Kamis, 18 Februari 2016

PERTEMUAN DENGAN WHITIE SI PENGUASA AIR ( CHAPTER 3 )





Semenjak Dika memiliki kekuatan misterius itu, ia selalu dapat melihat penampakan makhluk-makhluk halus yang tidak semua orang bisa melihat dan ia pun dapat berkomunikasi dengan makhluk dari dunia lain, akan tetapi Dika tidak takut lagi karena ada Sheryl yang selalu mendampingi Dika. Seperti hari-hari sebelumnya Sheryl selalu mendampingi Dika berangkat ke sekolah dan ketika mereka berdua berjalan menuju halte bus untuk menunggu transportasi umum yang menuju ke sekolah Dika, dari jauh Dika melihat sosok anak laki-laki yang berwajah pucat sedang berdiri tertunduk diantara kerumunan orang-orang yang menunggu di halte dan tidak ada satupun yang menyadarinya. Lalu Dika bertanya kepada Sheryl “Sheryl, apa kamu lihat anak kecil yang ada di halte itu ?” sambil tangan kanan Dika menunjuk ke arah halte bus yang ada didepannya. “ aku lihat kaaa, siapa ya anak kecil itu...? sepertinya ia seperti aku...” jawab Sheryl sambil tersenyum senang dan kemudian Sheryl meninggalkan Dika dibelakang menuju ke halte bus itu sambil berkata “ aku mau kenalan aaaaah....”, Dika tidak bisa mencegahnya dan hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum melihat tingkah laku Sheryl dan bergumam “alhamdulillah akhirnya anak itu bisa pulih kembali seperti sedia kala“ sambil memperhatikan Sheryl yang sudah sampai di halte bus untuk berkenalan dengan anak kecil itu, tapi anak kecil itu tiba-tiba menghilang seiring dengan orang-orang yang hendak naik bus dan Sheryl terlihat bingung mencari-cari anak kecil itu dan Dika mempercepat langkahnya menghampiri dan mengajak Sheryl menaiki bus itu. Di dalam bus Sheryl masih mencari keberadaan anak kecil tadi kali saja dia duduk diantara kursi di bus itu, beberapa lama Sheryl mencari anak kecil itu akhirnya ia menyerah juga dan bertanya ke Dika sambil tangan kanannya memegang dagu tanda berfikir “brother, lihat anak kecil yang tadi khan? Tapi sekarang dia kemana ya?”. Mendengar ucapan Sheryl, Dika yang  menjadi penasaran dan seperti mencari seseorang ke arah depan dan belakang bus yang sudah agak penuh dengan penumpang dan Dika terpaksa berdiri sedari dia naik, akan tetapi sosok anak kecil itu tidak nampak, “aneh....!” gumam Dika pelan.
Tak lama kemudian bus itu sudah sampai di daerah sekolah dan mereka berdua turun dan menyebrang jalan menuju pintu gerbang sekolah. Keadaan di sekolah waktu itu sudah terlihat banyak teman-teman Dika yang baru sampai bergelombol masuk menuju pintu gerbang sekolah dan disambut oleh Pak Usman penjaga sekolah dan ketika melihat Dika Pak Usman itu bertanya “kamu sudah sehat nak?” Dika menjawab “iya pak, Dika masuk dulu ya pak...” sambil terus berjalan meninggalkan Pa Usman yang terus memperhatikan Dika. Sheryl yang sedari mengikuti Dika menengok ke arah Pak Usman dan bertanya “kok dia melihat kakak terus dari ?apa jangan-jangan dia bisa melihat aku?” Dika pun menjawab sambil terus berjalan menuju sekolah tanpa menoleh ke Sheryl “gak mungkin lha dia tahu kamu...” Sheryl membalas “hihihihi....iya juga ya, kan cuma kakak yang bisa lihat aku”. Ketika melewati lorong sekolah menuju kelas Dika, Dika berkata “kamu masih inget tidak, disini kamu nakut-nakutin kakak waktu itu sampai kakak ketakutan setengah mati tahuuuu.....huuuuu...”, mendengar itu Sheryl hanya tertunduk merasa bersalah “i’m sorry brother, aku tidak bermaksud menakutimu“ ucap Sheryl. Melihat sikap Sheryl merasa bersalah seperti itu Dika tidak tega dan berkata “it’s okay, tapi lain kali jangan menakuti kakak ya....dah ah gak usah sedih gitu....” sambil tersenyum ke arah Sheryl dan dia pun tersenyum senang “thanks so much brother...aku janji aku tidak akan membuat kakak takut dehhhhh......” ucapnya sambil lengan kanan kecilnya membentuk huruf V ke arah Dika. Dika hanya tersenyum kecil melihat tingkah lucu Sheryl dan kemudian mereka sampai di kelas. Dika kemudian melangkah ke bangku di baris tengah dan dekat tembok, Sheryl pun menunggu di pojok kanan ujung kelas sejajar dengan baris bangku Dika. Jam pertama hari ini adalah pelajaran Fisika, Dika selalu duduk disamping Tito sahabatnya dan saat ini ia sedang tidak ada di bangkunya dan berada di depan merapihkan meja guru dan menghapus tulisan yang ada di papan tulis depan kelas, memang hari ini ia kebagian piket kelas dan ia termasuk siswa yang rajin. Dika memperhatikan keadaan dikelas yang saat itu belum ada guru mata pelajaran yang datang sehingga keadaan menjadi gaduh oleh suara teman-temannya, yang sedang asik mengobrol dan berkelompok di salah satu baris bangku yang tak jauh dari tempat duduknya. Dika kemudian menengok kebelakang dan melihat Sheryl sedang dalam posisi duduk melayang di atas lantai dan Dika hanya menggelengkan kepala sambil bergumam dalam hati “ ehmmm...ehmmm...ada-ada saja Sheryl duduk melayang begitu....untung cuma aku saja yang bisa melihatnya...”. Sheryl yang sedari tadi sedang asyik menulis di buku transparannya itu merasa dilihat oleh Dika dan dia pun menatap Dika dan hanya tersenyum manis kemudian melanjutkan menulis bukunya.
Tak lama kemudian Pak Bambang guru mata pelajaran Fisika pun masuk ke kelas dan seketika suasana di kelas menjadi hening serta semua anak-anak dikelas itu duduk dengan rapi dan ketua kelas memimpin doa sebelum pelajaran di mulai dan memberi salam kepada Pak Bambang. Lalu Pak Bambang menulis materi di papan tulis dan anak-anak pun mulai menyalin di buku tulis masing-masing. Ketika Dika sedang menulis Sheryl berkomunikasi dengan Dika melalui hati “kak, aku tadi baru saja melihat ada anak kecil melewati pintu kelas ini, anak kecil yang aku lihat tadi di halte...“, Dika berhenti menulis dan menjawab dalam hati “please Sheryl, kakak lagi belajar niiiih.....mungkin kamu salah lihat kali” kemudian Dika melanjutkan menulisnya lagi. Lalu beberapa menit kemudian Sheryl berkomunikasi lagi dengan hati “kaaa....aku merasakan aura negatif di kelas ini...auranya makin besar kaaaaa...” Dika tidak menghiraukannya dan beberapa detik kemudian setelah Sheryl mengatakan itu tiba-tiba “wuuuuaaaaaaahhhhh...hiiihiiihhiiihhiiiii......hahahahahahhah” salah satu siswa di kelas itu yang bernama Aldo berteriak-teriak histeris seperti kerasukan dan semua anak-anak di kelas itu kaget dan Pak Bambang menenangkan anak-anak dikelas dan menyuruh mereka keluar“anak-anak tenang, keluar dahulu kalian sekarang biar bapak yang atasi” kata Pak Bambang dan anak-anak pun berhamburan ke luar kelas termasuk Tito, tapi Dika tetap diam kelas dan melihat Pak Bambang sedang berusaha mengobati Aldo, tapi hantu yang ada di dalam tubuh temannya itu tidak mau keluar. Pak Bambang terus mengucapkan doa sambil mencoba mengeluarkan hantu yang ada dalam tubuh Aldo, akan tetapi hantu itu sulit sekali untuk dikeluarkan dan menghempaskan Pak Bambang ke arah meja guru. Dika menyaksikan tubuh Pak Bambang melayang terbang dan kemudian menghantam meja guru dengan keras “braaaaaak...” Pak Bambang pun tak sadarkan diri. Dika semakin panik ketika makhluk yang merasuki Aldo itu menatap Dika dengan tajam seperti hendak memakannya dan Dika berusaha bangkit dari duduknya dan mundur ke arah belakang. Aldo yang sudah berubah bentuk itu itu menghampiri Dika dengan tatapan yang penuh amarah dan gigi yang bertaring dan berkata “kamu yang bernama Dika bukan...? lawanlah aku...”. Melihat Dika terancam Sheryl melesat terbang dan kedua tangan mungilnya direntangkan ke samping berusaha menghalangi makhluk itu mendekati Dika dan berkata “ stop....siapa kamu...? jangan ganggu kakakku.....lawan aku...!!!” Dika tertegun melihat keberanian Sheryl melindunginya dan mencoba mencegahnya “Sheryl what are you doing?energi kamu masih belum pulih benar...!!!” ucap Dika dan Sheryl dengan tetap menghalangi makhluk itu menengok ke arah belakang dan berkata “dont worry brother...giliran aku yang akan melindungi kakak...” ketika Sheryl menoleh lagi ke depan tiba-tiba makhluk itu melemparkan pukulan telak ke arah wajah Sheryl dan membuat Sheryl terpelanting ke belakang.
Dika kemudian berlari menghampiri Sheryl dan membangunkan tubuh Sheryl untuk disenderkan ke tubuh Dika. “kamu apa-apaan sich pake lindungin kakak segala “ ucap Dika sedih dan tak menyadari air matanya keluar dari kelopak mata Dika. Melihat air mata Dika keluar Sheryl pun terkejut dan berkata “kakak sudah menolong aku, saatnya aku balas kebaikan kakak sekarang” sambil menghapus air mata Dika dengan tangannya yang kecil. “ tapi gak harus terluka begini khan Sheryl ?” ucap Dika sedih sambil memeluk tubuh Sheryl. Tiba-tiba tubuh Sheryl bersinar terang dan tak jauh dari tubuh Sheryl terdengar seperti benda jatuh dan Dika melihat sebuah batu kristal kecil berwarna biru laut. Lalu Sheryl berkata “ambilah kak kristal itu....terima kasih sudah menyayangi aku....sekarang lawanlah makhluk itu...”.”itu untuk apa...?” tanya Dika masih bingung...”kristal itu muncul dari air mata kakak...sekarang lawan makhluk itu demi aku....”. “tapi kamu gak akan kenapa-kenapa?” ucap Dika sambil menyenderkan tubuh Sheryl ke tembok pojok belakang kelas. Sheryl hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum, akhirnya Dika mengambil kristal biru itu dan bangkit. Lalu tangan kirinya diarahkan ke dahinya sambil berkata “Reincarnatioooooon.....” dan kemudian Dika sudah memakai kostum tempurnya lengkap dengan sarung tangan berkepala singa di kepalan kirinya. Tak menunggu waktu lagi Dika menaruh batu kristal berwarna biru pemberian Sheryl di dahi sarung tangan kepala singa, tiba-tiba Dika lupa untuk mengaktifkan kekuatan yang ada di batu biru itu, ketika ia menengok ke arah Sheryl, ia sudah tak sadarkan diri. Dika menggaruk-garuk kepalanya dan berjalan mondar-mandir ke kanan dan kiri kebingungan sendiri.
Makhluk itu tidak menghiraukan Dika yang sedang kebingungan dan menyerang Dika. Dengan spontan Dika menghalau serangan itu dan berusaha menghindar sambil bertanya ke Magma “tolong aku Magma, bagaimana caranya aku mengaktifkan kekuatan dari batu kristal baru ini” makhluk itu tidak memberi sedikitpun waktu kepada Dika dan terus menerus menyerang Dika. Dika mencoba melawan makhluk itu dengan terpaksa menggunakan batu kristal berwarna merah miliknya dan berkata “element fire oooooon....”. seketika kostum Dika berubah menjadi merah dengan kekuatan api di kepalan tangan kanannya. Ketika pukulan Dika mengenai makhluk yang ada ditubuh Aldo itu, makhluk itu tertawa keras “hahahahahahahahahahah....silahkan serang aku jika kau tidak perduli dengan tubuh temanmu ini.....semakin kau serang aku dengan kekuatan apimu itu...tubuh ini akan rusak dan jiwa anak ini akan merasakan kesakitan juga” Dika pun menghentikan serangannya dan ketika ia lengah makhluk itu menghujamkan pukulannya ke arah perut Dika dan ia pun terpental jauh ke belakang. Dika mencoba bangkit kembali, tapi rasa sakitnya masih terasa seperti bersarang diperutnya dan membuat Dika tersungkur kembali tak berdaya. “Gunakan aku dan katakan seperti kau mengaktifkan elemen yang kamu miliki pertama.....aku adalah penguasa air...whitie” tiba-tiba kristal berwarna biru dalam genggaman tangan Dika mengeluarkan cahaya dan bersuara. “Siapa kamu....” Magma berkata pada batu kristal itu dan suara itu menjawab “tenang saja aku bisa menolong anak ini, serahkan padaku...” lalu Dika berkata kepada Magma “apakah aku harus mempercayai dia ?” dan Magma menjawab “tak ada pilihan lain...!!!” lalu Dika sekali lagi mencoba bangkit dengan energi yang tersisa dan menaruh kristal biru itu di dahi kepala singa yang ada di kepalan tangan kiri Dika dan berkata “element wateeeeeeerrrrr.....ooooonnnnnn....!!!!” dan setelah kekuatan muncul dari kristal biru itu kostum tempur Dika berubah menjadi berwarna biru dan Dika melihat kepalan tangan kanannya di selubungi oleh air.
“sekarang aku harus bagaimana ?”. “katakan “Water Cage” dengan mengarahkan tangan kananmu ke arahnya untuk mengurung makhluk itu dengan air hingga makhluk itu keluar dari tubuh manusia itu, baru kamu bisa melawan makhluk jahat itu...cepat”. Dika mengikuti petunjuk Whitie dan makhluk itu dikelilingi oleh air dan berontak berusaha melepaskan diri lalu Whitie berkata lagi “sekarang katakan “Healing On” “ dan Dika mengikutinya. tiba-tiba membuat makhluk yang ada di dalam tubuh Aldo berteriak kesakitan dan mengeliat-ngeliat”aaaaaaaahhh.....saaaaakiiiiiiiiiitttttt.......waaaaaaaaaaah...ampuuuun....panaaaaasssss....” tak lama kemudian makhluk itu pun keluar dari tubuh Aldo dan terpental ke belakang. Cepat-cepat Dika memindahkan Aldo yang belum sadarkan diri ke tempat disamping Sheryl dan bergegas menghampiri sosok asli makhluk itu. ketika melihatnya, makhluk itu tidak asing bagi Dika, seperti sudah bertemu dengan makhluk itu. Tubuhnya yang tinggi dan telanjang dada dengan tangan yang terurai panjang ke lantai dan memakai celana pendek berwana merah kusam kotor dengan kuku kaki dan tangan yang panjang, ketika Dika mendongak ke atas untuk melihat wajah makhluk itu dan entah mengapa Dika merasa makhluk ini mirip dengan sosok anak kecil yang ia dan Sheryl lihat sewaktu di halte bus meskipun dengan giginya yang bertaring dan menyeramkan. “kamu anak kecil yang ada di halte bus itu khan ?” tanya Dika dengan tetap waspada “kenapa kamu jadi jahat begini ? kamu anak yang baik...”
Awalnya makhluk itu diam sejenak sambil memperhatikan Dika dan tiba-tiba makhluk itu membabi buta kembali menyerang Dika dan saat itu juga muncul sesosok bayangan hitam yang tak asing lagi bagi Dika dan ia berkata “hahahahah....percuma saja menyadarkan dia....aku sudah merasukinya dengan kekuatan kristal kegelapan...hadapilah kematianmu manusiaaaa.......” dan sosok bayangan hitam itu sekejap hilang sebelum Dika sempat berkata “tunggu....”. munculnya Shadow tadi membuat Dika lengah dan menjadi bulan-bulanan oleh makhluk menyeramkan itu. Dika terpental jauh dan tergeletak tidak berdaya. Makhluk itu pun mendekati dan mengangkat tubuh Dika yang tidak berdaya, samar-samar Dika melihat di dahi makhluk itu terdapat kristal seperti miliknya tetapi berwarna hitam. “ mungkin kristal hitam ini yang menyebabkan anak kecil ini menjadi monster...aku harus melepaskannya...” lalu ketika makhluk itu mengangkat tubuh Dika untuk dihempaskan ke lantai, secepat itu juga Dika meraih kristal hitam itu dari dahinya dan Dika terlepas dari tangan makhluk itu hingga terjatuh ke lantai, dengan sisa tenaganya Dika bangkit untuk bangun dan menyaksikan makhluk itu memegang kepalanya dan teriak kesakitan.....”uwaaaaaaaaaahhh.....sakiiiiiiiiiiiiiittt....” dan perlahan-lahan ukuran makhluk itu menyusut dan berubah menjadi sosok anak kecil laki-laki yang Dika dan Sheryl pernah lihat.
Kristal Hitam yang ada di genggaman tangan kanan Dika, ia hancurkan hingga menjadi debu. Kemudian Dika menghampiri sosok anak laki-laki itu dan ia ketakutan dan tak berani menatap Dika sambil berkata “ma...maafkan aku ka....aku tidak bermaksud menyakiti kakak...” lalu Dika mengusap-usap kepala anak laki-laki itu sambil berkata “sudahlah lupakan...aku tahu kamu itu anak yang baik...sekarang pergi dengan tenang ya....” anak laki-laki itu perlahan mengangkat wajahnya dan menatap ke wajah Dika dengan matanya yang hanya berwarna putih tersenyum senang dan tubuhnya pelan-pelan seperti menguap dan semakin menghilang sambil mengatakan “terima kasih ka, terima kasih sudah membebaskan jiwakuuuu....” lalu anak laki-laki itu pun hilang. Tiba-tiba bajunya seperti ada yang menarik-narik dari bawah dan ketika Dika menoleh ke belakang terlihat Sheryl sedang berdiri dan tersenyum kepada Dika dan berkata “maaf ya aku belum bisa menolong kakak tadi....” “lain kali jangan gegabah kayak tadi ya....” ucap Dika sambil kedua tangannya ia taruh ke pinggang. Sheryl tertunduk sambil berkata lirih “iya...iyaaa...maaaf kakak....” dan Dika mengusap-usap kepala Sheryl dan tersenyum “udahlah gak usah sedih gitu ah....” Dika melihat keadaan kelasnya yang berantakan kemudian bertanya kepada Sheryl “ehhhmmm...kamu bisa gak rapihkan meja dan bangku seperti semula” dan Sheryl mengedipkan mata kanannya sambil mengangkat telunjuk tangannya yang kecil sambil berkata “serahkan semuanya padaku ka.....” “oke kalau begitu, makasih yaaaaa...” dan sekejap posisi meja dan bangku yang berantakan tadi sudah tertata rapi dan beberapa bangku dan meja yang tadi sempat patah dan rusak sudah seperti semula.
Dika semakin kagum dengan kemampuan Sheryl dan berkata “woooooww...you are the best deaaaarrr...” dan Sheryl terlihat senang dengan pujian itu. Lalu ketika Dika menyadarkan Pak Bambang dan Aldo, beberapa teman-teman Dika mengintip di balik pintu kelas dan terheran-heran dengan keadaan kelas yang tetap bersih padahal mereka tahu ketika Aldo kesurupan bangku dan meja beterbangan. Dika memanggil mereka semua untuk masuk dan meminta tolong beberapa teman laki-laki Dika untuk membopong Pak Bambang dan Aldo untuk di rawat di UKS dan mereka dengan segera menolongnya. Tito dan Dika membopong tubuh Pak Bambang dan selama perjalanan menuju UKS Pak Bambang bertanya “ Dika, kamu bukan yang mengobati Aldo...kenapa Aldo beringas begitu...” dan Dika menjawab “sudah ya pak, jangan bahas dulu....bapak istirahat dulu sekarang...” lalu Tito yang bertanya pada Dika”Apa benar kamu yang tolongin Aldo sama Pak Bambang tadi...? memang siapa yang bantu kamu tadi...” dan Dika hanya menjawab singkat sambil tersenyum “adaaaaaa ajaaaaa.....”. Setelah kejadian tadi akhirnya pihak sekolah memulangkan para siswa dan begitu juga Dika pun akhirnya pulang kerumah ditemani oleh Sheryl.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar