Dikamar Tito,
muncul sebuah lingkaran berbentuk oval dan dari situ muncul Tito dan Pegasus,
kemudian Tito melihat jam di dinding kamarnya yang menunjukkan baru pukul 8
malam. “koq masih jam segini, padahal kita di dunia kristal cukup lama khan
Pegasus ?” tanya Tito kepada Pegasus kemudian Pegasus menjelaskan “memang di
Dunia Kristal dimensi waktunya berbeda dengan alam manusia, disana waktu
berjalan sangat lambat dimana satu hari disana sama dengan 1 menit di alam
manusia...” lalu Tito mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti dan berkata
lagi “ooooooh gitu toh....pantas perasaan koq lama banget disana...aku kira
sudah lama aku pergi dan tadinya aku khawatir ortuku akan kebingungan mencariku
yang tiba-tiba menghilang dari kamar tadi....”. Tito memperhatikan tubuhnya, ia
nampak kebingungan karena tidak lagi menggunakan pakaian tempurnya dan sudah
mengenakan pakaian seperti semula “Pegasus, kemana baju tempurku ? perasaan
tadi aku masih mengenakan baju itu sebelum keluar dari portal...padahal baju
tempurnya keren banget tadi...aku jadi makin gagah....heheh” ucap Tito tertawa
sendiri, lalu Pegasus menjelaskan “portal itu adalah pintu gerbang antara Dunia
Kristal dengan Alam Manusia, Tuan hanya bisa menggunakan pakaian tempur itu
ketika di Dunia Kristal saja sementara tuan hanya bisa menggunakan kekuatan
elemen halilintar selama di Alam Manusia dan itupun kemampuannya terbatas....”
“lho kenapa aku gak bisa pakai baju tempur itu disini ? kalau tiba-tiba Shadow
buat masalah disini nanti bagaimana ? gaswat eh gawat khan kalo gitu...?” tanya
Tito lagi dan Pegasus itu menjelaskan “itu hanya masalah waktu, Tuan dapat
menggunakan pakaian tempur dan mengendalikan sepenuhnya kekuatan elemen
halilintar apabila ikatan batin antara hamba dan Tuan semakin kuat dan kekuatan
itu akan keluar dengan sendirinya dan akan memiliki kekuatan yang semakin
besar....” “lho memangnya sekarang kamu masih gak percaya sama aku....terus
kenapa kamu milih aku jadi Kesatria kalau kenyataannya kita masih belum ada
ikatan batin yang kuat ? apa kamu yakin kalo aku cocok jadi Ksatria
Halilintar....? “ucap Tito dengan nada kesal, kemudian Pegasus itu berusaha
menjelaskan kembali dengan tenang “hamba diutus oleh Ratu Aleesa untuk menemui
Tuan untuk membantu Kesatria Elemen Terpilih yaitu sahabat Tuan yang bernama
Dika itu, selama ini Ratu Aleesa memperhatikan Tuan karena Tuan yang paling
dekat dengan Dika itu dan kekuatan persahabatan diantara kalian berdua yang
sudah lama dibina sangat kuat, lagipula menurut ramalan dari Penasehat Kerajaan
menyebutkan kalau kalian berdua sudah ditakdirkan menjadi penjaga portal dua
alam....dan menurut ramalan Penasehat Kerajaan Shadow akan dapat dikalahkan
oleh Kesatria Elemen Terpilih dengan bantuan Kesatria Halilintar yaitu
Tuan....” Tito mendengarkan dengan seksama lalu bertanya lagi “lho kenapa Ratu
Alessa sangat yakin dengan ramalan dari Penasehat Kerajaan itu...? semua ini
bikin aku pusing tau....aku jadi makin bingung....semua gak masuk akal....aku
aja gak yakin bisa ngelawan Shadow sama semua pasukannya yang jumlahnya pasti
buanyaaaaaak bangeeeet....tadi mungkin kebetulan aja aku bisa ngelawan serigala
angin dan buat dia jadi kabur....belum tentu kalau aku ketemu dia lagi aku bisa
menang....”.Tito tertunduk lesu dan membayangkan hal yang terburuk kedepan
nanti. Lalu Pegasus itu terdiam sesaat sambil memperhatikan Tito yang sedang
tertunduk kemudian berkata “tuan jangan mudah menyerah seperti itu....kedamaian
kedua alam ada di tangan Tuan dan sahabat tuan itu....hamba akan selalu
mendampingi tuan dan jika Tuan mencoba untuk mempercayai hamba...niscaya kita
berdua akan memiliki ikatan batin yang kuat....ayo tuan angkat wajahmu....tuan
tidak sendiri....” Tito memandang mata Pegasus yang berkaca-kaca yang berusaha
meyakininya, kemudian Tito menarik nafas panjang dan mengeluarkannya berkata
“okeeeee.....kalau memang begitu kenyataannya aku akan berusaha yang
terbaik...aku juga gak mau si Shadow itu membuat masalah di alamku
ini....lantas kapan aku berlatih lagi buat meningkatkan kemampuanku....oya
ngomong-ngomong aku jadi penasaran sama yang namanya Ratu Aleesa itu...aku jadi
ingin bertemu dia dan menanyakan banyak hal sama dia biar lebih jelas dengan
semua ini....” Pegasus itu menjawab “hamba serahkan kepada Tuan saja kapan
waktunya Tuan akan berlatih kembali....untuk masalah Tuan ingin bertemu Ratu
Aleesa...sepertinya hamba harus menunggu perintah Ratu Aleesa untuk membawa
Tuan menghadapnya....bersabarlah Tuanku....” “oke deeeeh...tapi janji
ya....buat bawa aku temuin Ratu Aleesa....?” ucap Tito agar Pegasus berjanji
dan Pegasus pun menganggukkan kepala.
Kemudian Tito teringat sesuatu, lalu mengambil bola baja yang ada di saku
celananya dan berkata “oh iya gimana keadaan mereka bertiga sekarang ? aku mau
liat keadaan mereka dulu....pasti Dika khawatirin mereka yang sampai sekarang
belum pulang-pulang juga kerumah Dika“
bola baja itu diarahkan ke tempat agak luas di bagian pojok kamarnya dan
Tito memencet tombol yang ada diatasnya, dalam sekejap keluarlah Sheryl, Magma
dan Whitie yang masih tergeletak dilantai tak sadarkan dan penuh luka ditubuh
mereka. Tito lalu memindahkan tubuh Sheryl ke tempat tidur sementara Magma dan
Whitie tetap berada di lantai. “luka mereka sangat parah sekali, Pegasus juga
gak bisa berbuat banyak untuk menolong mereka, aku harus gimana sekarang ?”
ucap Tito dalam hati sambil memikirkan cara untuk menyelamatkan nyawa mereka
bertiga. Kemudian Tito melirik ke arah Pegasus dan bertanya “masa kita harus
diam gini aja, memang gak ada yang bisa kamu lakukan Pegasus ?” dan Pegasus pun
menjawab “dengan segala hormat Tuanku, hamba pun tak tahu bagaimana caranya
untuk menyembuhkan mereka bertiga, tapi hamba merasakan energi yang sangat luar
biasa yang akan muncul dari dalam tubuh gadis kecil itu, sepertinya gadis kecil
itu memiliki energi penyembuh“ kemudian Tito menjawab dengan ragu “masa sich
gadis kecil itu bisa menyembuhkan dirinya sendiri ? wong nyatanya sekarang aja
dia gak sadar-sadar...” dan Pegasus itu menjawab “mungkin dia butuh waktu
Tuanku untuk memulihkan energinya...” dan Tito pun menjawab “mungkin juga...ya
udah aku sekarang mau belajar dulu...besok ada ulangan pelajaran Bahasa
Indonesia...nanti aku jelek nilainya...aku percayakan mereka bertiga untuk kamu
jaga, oke.....” kemudian Pegasus itu menundukkan kepala dan menghampiri mereka
bertiga sementara Tito menghampiri meja belajarnya hingga tak terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 10 malam dan Tito pun beristirahat.
Kriiiiiiing.....kriiiiiiinggggg.....suara alarm jam weker berbunyi dengan
kencang hingga membuat Dika bangun dari tidurnya. Dika menggapai jam weker itu
dan mematikan alarm dan melihat waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Sejenak
Dika duduk di tepi tempat tidur dan memandangi sekeliling kamarnya, sudah lama
sekali semenjak Sheryl, Magma dan Whitie pergi Dika merasakan kesepian dan
merindukan mereka bertiga. Biasanya setiap pagi seperti ini disaat Dika bangun,
Sheryl selalu membangunkannya dan oleh Magma dan Whitie mengucapkan selamat
pagi, tetapi keadaan sekarang sudah berubah. Rasa sedih bercampur khawatir
terus meliputi hati Dika setiap saat dan selalu bertanya-tanya kemanakah mereka
pergi dan apakah keadaan mereka baik-baik sajakah. Lalu Dika beranjak bangun
dengan gontai tak ada semangat menuju ke kamar mandi kemudian setelah itu ia
menunaikan ibadah Shalat Shubuh sambil berdoa pada Allah SWT agar mereka
bertiga tidak terjadi apa-apa. Setelah memakai seragamnya dan memakai tas
ranselnya, Dika melangkah keluar kamarnya dan menghampiri ayahnya di ruang
makan keluarga. Melihat Dika tidak bersemangat ayah Dika menyapanya dan
bertanya “tumben kamu nak kelihatan tidak semangat begitu, masa jagoan lemes
gitu...kamu sakit ?” lalu Dika menatap ayahnya sambil duduk di kursi “gak
apa-apa kok yah...Dika semalam belajar sampai jam 11 malam....jadi Dika masih
ngantuk...” dengan gaya berpura-pura menguap kemudian ayahnya bertanya lagi
“memangnya sekarang ada ulangan mata pelajaran apa sampai larut malam begitu
tidurnya ? jaga kesehatan kamu, kamu khan sebentar lagi mau Ujian Nasional
lho...kalau pas ujian kamu sakit, kamu sendiri yang akan rugi...” dan Dika
menjawab “hari ini ada Ulangan Harian pelajaran Bahasa Indonesia yah....iya
ayah...Dika akan jaga kesehatan kok...” lalu kemudian tak lama Ibu datang
membawa sarapan untuk mereka berdua.
Ketika Ibu menaruh piring yang sudah diisi nasi dan diberikan kepada Dika
dan Ayah, Ibu memperhatikan wajah Dika “kamu kok kelihatan lesu nak, apa kamu
sakit ?” tanya Ibu sambil menaruh lengannya ke dahi dan leher Dika memastikan
keadaan Dika. “ “Dika gak apa-apa bu, dia semalam belajar sampai larut “ ucap
ayah menenangkan Ibu. Ibu menjawab “Ibu hanya khawatir aja pak, takut Dika
sakit” dan Ayah mencoba menenangkan Ibu “sudah bu, Dika bisa jaga diri kok, dia
kan sudah besar, ya gak nak ?” sambil melihat ke arah Dika dan Dika pun mengerti
maksud ayah kemudian berkata “iya mah, Dika semalam belajar sampai larut malam
jadi sekarang Dika masih ngantuk...” “ohhh....begitu....Ibu kira kamu sakit
nak, jaga kesehatan ya nak, jangan terlalu kecapean.....!!!” ucap Ibu dan Dika
menjawab “iya maaaah...okeeee...” kemudian Dika dan Ayah menyantap sarapan yang
sudah disediakan Ibu dan setelah itu mereka berdua pun pamit untuk berangkat.
Sementara itu Tito pun sudah bersiap berangkat kesekolah, sebelum ia
keluar dari kamar ia berkata kepada Pegasus “Pegasus, tolong ya jaga mereka
bertiga...takutnya Serigala hitam itu masih mencari mereka...aku berangkat dulu
sekolah...” Pegasus itu menjawab “lalu bagaimana dengan Tuan nanti selagi hamba
menjaga mereka...?” lalu Tito membalikkan badan menuju ke pintu kamar dan
berkata “tenang aja....aku bisa jaga diri....sampai ketemu sore yaaaa....jaga
aja mereka....” dan Pegasus menjawab “baiklah tuanku...” setelah itu Tito
menaiki sepeda motornya dan pergi ke sekolah.
Di sekolah Dika bertemu dengan Tito, seperti biasa Tito menyapa Dika,
tetapi hari itu Dika tidak menggubris sapaan Tito dan hanya melihat Tito tanpa
berkata sepatah katapun. Sikap Dika yang aneh itu membuat Tito heran dan berusaha
menghibur “kenapa sob ? lemes amat...gak dikasih uang jajan ya ma ortu...?
heheh....” Dika menjawab “maaf To, aku lagi gak mood bercanda...”
“waduuuhhh.....aku kan cuma bercanda sob...sensi amat cuy.....” kemudian Tito
pura-pura bertanya “oya...Sheryl udah balik belum...” Dika hanya
menggeleng-gelengkan kepala. Tito pun berkata “owwwwwhh....pantesssss......mang
kamu gak tahu Sheryl pergi kemana ?” Dika menjawab “mau cari kemana To ? Tuh
anak kan bukan manusia....bisa aja dia dimana-mana jauh dari sini....lagipula
ngapain juga dia pergi sama Magma dan Whitie gitu....mana gak ngajak-ngajak
lagi....gimana gak kesel....” Tito mengangguk dan berkata “ohhhh jadi gitu
ceritanya....pantesan kamu dari tadi diem terus gitu...” giliran Dika yang
bertanya “ngapain sich To nanya-nanya Sheryl udah pulang apa belum
gitu...memangnya kamu tahu dia ada dimana sekarang...?” mendengar pertanyaan
Dika itu Tito berusaha bersikap tenang dan berpura-pura tidak tahu apa-apa “aku
sich cuma nanya aja sob, aku gak tahu kalau Sheryl, Magma dan Whitie itu sangat
berarti buat kamu...kamu tahu sendiri kan aku gak bisa liat arwah kayak
kamu....” lalu Dika berkata dengan nada kesal “makanya kalau gak tahu gak usah
banyak tanya....aku lagi pengen sendiri sekarang..maaf...!!!” mendengar nada
ucapan Dika sudah kesal seperti itu Tito hanya mengangkat bahu dan berkata
“oke...okeeee...maaaf kalau aku banyak nanya ini itu....aku cuma ngehibur kamu
aja sob..” kemudian meninggalkan Dika sendirian di bangku kelasnya dan tak lama
bel tanda pelajaran pertama dimulai dan semua siswa bersiap untuk ulangan
harian pelajaran Bahasa Indonesia.
Tito melihat ke arah Dika dari belakang dan berkata dalam hati “maafin
aku sob, aku sengaja bohong karena aku takut identitasku yang sebenarnya
diketahui sama Shadow dan anak buahnya dan juga aku sudah berjanji sama Pegasus
untuk merahasiakan ini semua...” kemudian Ibu Guru memberikan naskah soal
kepada Tito dan semua siswa di kelas itu mengerjakan soal dengan serius. Hari
itu Dika sungguh-sungguh ingin sendirian tanpa ditemani Tito hingga pelajaran
terakhr usai pun Dika tetap menyendiri, sebagai sahabatnya Tito tidak berani
mengganggu Dika dan hanya memperhatikan dari jauh dan Dika pun pulang sendiri
dengan gontai. Tito memperhatikan Dika dari jauh dan berkata dalam hati “ya
ampun kasian amat tuh anak....kehadiran Sheryl dan kedua penguasa elemen itu
memang benar-benar sangat berharga buat Dika...semoga saja mereka bertiga cepat
pulih dan kembali ke Dika....” setelah Dika hilang dari pandangan Tito, Tito
pun menaiki sepeda motornya dan bergegas pulang.
Sesampainya dirumah, Tito melihat keadaan Sheryl, Magma dan Whitie yang
masih belum ada perkembangan, mereka bertiga masih tak sadarkan diri dengan
penuh luka-luka di sekujur tubuh. Tito lalu menceritakan tentang pertemuannya
dengan Dika ketika disekolah tadi kepada Pegasus, lalu kemudian Tito bertanya
“apa kamu tahu apakah mereka bertiga bisa pulih lagi seperti semula ? kasihan
sekali Dika, dia amat sedih kehilangan Sheryl dan teman-temannya ini, aku gak
tega...” sambil melihat tubuh Sheryl dan kedua pengendali elemen yang tak
berdaya sampai saat ini. “hamba tak bisa
berbuat banyak untuk menolong mereka bertiga yang mulia, akan tetapi hamba sudah
berusaha untuk memberikan energi hamba kepada mereka ketika tuan pergi tadi.
Tapi energi hamba terlalu sedikit untuk menyembuhkan mereka bertiga” jawab
Pegasus sambil menundukkan kepala tanda menyesal. “ya sudah kamu sudah berusaha
semampu kamu ini toh...nda usah dipaksakan...dengan terpaksa kita tunggu
beberapa hari lagi sampai mereka berdua pulih dan sementara mereka tinggal di
sini saja...” jawab Tito dengan santai. Lalu Tito bertanya “lalu aku harus
gimana sekarang ?, gak tega liat Dika sedih gitu terus...” dalam keadaan
bingung tiba-tiba Pegasus terlihat gelisah dan tanduk emas yang ada di dahinya
bersinar “maaf Tuan, hamba merasakan energi jahat sedang menuju
kemari....energi itu berasal dari luar...” ucap Pegasus. Tito segera melihat ke
luar jendela dan ia melihat beberapa sosok bayangan hitam bersembunyi di balik
batang pohon tak jauh dari samping rumahnya. “gila....bahaya ini....anak buah
Shadow sudah dapat masuk ke alam manusia dan sepertinya mereka sudah mengetahui
keberadaan Sheryl dan kedua penguasa elemen...kita harus segera bertindak...Pegasus
buka Portal Reverse sekarang....” ucap Tito.
Kemudian Pegasus itu dengan tanduk emasnya mulai membuka portal yang
berbeda dengan portal sebelumnya, portal ini nampak seperti cermin yang hanya
pengendali Halilintar yang memiliki kemampuan ini untuk memasuki portal ini.
Portal Reverse ini kebalikan dari alam manusia, meskipun didalamnya nampak
sama, bedanya semua objek letaknya terbalik ke atas dan memiliki gravitasi bumi
yang rendah sehingga tubuh Tito menjadi ringan dan seolah-olah melayang.
Setelah mereka berdua berada di Portal Reverse, mereka menghampiri anak buah
Shadow itu. Anak buah Shadow itu berpakaian hitam dengan wajah tertutup dan
hanya terlihat matanya saja yang menyala langsung mengepung Tito dan Pegasus
dari segala arah. Tito yang telah memakai pakaian tempurnya tidak menyangka
ternyata anak buahnya ini dapat melipatgandakan tubuhnya menjadi banyak, lalu
dengan sedikit khawatir Tito berbisik kepada Pegasus yang berada dibelakangnya
sambil matanya tetap waspada “pssssst.....kamu bisa gak lawan mereka sebanyak
gini ? jujur aku agak ragu bisa lawan mereka...kayaknya mereka kuat-kuat...”
lalu Pegasus menjawab “kalau Tuan merasa ragu kemungkinan besar kita berdua
akan kalah dan nasib kita akan seperti gadis kecil itu...” ketika mereka berdua
sedang berdiskusi tiba-tiba muncul sosok serigala angin berwarna hitam kelam
berada tepat diatas pohon. “matilah kalian sekarang, berani-beraninya kau
serang aku dari belakang dan menghalangi rencanaku “ucap Serigala Angin itu.
“heeeh pengecut....beraninya maen keroyokan gini...satu lawan satu kalau kamu
ngaku jantan...” teriak Tito meledek. Serigala Angin itu menjadi marah dan
berkata “dasar manusia tak tahu diri....sudah mau mati masih juga
sombong...hadapi pasukan anginku kalau kau bisa....hahahahah....”.kemudian
Serigala Angin itu melolong dengan sangat keras dan pasukan ninja itu mulai
menyerang mereka berdua.
Awalnya Tito dan Pegasus dapat memusnahkan pasukan ninja itu dalam
sekejap. “yihuuuuuuuu....kita berhasil melawan mereka, ternyata cuma segitu
kemampuan pasukan kamu heh serigala angin....sekarang giliran kamu yang
mati....” ucap Tito dengan angkuh sambil mengarahkan salah satu pedang
halilintarnya ke arah Serigala Angin. Akan tetapi Sergala Angin itu tertawa
terbahak-bahak “whahahahahahahahhhhh......jangan sombong dulu, aku tadi hanya
pemanasan saja.....itu belum seberapa....akan ku tunjukkan kemampuanku yang
sebenarnya sekarang...” lalu Serigala Angin itu melolong sebanyak 3 kali dan
dalam sekejap di hadapan Tito dan Pegasus pasukan ninja itu jumlahnya semakin
berlipat ganda. Tito kaget melihat pasukan sebanyak itu dan hatinya mulai
goyah, ketika melirik ke arah Pegasus yang sedari tadi disampingnya terlihat
tetap tenang, lalu Tito bertanya “kok bisa sich kamu tetap tenang gitu....lihat
sendiri khan musuh di depan kita banyak banget gitu....kamu gak takut mati
bukan ? aku belum siap mati lho....aku masih pengen sukses dan menikah...gak
mau mati sia-sia gini....”. Pegasus itu menjawab dengan tenang “hilangkan
keraguanmu Tuanku, seperti hamba yang percaya penuh pada Tuan. Hamba yakin Tuan
bisa melawan mereka semua” lalu Tito menjawab “aku tanya sekali lagi, apa kamu
yakin kalau aku itu anak terpilih untuk melindungi alam manusia dan menjadi
pengendali elemen....kalau ternyata aku bukan anak yang terpilih bagaimana ?” kemudian
Pegasus menatap wajah Tito dan berkata ‘Hamba serahkan semuanya kepada Allah
SWT akan takdirku...kalau Hamba mati hari ini....Hamba sangat terhormat bisa
berjuang sama-sama dengan Tuan” mendengar perkataan Pegasus itu Tito menjadi
terharu dan berkata “aku gak nyangka kalau kamu sangat percaya denganku sampai
segitunya, aku makin percaya sama kamu Pegasus....ayo kita berjuang sampai
akhir....”. setelah ucapan Tito itu keajaiban pun terjadi, tiba-tiba kedua
Pedang Halilintar yang ada di genggaman Tito bersinar dan menghilang bersamaan
dengan menghilangnya Pegasus juga, kemudian pakaian tempur Tito menjadi
bersinar keemasan dan tubuh Tito pun melayang terbang membuat pasukan ninja itu
dalam sekejap menghilang terkena cahaya itu. Lalu Tito menginjak tanah kembali
dengan pakaian tempur yang sudah berganti bentuk, kedua Pedang Halilintarnya
saat ini sudah menyatu dengan pakaian tempur dan terletak di kedua lengannya
dan pakaian tempur itu memiliki sayap seperti sayap Pegasus. Karena Tito sudah
semakin percaya dengan Pegasus, ikatan batin mereka berdua semakin kuat dan
membuat kekuatan Tito menjadi berlipat ganda menyatu dengan kekuatan Pegasus.
Aliran-aliran listrik mengelilingi tubuh Tito dan ia merasakan kekuatan yang
sangat kuat. Tito cukup lama memandangi pakaian tempurnya yang baru itu
“woooooww coooolll....ini keren banget....makasih ya Pegasus kamu udah percaya
sama aku....jadi ternyata ini yang kamu maksud....” ucap Tito berkomunikasi dengan
Pegasus yang saat ini berada di dalam tubuh Tito. “iya Tuanku...akhirnya Tuan
semakin percaya dengan hamba. Jangan ada lagi keraguan dalam hati Tuan, kita
berjuang sama-sama.....Tuan tidak sendiri....” jawab Pegasus. “baiklah
pegasus....ayo kita kasih pelajaran sama serigala bau itu...” Ucap Tito dengan
melesat bergerak menghampiri Serigala Angin itu.
Sementara itu di kamat Tito, tubuh Sheryl perlahan-lahan mengeluarkan
cahaya putih dan secara ajaib luka-luka di tubuhnya berangsur-angsur menghilang
hingga cahaya putih itupun menghilang. Perlahan-lahan Sheryl membuka matanya,
ia masih samar-samar untuk melihat dan tak lama pandangannya semakin jelas
“where am i ? ini bukan rumah Kak Dika. Kemudian pelan-pelan Sheryl bangun dari
tempat tidur dan dengan masih kebingungan ia melihat sekeliling kamar dimana
sangat asing untuknya, lalu pandangannya tertuju pada Magma dan Whitie yang
masih tergelatak tak sadarkan diri dengan tubuh yang penuh luka emudian
menghampirinya. “ya tuhan.....Magma.....Whitie....are you okay.....?” pekik
Sheryl terkejut. Sheryl mencoba menggoyang-goyangkan tubuh Magma dan Whitie,
akan tetapi mereka berdua tetap tidak sadarkan diri. Kemudian Sheryl menyentuh
bagian tubuh Magma dan Whitie, terasa oleh Sheryl aura mereka berdua masih ada “puji
tuhan....mereka berdua masih hidup....aku akan obati luka-luka mereka berdua
agar mereka sadar....”.Sheryl memejamkan matanya dan kedua telapak tangannya
yang mungil di arahkan ke tubuh Magma dan Whitie, dari kedua telapak tangannya
itu keluar cahaya putih dan dalam sekejap luka-luka yang ada ditubuh Magma dan
Whitie menghilang dan mereka berdua pun akhirnya siuman. “terima kasih nak
sudah menolong aku “ucap Whitie dengan senang dan Sheryl pun memeluknya dengan
bahagia “sama-sama Whitie”. Ketika Sheryl melihat ke arah Magma, berharap
mengucapkan terima kasih kepadanya, akan tetapi Magma langsung memalingkan
wajahnya dan membelakangi Sheryl. Tidak terima dengan perlakuan Magma Sheryl
pun cemberut dan dengan bertolak pinggang berkata “bad birdie....tidak tahu
terima kasih, sudah aku tolong malah buang muka gitu....awasssss yaaaa....”
Whitie mendekati Sheryl dan berusaha menenangkannya “sudah jangan
marah...memang seperti itu tabiat Magma”. lalu Magma tiba-tiba berkata sambil
memandang sekitar kamar “ada yang tahu kita ada dimana? Ini bukan kamar
Dika...dimana ini...?” Whitie pun menjawab “aku juga tak tahu kita ada dimana,
sebaiknya kita sekarang pulang...Dika pasti sudah mengkhawatirkan kita....kita
pulang lewat portal saja agar langsung menuju kamar Dika”. Sheryl terdiam dan
berkata “kalian dengar sesuatu tidak ?” Magma dan Whitie pun memasang
telinganya dan samar-samar terdengar orang berkelahi. Whitie pun lalu
mengeluarkan kekuatannya untuk menerawang dan terlihat sosok anak muda
berpakaian tempur sedang bertarung dengan Serigala Angin dan anak muda itu
terlihat sangat kewalahan. Kemudian dengan heran Whitie berkata “bagaimana anak
muda itu bisa masuk ke Dunia Kebalikan. Siapa dia ? dia lawan atau kawan ?”
mendengar ucapan Whitie, Sheryl menjadi semakin penasaran dan ia menyentuh
Whitie dan Sheryl dapat melihat apa yang Whitie lihat. “apa yang menyebabkan
Phima jadi jahat begitu ?” tanya Sheryl dengan wajah sedih. Whitie lalu
bertanya kepada Sheryl “memangnya Sheryl kenal dengan Serigala Angin itu...”
Sheryl mengangguk dan berkata “ingatan aku sempat hilang dan yang aku ingat
sampai saat ini kalau Phima yang selama ini menjagaku sebelum aku bertemu
dengan Kak Dika dan kalian berdua”. Melihat wajah Sheryl yang murung dan
tertunduk akhirnya Whitie tergerak hatinya untuk membantu menyadarkan Phima.
“baiklah gadis manis, aku dan Magma akan membantumu...” ucap Whitie sambil
melirik ke arah Magma, Magma terkejut mendengar ucapan Whitie dan ketika
melihat mata Sheryl berkaca-kaca memohon Magma untuk membantu akhirnya Magma pun
luluh hatinya dan bersedia membantu dengan terpaksa. Sheryl pun meluapkan
kegembiraannya dengan memeluk Whitie “thank you so much...” lalu Whitie mencoba
membuka Portal ke Dunia Kebalikan dengan menginjakkan kaki depannya ke lantai
dan tiba-tiba portal itu pun terbuika kemudian mereka bertiga masuk kedalamnya.
Sheryl, Magma dan Whitie pun bergegas menuju tempat dimana anak muda itu
berada untuk menolongnya sekaligus menyadarkan Phima dari pengaruh jahat
Shadow. Setelah beberapa lama melawan Serigala Angin itu Tito kehabisan tenaga
dan akhirnya mengalami kekalahan. Serigala Angin itu ternyata musuh yang sangat
kuat dan sulit dikalahkan meskipun Tito sudah menyatu dengan Pegasus, Tito
benar-benar dalam keadaan terdesak dimana Serigala Angin itu berhasil mengurung
tubuh Tito dengan kekuatan Pusaran Angin Hitam pekatnya dan membuat Tito tak
bisa berbuat apa-apa. Pusaran Angin Hitam itu semakin lama semakin menghimpit
tubuh Tito dan membuatnya tidak bisa bernafas. Dalam keadaan itu tito sempat
berbicara kepada Pegasus yang ada dalam tubuhnya “maa...maafkan aku Pegasus,
aku sudah membuat kamu kecewa...aku tidak bisa melawan Serigala Angin
ini....keluarlah dari tubuhku dan minta bantuan sama Dika...aku rela kalau Dika
jadi Tuanmu yang baru...karena dia sahabat terbaikku...” kemudian Pegasus itu
menjawab “tidak Tuanku...aku tidak akan meninggalkan Tuan....aku sudah senang
Tuan mau mempercayai aku....ini mungkin sudah takdir....”.
Dalam keadaan makin genting itu tiba-tiba terdengar suara anak perempuan
dari jauh berteriak “Shiniiiiiiiiing Arrrrrooooooow....!” dan melesat beberapa
anak panah mengenai pusaran angin hitam itu dan purasan angin itu pun
menghilang kemudian Serigala Angin itu terpelanting terlempar jauh. Tito pun
rubuh ke tanah tak sadarkan diri. “kita belum terlambat menolongnya” ucap
Sheryl sambil menghampiri Tito. Kemudian Sheryl berkata kepada Magma “Magma,
tolong panggil Kak Dika Sekarang....kita butuh bantuannya sekarang....!!!”.
Akhirnya Magma terbang melesat pergi meninggalkan Sheryl untuk mencari bantuan.
“Dasar Bocah Tengik....gak ada kapok-kapoknya haaaaaah.....bagaimana kau bisa
selamat dari seranganku waktu itu....” ucap Serigala Angin itu dengan marah.dan
langsung menyerang Sheryl. Sheryl dengan sigap menghalau serangan dan sambil
berusaha menyadarkan “Phima....ini aku Sheryl....ingat....pleaseee...sadar...”
dengan terus melancarkan serangan Serigala Angin itu menjawab “aku
Typoon....dan aku tidak kenal kau....rasakan seranganku.....hiaaaaaaaat” Sheryl
terus berusaha menyadarkan Phima dengan dibantu oleh Whitie.
Di kamar, ketika Dika sedang asyik membaca koleksi komiknya untuk
menghilangkan kesedihannya karena ditinggal Sheryl, Magma dan Whitie, Dika
dikejutkan dengan suara gemuruh dan disusul muncul pusaran berbentuk bulat oval
dan dari situ keluarlah Magma yang berhasil menemui Dika. sesaat Dika hanya
diam membisu melihat Magma muncul dihadapannya, kemudian cepat-cepat Dika sadar
dan bertanya “kamu kemana aja, mana Sheryl sama Whitie....? bulatan itu apa
?“kemudian Magma menjawab “tidak ada waktu untuk menjelaskan, cepat ikut aku
dan masuk ke portal itu sekarang....!!” melihat Magma sedang terburu-buru
kemudian Dika mengikuti perintah Magma dan masuk kedalam Portal itu. ketika
masuk kedalam portal Dika pun berubah bentuk dan sudah menggunakan pakaian
tempur api dengan sayap di punggungnya kemudian Dika melesat terbang.
Ketika sampai di tempat pertempuran, Dika sangat heran melihat Sheryl sudah
menggunakan pakaian tempur dan terlihat berusaha melawan Serigala Angin bersama
Whitie. Tak jauh dari tempat Dika berdiri, Dika melihat sosok laki-laki
seusianya yang sudah tak asing menggunakan pakaian tempur sama seperti yang ia
pakai sedang tak sadarkan diri. Kemudian Dika menghampirinya
“Tito....bangun.....toooo.....kamu gak apa-apa ? Dika pun memindahkan Tito ke
tempat yang aman. Setelah itu Dika mengeluarkan Pedang Api dan bergegas
menolong Sheryl dan Whitie disusul oleh Magma dari belakang. Pertempuran pun
tak dapat dielakkan, mereka berempat bertarung melawan Serigala Angin yang
sangat kuat itu. Sheryl tersenyum senang melihat Dika sudah tiba untuk
membantunya. Dika melihat sekilas di dahi Serigala Angin itu tertanam Batu
Kristal berwarna hitam dan teringat ketika bertarung dengan hantu anak kecil
yang berubah jadi raksasa yang kejam. Dengan kekuatan Api yang Dika miliki
akhirnya Serigala Angin itu berhasil dipukul mundur, Kemudian Dika
memerintahkan Whitie untuk meminjamkan kekuatan airnya dan seketika Pakaian
Tempurnya berubah bentuk. Dika mengeluarkan kekuatan air untuk mengurung
Serigala Angin itu dan dengan cekatan Dika berlari dan memukulnya tepat ke arah
dahi Serigala Angin sehingga Batu Kristal Hitam itu hancur berkeping-keping
disusul teriakan yang keras Serigala Angin itu dan kemudian Serigala Angin
tumbang ke tanah.
Pertarungan sengit itu pun berakhir, Sheryl pun mendekati Serigala Angin
itu dan berkata “Phima...kamu gak apa-apa khan....ini aku Sheryl....” kemudian
Sheryl memeluk Serigala Angin itu. Dika lalu meninggalkan Sheryl, dan
menghampiri Magma dan Whitie untuk meminta penjelasan atas semua ini. “kalian
bertiga selama ini kemana dan kenapa aku baru tahu tentang portal masuk kedunia
ini.....siapa yang mau jelaskan....?” Magma dan Whitie hanya saling
berpandangan dan menundukkan kepala, mereka sangat merasa bersalah tidak memberitahukan
kepada Dika tentang yang telah terjadi. “kok kalian diem....selama kalian gak
ada aku tuh khawatirin terus kalian dan aku selalu punya firasat gak enak sama
kalian....jujur aku kecewa sama kalian....aku sudah percaya sama kalian, tapi
kalian....udahlah...yang jelas aku benar-benar kecewa dengan kalian
semuanya...tolong bukakan portalnya...aku mau istirahat....” dengan tertunduk
tak berani melihat Dika, Whitie membuka kembali Portal dan Dika meninggalkan
dunia itu sendiri. Magma dan Whitie menghampiri Sheryl. Melihat Dika kecewa
seperti itu Sheryl pun merasa amat bersalah dan berkata “Kak Dika marah sama
kita....aku yang salah mengajak kalian berdua untuk melatih aku jadi
kuat...tadinya aku ingin menjadi kuat agar bisa membantu dan membuat Kak Dika Bangga,
karena Kakak sudah banyak menulong aku....tapi kenyataannya malah jadi begini”
Sheryl pun menjadi menangis sedih dan tetesan air matanya membasahi wajah
Serigala Angin yang ada di pangkuan Sheryl. Serigala Angin itu terbangun dan
menghapus airmata Sheryl. Awalnya Sheryl merasa kaget karena ada yang menghapus
airmatanya, ketika dilihat ternyata Phima yang dia kenal sudah kembali seperti
biasa. Lalu Phima berkata “Putri jangan menangis....Phima jadi sedih kalau
Putri menangis” Sheryl menjawab dengan nada sedih “aku udah buat Kak Dika
Kecewa....padahal Kak Dika udah baik dan sayang sama aku.....aku harus
bagaimana biar Kak Dika mau maafkan aku dan kalian....” dan Sheryl pun kembali
menangis. “tenang aja Sheryl, Kakak tahu kok caranya...” ucap Tito yang sudah
siuman dan berusaha menenangkan Sheryl. “kakak temannya Kak Dika yaaa....”
tanya Sheryl, lalu Tito menjawab “kakak sahabatnya Kak Dika di sekolah...nama
kakak Kak Tito....”
Kemudian Tito
berkata lagi “biar itu urusan kakak, sekarang kita keluar dari sini yuk....kita
ketemu lagi nanti....kita berpisah disini...kakak mau pulang dulu lewat portal
lain....” Sheryl mengangguk pelan dan hanya memandang kepergian Tito kemudian
Sheryl, Magma, Whitie dan Phima kembali ke alam manusia.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar