryl menyentuh bagian tubuh Magma dan Whitie, terasa oleh Sheryl aura mereka berdua masih ada “puji tuhan....mereka berdua masih hidup....aku akan obati luka-luka mereka berdua agar mereka sadar....”.Sheryl memejamkan matanya dan kedua telapak tangannya yang mungil di arahkan ke tubuh Magma dan Whitie, dari kedua telapak tangannya itu keluar cahaya putih dan dalam sekejap luka-luka yang ada ditubuh Magma dan Whitie menghilang dan mereka berdua pun akhirnya siuman. “terima kasih nak sudah menolong aku “ucap Whitie dengan senang dan Sheryl pun memeluknya dengan bahagia “sama-sama Whitie”. Ketika Sheryl melihat ke arah Magma, berharap mengucapkan terima kasih kepadanya, akan tetapi Magma langsung memalingkan wajahnya dan membelakangi Sheryl. Tidak terima dengan perlakuan Magma Sheryl pun cemberut dan dengan bertolak pinggang berkata “bad birdie....tidak tahu terima kasih, sudah aku tolong malah buang muka gitu....awasssss yaaaa....” Whitie mendekati Sheryl dan berusaha menenangkannya “sudah jangan marah...memang seperti itu tabiat Magma”. lalu Magma tiba-tiba berkata sambil memandang sekitar kamar “ada yang tahu kita ada dimana? Ini bukan kamar Dika...dimana ini...?” Whitie pun menjawab “aku juga tak tahu kita ada dimana, sebaiknya kita sekarang pulang...Dika pasti sudah mengkhawatirkan kita....kita pulang lewat portal saja agar langsung menuju kamar Dika”. Sheryl terdiam dan berkata “kalian dengar sesuatu tidak ?” Magma dan Whitie pun memasang telinganya dan samar-samar terdengar orang berkelahi. Whitie pun lalu mengeluarkan kekuatannya untuk menerawang dan terlihat sosok anak muda berpakaian tempur sedang bertarung dengan Serigala Angin dan anak muda itu terlihat sangat kewalahan. Kemudian dengan heran Whitie berkata “bagaimana anak muda itu bisa masuk ke Dunia Kebalikan. Siapa dia ? dia lawan atau kawan ?” mendengar ucapan Whitie, Sheryl menjadi semakin penasaran dan ia menyentuh Whitie dan Sheryl dapat melihat apa yang Whitie lihat. “apa yang menyebabkan Phima jadi jahat begitu ?” tanya Sheryl dengan wajah sedih. Whitie lalu bertanya kepada Sheryl “memangnya Sheryl kenal dengan Serigala Angin itu...” Sheryl mengangguk dan berkata “ingatan aku sempat hilang dan yang aku ingat sampai saat ini kalau Phima yang selama ini menjagaku sebelum aku bertemu dengan Kak Dika dan kalian berdua”. Melihat wajah Sheryl yang murung dan tertunduk akhirnya Whitie tergerak hatinya untuk membantu menyadarkan Phima. “baiklah gadis manis, aku dan Magma akan membantumu...” ucap Whitie sambil melirik ke arah Magma, Magma terkejut mendengar ucapan Whitie dan ketika melihat mata Sheryl berkaca-kaca memohon Magma untuk membantu akhirnya Magma pun luluh hatinya dan bersedia membantu dengan terpaksa. Sheryl pun meluapkan kegembiraannya dengan memeluk Whitie “thank you so much...” lalu Whitie mencoba membuka Portal ke Dunia Kebalikan dengan menginjakkan kaki depannya ke lantai dan tiba-tiba portal itu pun terbuika kemudian mereka bertiga masuk kedalamnya.
Sheryl, Magma dan Whitie pun bergegas menuju tempat dimana anak muda itu berada untuk menolongnya sekaligus menyadarkan Phima dari pengaruh jahat Shadow. Setelah beberapa lama melawan Serigala Angin itu Tito kehabisan tenaga dan akhirnya mengalami kekalahan. Serigala Angin itu ternyata musuh yang sangat kuat dan sulit dikalahkan meskipun Tito sudah menyatu dengan Pegasus, Tito benar-benar dalam keadaan terdesak dimana Serigala Angin itu berhasil mengurung tubuh Tito dengan kekuatan Pusaran Angin Hitam pekatnya dan membuat Tito tak bisa berbuat apa-apa. Pusaran Angin Hitam itu semakin lama semakin menghimpit tubuh Tito dan membuatnya tidak bisa bernafas. Dalam keadaan itu tito sempat berbicara kepada Pegasus yang ada dalam tubuhnya “maa...maafkan aku Pegasus, aku sudah membuat kamu kecewa...aku tidak bisa melawan Serigala Angin ini....keluarlah dari tubuhku dan minta bantuan sama Dika...aku rela kalau Dika jadi Tuanmu yang baru...karena dia sahabat terbaikku...” kemudian Pegasus itu menjawab “tidak Tuanku...aku tidak akan meninggalkan Tuan....aku sudah senang Tuan mau mempercayai aku....ini mungkin sudah takdir....”.
Dalam keadaan makin genting itu tiba-tiba terdengar suara anak perempuan dari jauh berteriak “Shiniiiiiiiiing Arrrrrooooooow....!” dan melesat beberapa anak panah mengenai pusaran angin hitam itu dan purasan angin itu pun menghilang kemudian Serigala Angin itu terpelanting terlempar jauh. Tito pun rubuh ke tanah tak sadarkan diri. “kita belum terlambat menolongnya” ucap Sheryl sambil menghampiri Tito. Kemudian Sheryl berkata kepada Magma “Magma, tolong panggil Kak Dika Sekarang....kita butuh bantuannya sekarang....!!!”. Akhirnya Magma terbang melesat pergi meninggalkan Sheryl untuk mencari bantuan. “Dasar Bocah Tengik....gak ada kapok-kapoknya haaaaaah.....bagaimana kau bisa selamat dari seranganku waktu itu....” ucap Serigala Angin itu dengan marah.dan langsung menyerang Sheryl. Sheryl dengan sigap menghalau serangan dan sambil berusaha menyadarkan “Phima....ini aku Sheryl....ingat....pleaseee...sadar...” dengan terus melancarkan serangan Serigala Angin itu menjawab “aku Typoon....dan aku tidak kenal kau....rasakan seranganku.....hiaaaaaaaat” Sheryl terus berusaha menyadarkan Phima dengan dibantu oleh Whitie.
Di kamar, ketika Dika sedang asyik membaca koleksi komiknya untuk menghilangkan kesedihannya karena ditinggal Sheryl, Magma dan Whitie, Dika dikejutkan dengan suara gemuruh dan disusul muncul pusaran berbentuk bulat oval dan dari situ keluarlah Magma yang berhasil menemui Dika. sesaat Dika hanya diam membisu melihat Magma muncul dihadapannya, kemudian cepat-cepat Dika sadar dan bertanya “kamu kemana aja, mana Sheryl sama Whitie....? bulatan itu apa ?“kemudian Magma menjawab “tidak ada waktu untuk menjelaskan, cepat ikut aku dan masuk ke portal itu sekarang....!!” melihat Magma sedang terburu-buru kemudian Dika mengikuti perintah Magma dan masuk kedalam Portal itu. ketika masuk kedalam portal Dika pun berubah bentuk dan sudah menggunakan pakaian tempur api dengan sayap di punggungnya kemudian Dika melesat terbang.
Ketika sampai di tempat pertempuran, Dika sangat heran melihat Sheryl sudah menggunakan pakaian tempur dan terlihat berusaha melawan Serigala Angin bersama Whitie. Tak jauh dari tempat Dika berdiri, Dika melihat sosok laki-laki seusianya yang sudah tak asing menggunakan pakaian tempur sama seperti yang ia pakai sedang tak sadarkan diri. Kemudian Dika menghampirinya “Tito....bangun.....toooo.....kamu gak apa-apa ? Dika pun memindahkan Tito ke tempat yang aman. Setelah itu Dika mengeluarkan Pedang Api dan bergegas menolong Sheryl dan Whitie disusul oleh Magma dari belakang. Pertempuran pun tak dapat dielakkan, mereka berempat bertarung melawan Serigala Angin yang sangat kuat itu. Sheryl tersenyum senang melihat Dika sudah tiba untuk membantunya. Dika melihat sekilas di dahi Serigala Angin itu tertanam Batu Kristal berwarna hitam dan teringat ketika bertarung dengan hantu anak kecil yang berubah jadi raksasa yang kejam. Dengan kekuatan Api yang Dika miliki akhirnya Serigala Angin itu berhasil dipukul mundur, Kemudian Dika memerintahkan Whitie untuk meminjamkan kekuatan airnya dan seketika Pakaian Tempurnya berubah bentuk. Dika mengeluarkan kekuatan air untuk mengurung Serigala Angin itu dan dengan cekatan Dika berlari dan memukulnya tepat ke arah dahi Serigala Angin sehingga Batu Kristal Hitam itu hancur berkeping-keping disusul teriakan yang keras Serigala Angin itu dan kemudian Serigala Angin tumbang ke tanah.       
Pertarungan sengit itu pun berakhir, Sheryl pun mendekati Serigala Angin itu dan berkata “Phima...kamu gak apa-apa khan....ini aku Sheryl....” kemudian Sheryl memeluk Serigala Angin itu. Dika lalu meninggalkan Sheryl, dan menghampiri Magma dan Whitie untuk meminta penjelasan atas semua ini. “kalian bertiga selama ini kemana dan kenapa aku baru tahu tentang portal masuk kedunia ini.....siapa yang mau jelaskan....?” Magma dan Whitie hanya saling berpandangan dan menundukkan kepala, mereka sangat merasa bersalah tidak memberitahukan kepada Dika tentang yang telah terjadi. “kok kalian diem....selama kalian gak ada aku tuh khawatirin terus kalian dan aku selalu punya firasat gak enak sama kalian....jujur aku kecewa sama kalian....aku sudah percaya sama kalian, tapi kalian....udahlah...yang jelas aku benar-benar kecewa dengan kalian semuanya...tolong bukakan portalnya...aku mau istirahat....” dengan tertunduk tak berani melihat Dika, Whitie membuka kembali Portal dan Dika meninggalkan dunia itu sendiri. Magma dan Whitie menghampiri Sheryl. Melihat Dika kecewa seperti itu Sheryl pun merasa amat bersalah dan berkata “Kak Dika marah sama kita....aku yang salah mengajak kalian berdua untuk melatih aku jadi kuat...tadinya aku ingin menjadi kuat agar bisa membantu dan membuat Kak Dika Bangga, karena Kakak sudah banyak menulong aku....tapi kenyataannya malah jadi begini” Sheryl pun menjadi menangis sedih dan tetesan air matanya membasahi wajah Serigala Angin yang ada di pangkuan Sheryl. Serigala Angin itu terbangun dan menghapus airmata Sheryl. Awalnya Sheryl merasa kaget karena ada yang menghapus airmatanya, ketika dilihat ternyata Phima yang dia kenal sudah kembali seperti biasa. Lalu Phima berkata “Putri jangan menangis....Phima jadi sedih kalau Putri menangis” Sheryl menjawab dengan nada sedih “aku udah buat Kak Dika Kecewa....padahal Kak Dika udah baik dan sayang sama aku.....aku harus bagaimana biar Kak Dika mau maafkan aku dan kalian....” dan Sheryl pun kembali menangis. “tenang aja Sheryl, Kakak tahu kok caranya...” ucap Tito yang sudah siuman dan berusaha menenangkan Sheryl. “kakak temannya Kak Dika yaaa....” tanya Sheryl, lalu Tito menjawab “kakak sahabatnya Kak Dika di sekolah...nama kakak Kak Tito....”
Kemudian Tito berkata lagi “biar itu urusan kakak, sekarang kita keluar dari sini yuk....kita ketemu lagi nanti....kita berpisah disini...kakak mau pulang dulu lewat portal lain....” Sheryl mengangguk pelan dan hanya memandang kepergian Tito kemudian Sheryl, Magma, Whitie dan Phima kembali ke alam manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar