Kamis, 18 Februari 2016

PERTEMUAN DENGAN PHIMA SI PENGUASA ANGIN ( CHAPTER 4 - BAGIAN 1 )



Sementara itu di kerajaan kegelapan, Shadow sangat murka dan kesal sekali dan penghuni yang ada di tempat itu ketakutan dan mereka memberikan jalan kepada raja mereka itu. “KURANG AJAR SEKALI MANUSIA ITU, sudah dua kali dia mengalahkan makhluk ciptaanku...HAAAAAAAHHHH....” teriak Shadow murka sambil berjalan menuju singgasananya dan keluarlah beberapa pembantu istana mendekatinya kemudian melepaskan jubah hitam kebesarannya. Tubuh asli Shadow pun terlihat jelas, tubuh yang sangat mengerikan jika manusia bisa melihatnya, tak satupun kulit yang menempel di tubuh Shadow hanya daging segar yang menutupi tulang-tulang dan isi perutnya dengan urat-urat nadi yang sangat jelas. Shadow duduk di singgasana kebesarannya dan melihat pasukan-pasukannya yang sedari tadi hanya tertunduk ketakutan melihat rajanya murka. ”PENASEHAT...KEMARI KAAAAAAU....!!!” teriak Shadow memanggil penasehat istana dan keluarlah sosok tinggi besar bertudung hitam dengan wajah tengkorak membawa tongkat dengan ujung mata pisau yang panjang seperti celurit mendekati Shadow dan memberikan salam “salam yang mulia...ada apa gerangan yang mulia memanggil hamba?mengapa yang mulia terlihat kesal sekali?” tanya penasehat istana. “AKU SANGAT KESAL SEKALI HARI INI, SUDAH DUA KALI AKU GAGAL MENGUASAI MANUSIA UNTUK MENJADI BUDAKKU DAN KAMU TAHU KALAU YANG MENGALAHKAN ANAK BUAHKU HANYA SEORANG ANAK MANUSIA...!!!AKU AMAT TERHINAAAAA...” ucap Shadow dengan nada amarah dan menatap tajam ke arah penasehat itu dengan matanya yang tidak ada kelopak sama kali dan terlihat sangat bulat menyeramkan.
Lalu penasehat itu menundukkan kepala dan berkata “mohon ampun yang mulia, anak manusia yang mulia maksud itu bukanlah anak manusia biasa. Dia memiliki kemampuan pengendali elemen-elemen alam semesta legendaris yang dimiliki oleh raja dari kerajaan kristal yang pernah mengalahkan yang mulia waktu itu” dan Shadow sangat terkejut “APAAAAAAAAAAA...BAGAIMANA BISA ANAK ITU MEMILIKI KEMAMPUAN ITU...INI TIDAK BISA DIBIARKAN...APAKAH KAU MEMILIKI RENCANA...?” ucap Shadow menatap penasehat, penasehat itu berkata “ampun yang mulia, hamba sudah menyiapkan makhluk-makhluk yang bisa menandingi kemampuan anak manusia itu. Makhluk-makhluk ini bisa mengendalikan elemen alam semesta dan hamba sangat yakin anak manusia itu tak akan bisa mengalahkannya...”. Mendengar itu Shadow berkata “APA KAU BENAR-BENAR YAKIN BISA MENGALAHKAN ANAK MANUSIA ITU...?TUNJUKKAN MAKHLUK-MAKHLUK ITU PADAKU SEKARANG....!!!” penasehat itu menjawab “hamba sangat yakin yang mulia, mari ikut hamba untuk melihat mereka ke laboratorium...!!!” lalu Shadow mengikuti penasehat ke sebuah ruangan laboratorium yang penuh dengan makhluk-makhluk ciptaan penasehat yang disimpan rapi didalam sebuah tabung. Shadow memperhatikan tabung-tabung itu dengan rasa takjub “APAKAH KAU YANG TELAH MENCIPTAKAN MAKHLUK-MAKHLUK INI...? MEREKA BEGITU MENAKJUBKAN....” sang penasehat lalu diam sejenak dan menjawab “maafkan hamba yang mulia, mereka semua belum siap untuk bertempur...mereka masih membutuhkan energi murni....” “APAAAAAAA....TAK ADA GUNANYA KAU MENCIPTAKAN MEREKA SEMUA JIKA TIDAK BISA BERTEMPUR MELAWAN MEREKA....!!!” mendengar amarah Shadow lalu penasehat itu menundukkan badan memohon ampun dan berkata “ampun yang mulia, yang mulia dengarkan dahulu penjelasan hamba” “LANTAS APA YANG MAU KAU JELASKAN...HAAAAH....BAGAIMANA AKU BISA MENGUASAI ALAM MANUSIA DAN MENGAMBIL ALIH DUNIA MEREKA....JELASKAAAAAAAAN....”
Lalu sang penasehat itu menjawab dengan tetap menundukkan badan  “yang mulia tenang saja, makhluk-makhluk ciptaanku itu membutuhkan banyak energi murni yang berasal dari jiwa-jiwa manusia yang telah meninggal dan menjadi arwah gentayangan dan juga ada satu makhluk yang memiliki energi murni yang sangat besar yang mulia, jika energi murni itu sudah didapatkan sudah dipastikan makhluk-makhluk ini sudah siap bertempur dan menjadi pasukan yang paling kuat yang mulia miliki, hamba sangat yakin itu....” mendengar penjelasan penasehat itu amarah Shadow menjadi sedikit berkurang dan berkata “kalau jiwa-jiwa dari arwah manusia yang sudah mati mudah untuk aku dapatkan, tapi dimana aku BISA DAPATKAN MAKHLUK YANG MEMILIKI ENERGI YANG BESAR ITU, APAKAH YANG KAU MAKSUD MAKHLUK ITU ADALAH ANAK PEREMPUAN HAMPIR AKU HISAP ENERGINYA WAKTU ITU ???” Penasehat itu menjawab “benar sekali yang mulia, gadis kecil yang hampir yang mulia hisap energi waktu itu adalah makhluk yang hamba maksud. Selain dapat memberikan kekuatan yang luar biasa untuk yang mulia, gadis kecil itu bisa membangkitkan makhluk-makhluk ciptaaanku ini dan menjadikan mereka prajurit yang tidak bisa dikalahkan....” mendengar itu Shadow merasa senang, akan tetapi Shadow termenung dan membalikkan tubuh sambil berkata “BAGAIMANA AKU BISA MENDAPATKAN GADIS KECIL ITU TANPA HARUS MENGHADAPI ANAK MANUSIA YANG SUDAH DUA KALI MENGALAHKAN ANAK BUAHKU....???” lalu penasehat itu berkata “hamba sudah menyiapkan rencana untuk itu yang mulia” lalu Shadow kembali membalikkan tubuhnya dan penasehat itu menjelaskan dengan rinci rencananya dengan tawa Shadow yang keras dan menggema. Kemudian setelah penasehat itu menjelaskan rencana jahatnya, mereka berdua kembali ke ruang utama dan Shadow duduk kembali ke singgasananya dan memerintahkan dua anak buahnya yang bertubuh kekar dan berkepala banteng mengambil tawanan dari Kerajaan Kristal yang bernama Phima Si Penguasa Angin.
Phima adalah sosok serigala berwarna hitam dan memiliki rambut sebahu dan terlihat tubuhnya dipasung dan memiliki luka disekujur tubuhnya seperti sudah berkali-kali disiksa oleh anak buah Shadow. Melihat Phima tidak berdaya Shadow tertawa sangat puas “HAHAHAHA....BAGAIMANA RASANYA MENJADI TAWANANKU HAI PHIMA...APAKAH KAU BERUBAH PIKIRAN INGIN BERGABUNG MENJADI PASUKANKU ???“ ucap Shadow bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Phima yang semakin lemah dan tersungkur duduk di lantai dengan tangan terpasung. “lebih baik aku mati secara terhormat daripada harus menjadi penghianat...” ucap Phima memandang Shadow tanpa rasa takut. Lalu Shadow menjambak rambut Phima dan berkata “DASAR MAKHLUK BUSUK....SUDAH MAU MATI MASIH SAJA KAU MENANTANGKU...AKU SUDAH BAIK HATI MENAWARKAN UNTUK BERGABUNG DENGANKU TAPI KAU MENOLAKNYA...TERPAKSA AKU HARUS MENGGUNAKAN KRISTAL KEGELAPAN AGAR KAU MAU BERGABUNG DENGANKU...PENGAWAL BAWA KRISTAL KEGELAPAN SEKARANG DAN PASANGKAN KE DAHI MAKHLUK INI...” ketika pengawal membawa nampan berisi kristal kegelapan Phima menjadi berontak berusaha melepaskan diri akan tetapi usahanya sia-sia, tubuhnya terlalu lemah untuk melepaskan diri. “jangan harap aku mau menjadi pasukan terkutukmu Shadow...pikiranku bisa saja kamu kuasai tapi tidak jiwaku...tunggu pembalasanku...” ucap Phima dengan sisa tenaganya berusaha melawan dan berontak. Kedua anak buah Shadow yang kekar itu terlalu kuat sehingga Phima tak bisa melepaskan diri dan salah satu pengawal Shadow menjambak rambut Phima dan pengawal satunya lagi mulai menempelkan kristal kegelapan ke dahi Phima dan Phima pun teriak histeris “TIDAAAAAAAAAAK.....WAAAAAAAAAAA...WAAAAAAAAA....PANAAAAAAAAS” dan tak lama kemudian dari tubuh Phima keluar asap hitam kelam dan Phima terus berteriak sambil memegang kepalanya dan asap hitam itu semakin banyak menutupi tubuh Phima. “BANGKITLAH KAU KESATRIA KEGELAPANKU...” teriak Shadow sambil tertawa menggema dan tiba-tiba asap hitam kelam yang mengelilingi tubuh Phima semakin berkurang dan terlihat Phima dalam keadaan posisi bersimpuh dilantai dengan tubuh yang sudah berbeda...tubuh yang sangat kekar yang dikelilingi pusaran angin berwarna hitam di tubuh dan rambutnya dan mata Phima berwarna merah menyala dengan kedua taring yang sangat panjang dan tajam keluar dari samping mulutnya. “SELAMAT BERGABUNG KESATRIAKU...NAMAMU SEKARANG ADALAH TYPOON DAN AKU ADALAH TUANMU...TUGASMU MENCULIK GADIS KECIL BERNAMA SHERYL...DIA BERSAMA ANAK MANUSIA BERNAMA DIKA...KAU AKAN MUDAH MENEMUKAN MEREKA, GUNAKAN INDERA PENCIUMANMU YANG SAAT INI KEMAMPUANNYA BERLIPAT-LIPAT GANDA...HATI-HATI MENGHADAPI PENGUASA API DAN AIR YANG MELINDUNGI MEREKA BERDUA” ujar Shadow memberi penjelasan kepada Phima yang sudah berubah menjadi jahat dan kejam dan Phima menjawab “baiklah yang mulia...hamba akan melaksanakannya dan akan hamba habisi penguasa api dan penguasa air itu” kemudian setelah Phima memberi hormat dalam sekejap menghilang dari hadapan Shadow. “HAHAHAH...RASAKAN KAU DIKAAAAAA...KALI INI KAU AKAN MATI DAN KEKUATAN SHERYL AKAN MENJADI MILIKKU...” ucap Shadow tertawa puas.
Tok..tok...tok “assalamualaikum..mah Dika pulang” ucap Dika mengetuk pintu setelah sampai dirumah dan tak lama terdengar dari dalam rumah suara ibu Dika menjawab “waalaikum salam, tunggu sebentar nak...” pintu rumah terbuka dan didepan Dika sosok ibunya yang memakai daster berwarna merah dengan corak bunga menyambut Dika, kemudian Dika mencium tangan ibunya. “lho kok masih siang pulangnya nak...??” tanya ibu dengan heran. “itu mah tadi di sekolah ada kejadian menggemparkan, jadi siswanya dipulangkan sama guru? Jawab Dika sambil masuk kedalam rumah dan Sheryl mengikuti dari belakang tanpa di ketahui ibunya Dika dan kemudian Ibu Dika menutup pintu. “kejadian menggemparkan bagaimana maksudnya ?” tanya ibu lagi sambil melangkah di belakang Dika dan mengajak Dika duduk dahulu di ruang keluarga dan Dika pun duduk memberi penjelasan kejadian tadi disekolah. Ibu menyimak dengan seksama cerita Dika hingga selesai dan berkata “lalu teman dan guru kamu itu sekarang keadaannya bagaimana ? tapi kamu tidak apa-apa khan nak...?” tanya Ibu khawatir sambil memegang tangan dan kakinya untuk mencari apa ada yang luka. “alhamdulillah gak ada yang luka-luka mah, hanya badan Dika pada sakit mah...memang mamah percaya sama cerita Dika...ayah khan kalau Dika cerita yang aneh-aneh gini biasanya gak percaya” ucap Dika menunduk sedih. Lalu Ibu Dika mengangkat wajah Dika dan berkata sambil tersenyum “kok anak mamah sedih sich....mamah percaya sama kamu nak...dan akan selamanya percaya sama kamu...” dan Dika tersenyum bahagia sambil memeluk ibunya “makasih ya mah, Dika sayang mamah” Sheryl memperhatikan Dika dari depan dan berkata dalam hati “so sweeeet...” kemudian Sheryl melayang bergerak menembus pintu kamar Dika dan menunggu Dika di dalam kamar.
Ibu menawarkan Dika apakah mau makan sekarang atau nanti, Dika pun menjawab “nanti saja mah, Dika tadi sudah jajan di kantin sekolah jadi masih kenyang. Dika mau ganti baju dulu sama taruh tas dulu ya mah ke kamar” dan ibu menjawab “ya sudah ganti baju dulu sana, mamah sudah taruh baju bersih di dalam lemari tadi” dan Dika beranjak dari duduknya dan melangkah ke kamarnya sambil menenteng ranselnya sambil berkata “makasih mah...ohhh iya lupa...” kemudian Dika mencium kening ibunya dan ibunya berkata “sudah besar, masih juga manja kamu nak...mau mamah panggil tukang urut gak biar badan kamu gak sakit lagi ?” Dika berhenti dan membalikkan badannya berkata “ gak usah mah....diistirahatkan sebentar juga sembuh kok mah...” kemudian melangkah kembali kekamarnya. Setelah membuka pintu kamar dan melangkah masuk Dika menyimpan tas ranselnya di dekat meja belajarnya yang tidak jauh dari pintu kamar dan Dika melihat Sheryl tersenyum meledek “cieeeeeeeee...so sweeet banget sih ka sama mamah kakak tadi...” dan Dika menjawab “apa sich Sheryl...biasa aja kaleeeeeee....” dan Dika berjalan menuju lemari pakaian untuk mengambil baju dan celana selutut kesukaan Dika dan kemudian Dika melihat Sheryl sambil berkata “Sheryl maaf ya, kakak mau ganti baju sama celana...kamu keluar dulu ya...khan malu dilihat kamu...” Sheryl tertawa kecil sambil mulutnya ditutup lengan kecilnya “hihihiiiiii.....iya...iyaaaa...aku keluar deeeeeeh....iiiih kepedeaaaan...siapa juga yang mau lihattttt....” ucap Sheryl meninggalkan Dika dan keluar dari kamarnya. Dika pun bergegas mengganti pakaian seragamnya dengan kaos berwarna putih dan celana selutut kesukaannya kemudian Dika merapikan seragam kotornya dan meletakkannya kedalam ember berwarna biru yang sengaja oleh ibunya simpan untuk menyimpan baju-baju kotor. Lalu kepala Sheryl muncul menembus pintu kamar “sudah selesai belum ka ganti bajunya.....?” tanya Sheryl dan Dika menoleh kebelakang “udah beres...masuk aja gak usah nongol-nongol gitu....” dan Sheryl masuk kembali menembus pintu kamar Dika.
Sheryl duduk di tepi tempat tidur dan terlihat memainkan boneka beruang kecilnya yang sudah lusuh, Dika menatap Sheryl lama. kelihatan lucu sekali, tidak terlihat kalau dia itu hantu. Kemudian Dika menghampiri Sheryl duduk disampingnya dan berkata “semenjak kamu sama kakak, kakak mengalami kejadian-kejadian yang gak masuk akal...udah gitu kakak jadi bisa lihat makhluk seperti kamu dan bisa berubah jadi jagoan yang pernah kakak tonton di tv....pokoknya gak bisa kakak ungkapin” lalu Sheryl menatap Dika dan bertanya “memang jagoan yang kakak pernah liat itu seperti apa bentuknya?” Dika menjawab “ya pakai kostum ketat dan memakai helm seperti kakak tadi...samaaaaaa persis. Apa itu ya namanya imajinasi...tapi ko kakak bisa wujudkan apa yang ada di pikiran kakak...” lalu Sheryl menjawab singkat sambil tersenyum “nanti juga kakak tahu semuanya...”.”aaaaaaaaah...kamu mulai khan main rahasia-rahasiaan sama kakak, ayolah kasih tahu...kakak jadi penasaran nihh.....kakak yakin kamu tahu tentang semua ini” ucap Dika mendesak Sheryl untuk menjelaskan semuanya. Sheryl menjawab singkat lagi “nanti juga kakak akan tahu semuanya...tinggal tunggu waktu saja ya kaaaa...”.
”oya tadi kakak keren bisa melawan makhluk besar tadi dan bisa melepaskan dari tubuh teman kakak...Sheryl senang sekali karena sekarang punya penjaga 2 penguasa elemen” ucap Sheryl mengalihkan pembicaraan. “oh iya ya....kita sekarang punya 2 penjaga penguasa elemen. Kakak penasaran juga mereka berdua dari mana asalnya ya..kok bisa tiba-tiba muncul dan bantu kakak ngelawan makhluk yang namanya Shadow” ucap Dika sambil menatap ke arah tembok di depannya dan Sheryl hanya tersenyum misterius. “coba ah panggil lagi mereka berdua ya....” ucap Dika dan kemudian Dika memegang dagunya sambil berfikir “ tapi bagaimana caranya panggil kedua penguasa elemen itu...???” Sheryl menempelkan jari kecilnya ke kepalanya dan berkata “fokus ka...panggil dan komunikasi dengan telepati seperti kakak ke aku” “emmmmmmmh......ya udah aku coba...” ucap Dika.
Dika menutup mata dan berusaha fokuskan fikiran dengan kepala menunduk kebawah memanggil kedua penguasa elemen itu. Awalnya memang sulit dan Dika sudah dua kali berusaha memanggil mereka berdua tapi tidak ada hasil dan Dika menatap ke arah Sheryl “bagaimana ini Sheryl kok gak bisa?” Sheryl mengangkat kedua bahunya “aku juga gak tahu kak...mungkin mereka lagi pergi dulu dan tak bisa mendengar panggilan kakak”. “ya udah aku coba lagi terus panggil mereka” ucap Dika masih penasaran. Tak lama terdengar suara agak berat seperti yang Dika sudah kenal “ada apa yang mulia memanggil kami...???” ternyata itu suara Magma Si Penguasa Api. “tidak apa-apa...aku hanya ingin lebih tahu tentang kalian berdua...bisakah kalian berdua hadir di hadapanku sekarang...?”pinta Dika. “apakah yang mulia tidak akan terkejut lagi jika melihat wujud asli kami...?”ucap Magma memastikan. “udah biasa kaleeee lihat kalian....ya sudah sekarang aku ingin kalian berdua hadir di hadapanku..” ucap Dika dengan yakin. Magma menjawab “baiklah jika memang itu yang mulia inginkan, yang mulia dimohon menutup mata dahulu sebelum melihat kami” lalu Dika menutup mata dan Dika merasakan suasana disekitarnya bercampur antara panas dan dingin. Magma meminta kepada Dika untuk membuka matanya dan ketika Dika membuka matanya sudah ada dihadapannya dua sosok seperti binatang dengan bentuk yang aneh, Dika memperhatikan satu persatu kedua sosok itu, Magma berbentuk seperti burung Phoenix dengan tubuh dikelilingi api berwarna merah menyala seperti pertama kali ia bertemu Phoenix, lalu pandangan Dika beralih kepada sosok kedua yang bentuknya seperti macan putih dengan air yang keluar dari sela-sela kulitnya dan keempat telapak kakinya seperti menginjak genangan air. Dika semakin takjub melihat kedua makhluk itu dan lupa kalau ada yang ia ingin tanyakan kepada kedua makhluk itu. Sheryl melihat Dika yang dalam posisi berdiri terpaku, kemudian tangan kecilnya mengguncang-gunjang jari Dika “hellooooo...kaaaaa, sadaaaaar kaaaa....katanya mau tanya-tanya sama mereka berdua......” guncangan tangan kecil Sheryl menyadarkan Dika “oooohh...oooooh iya...heheh...kakak jadi lupa pengen tanya sama mereka...abis mereka keren banget...” ucap Dika sambil melihat ke Sheryl yang ada disamping kanannya. “ya sudah kakak sekarang mau tanya apa sama mereka berdua...!!!” ucap Sheryl dengan nada sedikit kesal. “iya...iya...sabarrrrr..”ucap Dika menenangkan Sheryl.
Dika mulai berkomunikasi kepada kedua makhluk itu. “aku ingin tahu lebih banyak tentang kalian, tapi aku bingung mau tanya mulai dari mana tanya sama kalian berdua...oke mulai dari kamu Magma...apa yang kamu ketahui tentang semua ini...kenapa kalian memanggil aku yang mulia...kalian lihat sendiri khan penampilan aku seperti ini...tidak memakai pakaian seperti raja memakai mahkota di kepala.” Lalu kedua makhluk itu saling memandang satu sama lain dan Magma menjawab “sebelumnya hamba perkenalkan kembali, hamba Magma Penguasa Api dan ia Whitie penguasa air. Kami berdua diperintahkan yang mulia Ratu Aleesa dari Kerajaan Kristal untuk menjaga anak itu dan juga yang mulia dari serangan pasukan Shadow musuh terkuat dari Kerajaan Kegelapan dan Kami juga diperintahkan untuk tidak terlalu banyak berbicara..yang mulia ratu Aleesa yang akan menceritakan semuanya nanti ketika sudah tiba waktunya...hanya itu yang hamba bisa jelaskan saat ini” mendengar itu Dika hanya mengela nafas “haaaah...kalian sama saja seperti Sheryl yang penuh dengan misteri...”dan melirik ke arah Sheryl. “ya sudah aku tidak bisa memaksa kalian untuk menceritakan lebih banyak lagi...yang pasti aku ingin bertemu dengan ratu kalian dan ingin tahu seperti apa Kerajaan Kristal dan Kerajaan Kegelapan itu...dan satu lagi...terima kasih banyak sudah banyak menolong dan mau menjaga aku dan anak ini...” ucap Dika mendekati kedua makhluk itu. kemudian Magma dan Whitie menundukkan kepala dan tubuh mereka memberi hormat tapi di cegah oleh Dika “udahhhhlaaaah kalian jangan seperti itu...seperti biasa saja...anggap aku sahabat kalian yaaa...”. Magma dan Whitie hanya bisa saling berpandangan merasa kebingungan dan Whitie berkata “maafkan kami yang mulia...sudah menjadi kewajiban kami menghormati yang mulia...” mendengar itu Dika hanya mengusap wajahnya “haduuuuuh...ya udahlah bagaimana kalian saja...pusing sayaaa.” melihat sikap Dika Sheryl hanya tertawa menutup mulutnya dengan tangannya yang kecil.
Lalu terdengar azan berkumandang dan Dika berkata “oke aku mau ambil air wudlu dulu dan Shalat Zuhur....apa kalian muslim juga selain Sheryl yang non muslim?”, magma menjawab ”alhamdulillah kami berdua muslim yang mulia, kami pamit dahulu untuk melaksanakan Shalat juga” “lho kenapa tidak berjamaah Shalatnya disini...”tanya Dika heran...lalu Magma menjawab “kami ada tempat khusus untuk melakukan ibadah lima waktu yang mulia” Dika menjawab “okeee....kalau begitu...terima kasih sudah mau berkomunikasi denganku....”. “sama-sama yang mulia” ucap Magma dan kemudian mereka berdua dalam sekejap menghilang dari pandangan. Dika berbicara dengan Sheryl “kakak mau sembahyang dulu ya...kamu mau disini atau keluar kamar dulu...?” Sheryl menjawab “aku disini saja ka sambil lihat kakak sembahyang...” “ya sudah....” ucap Dika sambil meninggalkan Sheryl dan bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan memakai sarung dan peci kemudian melakukan Shalat Zuhur dengan diperhatikan oleh Sheryl hingga selesai dan tak lupa Dika berdoa untuk orang tuanya.
Setelah selesai Shalat Zuhur Dika baringkan di tempat tidur dan berkata ke Sheryl “kakak mau istirahat dulu ya...awas lohhh jangan jail....!!!” Sheryl menjawab “okeeeeee....aku gak akan jail...janjiiii.....” jari kelingkingnya yang kecil dilingkarkan ke jari kelingking Dika tanda berjanji dan tak lama kemudian Dika pun tertidur. Dalam tidurnya tiba-tiba muncul sosok menyeramkan berwujud serigala dengan tubuh dikelilingi oleh angin berwarna hitam dan sosok itu berkata “aku adalah mimpi buruk dalam hidupmu....bersiaplah menghadapi kematianmu.....hahahahah....” lalu Dika Spontan terbangun dari tidurnya dan Sheryl bergegas menghampiri Dika yang masih dalam keadaan kaget dan bertanya “kenapa kak...kok udah bangun lagi..?” Dika mengambil nafas panjang untuk menenangkan diri dahulu dan menjawab “tadi kakak mimpi aneh....” Sheryl menjawab “mimpi apa kak....kok seperti yang ketakutan gitu....?” “entahlah, di mimpi kakak berhadapan dengan sosok menyeramkan...bentuknya seperti serigala tapi tubuhnya dikelilingi pusaran angin..terus sosok itu bilang kalau dia mimpi terburuk dalam hidup kakak...” ucap Dika dan Sheryl terdiam sejenak seperti yang mengenal sosok yang Dika maksud itu.
“kok bengong Sheryl...apa kamu tahu sosok itu siapa..?” tanya Dika curiga. “ehhhh...engggak kok kak....Sheryl cuma bayangkan aja bentuk sosok yang kakak bilang tadi...sepertinya seram sekali ya sosok tadi...” jawab Sheryl berusaha tersenyum agar tidak dicurigai oleh Dika. “kamu yakin gak tau siapa sosok di mimpi kakak....?” tanya Dika menatap Sheryl semakin curiga. “yakin sekali kaak...tak percaya bukan dengan aku....?” ucap Sheryl dengan nada bicara sedikit kesal “abis sikap kamu mencurigakan kakak terus tahu...ya maaf...bukan kakak gak percaya sama kamu” ucap Dika membela diri dan berusaha menenangkan Sheryl yang mukanya menjadi murung. “lanjut lagi ah kakak tidurnyaaaaaa...mungkin tadi cuma mimpi buruk saja” Dika pun membaringkan tubuhnya dan kembali melanjutkan tidurnya hingga tak terasa waktu sudah menujukkan pukul setengah empat sore dan terdengar lagi suara azan berkumandang tanda Shalat Ashar. Dika membuka matanya dan bangun dari tempat tidurnya untuk melakukan Shalat Ashar kemudian setelah selesai Dika mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Semenjak adanya Sheryl, Magma dan Whitie ikut bersama Dika, Dika tidak merasa kesepian lagi hingga tak terasa sudah setahun berlalu mereka bertiga menemani Dika. Ternyata semakin lama karakter kedua penguasa elemen itu semakin terlihat perbedaannya oleh Dika, Magma penguasa api lebih cenderung bersikap serius, selalu waspada, dan juga agak pemarah. Sehingga setiap dijahili oleh Sheryl Magma selalu emosi. ketika Magma sudah emosi api yang ada di sekeliling tubuhnya berkobar-kobar Sheryl berteriak ketakutan dan berlari menghindar mencari perlindungan, Dika tertawa geli melihat Sheryl lari ketakutan begitu, tapi ia tidak pernah jera membuat Magma marah dan meskipun Magma sedikit pemarah, ia sayang kepada Sheryl. Sedangkan Whitie memiliki sifat pendiam, penyabar dan sangat sayang kepada Sheryl sehingga tak jarang Whitie selalu dijadikan tempat perlindungan oleh Sheryl ketika ia sudah membuat Magma marah, Dika pun selalu dibuat tertawa melihat kelakuan Sheryl.
   Terdengar Azan Shubuh berkumandang di speaker mesjid dekat rumah Dika membuat Dika membuka mata dan pelan-pelan bangun dari tidurnya, sejenak Dika duduk di tempat tidurnya menunggu untuk sadar dahulu lalu Dika melihat ke segala sudut kamarnya, akan tetapi Sheryl dan kedua penguasa elemen sudah tidak ada dikamarnya “kemana mereka bertiga pergi ? kok mereka tidak bilang-bilang...“ gumam Dika. Kemudian Dika bangkit dari duduknya dan melangkah ke jendela untuk membuka tirai dan daun jendela. Angin pagi yang dingin berhembus masuk ke dalam kamar dan Dika menarik nafas pajang untuk menghirup udara “haaaaaaaaaah.....segar sekali udara pagi....” ucap Dika senang sambil memperhatikan keadaan di luar sana kalau-kalau ada mereka bertiga, tetapi di luar keadaannya masih gelap dan sepi. Dika pun bergegas untuk mandi dan Shalat Shubuh, setelah selesai shalat Dika memasukkan buku pelajaran yang akan dipelajari hari ini dan tak lupa mengecek kembali. “sepi amat ini kamar...tumben mereka bertiga tidak ada, kemana mereka perginya...?” pikir Dika sambil memperhatikan sekeliling kamar. “ahhhhhhh....nanti juga mereka pulang kok...” pikir Dika menenangkan dirinya.
Setelah selesai semuanya kemudian Dika mengambil ranselnya dan melangkah keluar kamar. Di ruang makan keluarga sudah duduk sosok ayah yang sangat berwibawa di mata Dika, lalu ketika ayah melihat Dika sudah rapi, ayah pun tersenyum dan berkata “pintarnya anak ayah...sini nak kita sarapan berjamaah...” ajak ayah dan Dika pun mengangguk senang kemudian duduk di ruang makan keluarga. Ibu masih sibuk mempersiapkan sarapan untuk ayah dan Dika di dapur, Dika izin ke ayahnya untuk membantu ibu di dapur dan ayah mempersilahkan. Setiba di dapur Dika bertanya pada ibunya “maaaah, Dika bantu ya...keliatannya mamah sibuk dari tadi....mamah lagi masak apa ?” dan ibunya mendekati Dika sambil mengusap-usap kepala Dika dan menjawab “sebentar lagi selesai kok nak...kamu tunggu saja di meja makan sama ayah yaaaa....” “oke maaah...kalau ada apa-apa panggil Dika ya....” ucap Dika dan meninggalkan ibunya di dapur dan ibunya hanya menganggukan kepala sambil tersenyum. Dika pun kembali ke ruang makan keluarga dan berdua bersama ayahnya menunggu ibu Dika selesai menyiapkan sarapan kemudian tak lama ibu, ayah dan Dika sarapan bersama-sama. Setelah selesai sarapan ayah Dika beranjak pergi untuk menyalakan dan memanaskan mobil pribadinya, ibu Dika membereskan bekas sarapan dengan dibantu oleh Dika. Lalu terdengar suara ayahnya memanggil Dika untuk bergegas berangkat, Dika mencium tangan ibunya dan pamit berangkat sekolah, ibu Dika mengikuti Dika dari belakang menuju ke pintu depan. “hati-hati ya yah bawa mobilnya...gak ada yang ketinggalan kan yah...” tanya ibu ke ayah Dika dan ayah menjawab sambil mendekati ibu “gak ada kok mah...ayah berangkat dulu ya...” ibu Dika mencium tangan ayah dan Dika membukakan pintu gerbang agar mobil bisa keluar dan kemudian mereka berdua pun pergi. Seperti biasa ayah Dika menyalakan musik di dalam mobilnya, terdengar alunan lagu jaman dahulu yang Dika pun tak tahu nama grup musik lagu itu tapi ayah Dika sangat menikmatinya. Sepanjang jalan Dika tidak banyak berbicara dan hanya memperhatikan keadaan diluar dari dalam kaca mobil. “kenapa lagi Dika, kaya ada yang kamu pikirkan ayah perhatikan dari tadi...?” tanya ayah tiba-tiba dan Dika tersadar kemudian melihat ke ayahnya sambil menggeleng-gelengkan kepala “gak ada yah....” lalu kembali memperhatikan keadaan diluar. “hayooooo.....kamu mikirin cewe yang kamu lagi suka ya.....” goda ayah dan Dika menjawab “apa sih yaaaaah....siapa juga yang lagi suka sama cewe.....” “duuuuh...cerita aja sama ayah....gak apa-apa kok...wajar kamu mulai ada rasa suka sama lawan jenis....” goda ayah lagi dan Dika berkata dengan kesal “tahuuu ahhh ayaaaah....Dika belum ada kepikiran buat pacaran sama cewe yaaaaah....” mendengar Dika kesal begitu ayah Dika tertawa dan terus menggoda Dika “ya ampuuuun....masa anak ayah yang ganteng begini gak ada cewe yang sukaaaaa....cerita saja sama ayah....” mendengar ucapan ayahnya itu Dika hanya menggeleng-gelengkan kepala dan ayahnya tak henti-hentinya tertawa melihat tingkah Dika yang sudah kesal. “oke...oke...ayah percaya sama kamu...makanya pagi-pagi jangan murung gitu....kalau ada apa-apa cerita sama ayah...nanti kalau dipendam yang ada kamu jadi jerawatan lho” ucap ayah dan Dika menjawab “iya ayah...maafkan Dika...Dika lagi gak mood aja kok...gak tau kenapa...”
Tak terasa mobil yang di kemudikan ayah telah sampai di depan sekolah Dika, kemudian Dika mencium tangan ayahnya dan keluar dari mobil dan ketika melewati lapangan basket terlihat banyak sekali siswa dan siswi yang masih menggunakan seragam sekolah SMP dengan atribut-atribut aneh yang mereka pakai sedang berkumpul dan dirapikan oleh panitia MOS yang merupakan anggota OSIS di sekolahnya “ohhh. Sekarang lagi MOS anak-anak baru tohhh..” gumam Dika sambil melanjutkan menuju kelas. Tanpa Dika sadari salah satu siswa yang sedang MOS itu memperhatikan Dika sedari tadi dengan sinis hingga Dika hilang dari pandangannya. Setelah sampai di kelas Dika membuka ranselnya dan ia taruh di meja dan kemudian Dika duduk. Semenjak Sheryl tidak ada Dika merasa ada yang kurang dalam hidupnya hari itu, Dika melihat ke belakang pojok kelas yang sekarang hanya ada bangku dan meja kosong, padahal biasanya Sheryl selalu duduk di bangku kosong pojok belakang untuk ikut belajar. Dika menghela nafas dan merasa sedih juga kesepian, tak lama Tito masuk kedalam kelas dan menyapa Dika “oiiiiiii...dah lama nyampe....?” Dika hanya mengangguk pelan “kenapa lagi....? galau amat hari ini bro....what happen....?” “tau nih To aku gak mood banget dari tadi berangkat....” “weiiiiiissss....pasti ada alasannya dong kamu gak mood gitu....” jawab Tito dengan ekspresi kaget “sebenarnya aku sedih aja To....banyak yang mau aku ceritain sama kamu....” jawab Dika sambil menghela nafas lagi “ya sudahhh cerita aja ma aku....terserah mau kapan ceritanya...” ucap Tito menepuk-nepuk bahu Dika menenangkan Dika dan Dika melihat ke Tito dan berkata “oke...ntar aja aku cerita...thanks ya To....” Tito pun menjawab “oke my men....tenang aja...”.
Bel pelajaran pertama pun berbunyi dan kemudian Dika dan teman-temannya bersiap untuk belajar seperti biasa, tak terasa waktu pun berlalu dengan cepat, bel pelajaran terakhir berbunyi tandanya kegiatan belajar telah berakhir dan para siswa satu persatu berhamburan keluar kelas untuk pulang. Saat itu hanya tinggal Dika dan Tito yang masih di kelas, “pulang bareng aku aja ya....” tawar Tito mengajak Dika. “ ya sudah sakalian kamu bisa khan maen kerumah ku hari ini.....?” tanya Dika. “aku harus pulang dulu kalau gitu...minta ijin ma ortu aku buat maen kerumah kamu yaaaaa....” jawab Tito dan Dika menjawab “oke aku ikut dulu deh kerumah kamu kalau begitu....” Tito mengacungkan jempol kanannya tanda setuju “sipppppp” kemudian mereka berdua bergegas keluar kelas dan akhirnya Dika ikut kerumah Tito dengan sepeda motor kesayangan Tito kemudian mereka berdua pergi menuju rumah Dika.
Setelah mereka berdua sampai di rumah Dika, lalu Dika turun terlebih dahulu dari motor dan Tito memarkirkan sepeda motornya di samping halaman rumah Dika. diam-diam Tito memandang ke segala arah sambil menganggukkan kepala mengikuti Dika dari belakang. Dika mengetuk pintu dan mengucapkan salam kemudian ibunya Dika menjawab salam dari dalam rumah dan ketika pintu terbuka ibu melihat disamping Dika seorang anak seusia Dika dan bertanya “ohhh....ada temannya Dika, siapa namanya nak?” tanya ibu dan Tito pun memperkenalkan diri “saya Tito bu, teman kelasnya Dika” “ohh...nak Tito...silahkan...silahkan masuk...” ucap ibu Dika mempersilahkan masuk. “terimakasih bu....” jawab Tito melangkah masuk. Lalu Tito mengikuti Dika dari belakang menuju kamar Dika. “woooow....luas sekali ya rumah dan kamar kamu....” ucap Tito takjub melihat rumah dan kamar Dika yang besar dan luas. “ahhhh....gak luas-luas amat To...biasa aja kaleeee....” jawab Dika merendah.”maaf ya aku baru ajak main kerumah ku sekarang-sekarang? padahal kita dah lama berteman....” ucap Dika lagi dan Tito menjawab “wolesss aja bro......aku juga makasih banyak dah diajak maen kerumah kamu...aku gak nyangka aja orang kaya seperti kamu au bersahabat sama orang miskin kayak aku...” Dika kaget mendengar ucapan Tito seperti itu dan berkata “husssssst...ngomong apa sich....dimata Allah SWT semua manusia itu derajatnya sama...gak ada yang miskin gak ada yang kaya...yang bedain tuh suma amalannya aja selama di dunia..” “awas aja klo sampai ngomong gitu lagi...nichhhh....” ucap Dika sambil mengepalkan tangan kanannya ke arah wajah Tito dan Tito hanya menggaruk-garuk kepala sambil berkata “heheheh.....iya...ampun ndorooooo.....” ledek Tito dan Dika hanya menggeleng-geleng kepala. “tapi kapan-kapan main ya ke gubuk aku...” pinta Tito. “iya tenang aja To, ngomongnya itu lho...” ucap Dika dan Tito kembali menggaruk-garukkan kepala sambil berkata “heheheh.....thank you bro...”. Setelah Dika dan Tito meletakkan ransel mereka, Tito tanpa disuruh langsung berbaring di tempat tidur Dika sambil berkata “mataaaaaaaaap dah punya rumah gede gini....” mendengar itu Dika berkata “ahhhh lebayyyyy enteee....” dan berjalan ke pintu kamar.
“makan yuuuk....dah lapar nich.....” tanya Dika sambil membukakan pintu kamar mengajak Tito makan. Mendengar Dika mengajak makan, spontan saja Tito bangun dari tempat tidur dan berkata “yoiiii.....aku juga dah laper...” dan mereka berdua keluar dari kamar dan melangkah menuju ruang makan keluarga. Ibu Dika langsung menyuruh mereka berdua untuk makan dan mereka pun makan dengan lahap dan setelah selesai sebelum mereka berdua ke kamar lagi Tito mengucapkan terima kasih kepada ibu Dika dan begitupun Dika. Ketika dikamar Tito melihat sebuah rak buku yang didalamnya penuh dengan koleksi buku-buku komik Detective Conan dan beberapa komik animasi dari Jepang lainnya yang terkenal dan Tito merasa heran ketika ditempat tidurnya terdapat boneka Tedy beruang, kemudian Tito memandang ke arah Dika sambil mengerutkan dahi, “gak salah ada boneka beruang disini Di...masa main boneka sich....kayak anak cewe aja...” tanya Tito dengan curiga dan Dika sedikit salah tingkah sambil mengambil boneka itu dan memasukkan kedalam lemari “emmmmh...itu...boneka punya keponakan aku To....kemarin dia kerumahku dan main dikamarku....” jelas Dika dengan gugup. “ohhhh....boneka keponakan kamu ketinggalan....aku kira kamu main boneka sekarang, heheheh....” ledek Tito dan Dika memukul pelan lengan Tito sambil berkata “enak aja ente.....”. Pandangan Tito beralih kembali ke rak buku itu dan menghampirinya untuk melihat ada komik-komik apa saja yang Dika punya “bro...aku boleh pinjam komik ini gak....?” tanya Tito sambil mengambil beberapa buku di tangannya. “boleh To...tapi nanti simpan lagi ya komiknya....” jawab Dika dan Tito langsung duduk di kursi meja belajar “thanks ya bro....” dan mulai membuka lembaran demi lembaran komik itu dan membacanya dengan serius.
Karena Tito sangat serius membaca komik akhirnya Dika pun membuka laptop miliknya dan duduk di tempat tidur sambil menyenderkan punggungnya ke tembok, lalu Tito bertanya “oh iya...ngomong-ngomong katanya kamu mau cerita sesuatu...?” lalu Dika sambil jarinya mengetikkan ke keyboard laptopnya melihat kearah Tito dan menjawab “benaran kamu mau denger ceritanya...yang ada kamu anggap aku gila dan aneh...masalahnya aku juga masih gak percaya sama semua yang terjadi....”. “ya elaaaaah....kamu masa gak ingat waktu kamu ketakutan di sekolah dan kamu bilang ketemu hantu gadis kecil waktu itu...aku percaya khan...?” ucap Tito meyakinkan Dika. “yaaaa.takutnya kamu pura-pura aja percaya To...” balas Dika masih belum yakin.”lagi pula aku bingung mau cerita dari mana To...?” ucap Dika lagi. “ya udah cerita aja dari pertama Di.....dari kamu ketemu hantu gadis kecil itu...aku penasaran pengen liat kayak gmana tuh hantu....” ucap Tito sambil menutup komiknya dan mulai mendengar cerita Dika. “memang kamu gak takut sama hantu To....Sheryl itu serem lho wujudnya....” tanya Dika, Tito menjawab “lhaaaaaa.aku lebih serem dari hantu kok Di, yang ada hantu takut sama aku...hehehe “ jawab Tito percaya diri dan Dika dengan kesal menjawab “sontoloyo ente...aku serius tauuuuu....kepret jadi ganteng lho...”, Tito menjawab “weiiiisssss.mau dong aku dikepret kalau jadi ganteng....heheh...” ledek Tito. “masih mau denger aku cerita gak nichhhh....” tanya Dika yang semakin kesal diledek Tito dari tadi, lalu Tito berkata “iya mau lha....iya maaf....maaf td aku cuma bercanda aja...abis enak sich ledekin kamu.....heheh....ya udah cerita aja sekarang Di...”, “makanya kalau mau denger ceritanya gak usah sambil bercanda...” kata Dika masih kesal.
Lalu Dika menarik nafas panjang dahulu untuk meredakan amarahnya kemudian menceritakan dari awal pertemuan dengan Sheryl hingga Dika bertemu dan melawan makhluk-makhluk yang aneh, juga Dika menceritakan Sheryl dan kedua elemen yang tiba-tiba menghilang entah kemana, Tito mendengarkan dengan raut wajah serius, seperti mengetahui sesuatu kemudian setelah Dika selesai menceritakan semua, raut Tito berubah kembali menjadi seperti biasa “wuidiiiiih...kayak di film-film aja Di ceritanya tadi....apa bener kamu mengalami semua itu....apa kamu yakin Sheryl anak bangsawan Belanda” ucap Tito langsung menyerang Dika dengan pertanyaan-pertanyaan. “dari wujudnya sich meyakinkan kalau dia itu anak bangsawan Belanda To...aku juga masih bingung Shadow itu siapa dan kenapa dia bersikeras menculik Sheryl dan menginginkan energi murni yang dimiliki Sheryl” jawab Dika dan tiba-tiba Tito seperti yang sedang memikirkan sesuatu dan tanpa disadari Tito bergumam “waduuh gawat....aku harus cepat-cepat bertindak”. Lalu Dika sedikit mendengar gumaman Tito dan bertanya “kenapa To, kamu kok kayak yang panik dan ketakutan gitu....kamu juga kayak yang tahu dengan Shadow itu....” mendengar itu Tito langsung sadar dan mengelak “eh....enggak koq Di....maksudnya gawat kalau Shadow berhasil menculik Sheryl....kayaknya kekuatan yang dimiliki Sheryl itu besar sekali sampai-sampai si Shadow mau mengambilnya....kayak di film-film....heheh”, Dika menggelengkan kepala dan berkata “yeeeeee...ni anak keseringan nonton film nich jadi apa-apa dihubunginnya sama film terus dari tadi...” Tito hanya tertawa dan kemudian ia melihat ke arah jam di dinding “ehhhh Di, aku pulang ya....dah sore nich....masalah mereka bertiga itu tenang saja...mereka pasti kembali kok.....” ucap Tito berdiri kemudian mengambil ranselnya bersiap pulang....” “gak Shalat Ashar dulu To...mendingan Shalat dulu disini biar kamu pulang bisa nyantai....” ucap Dika mengingatkan. “ya udah aku Shalat dulu deh kalau gitu...” ucap Tito sambil menyimpan kembali tas ranselnya dan Dika menunjukkan letak kamar mandi dan kemudian mereka berdua Shalat berjamaah di dalam kamar. Setelah selesai Shalat Tito pun pamit pulang dengan ibu Dika dan bergegas menaiki sepeda motornya.
Melihat tingkah laku Tito yang aneh tadi, Dika merasa aneh dan heran dan mencurigai kalau Tito menyembunyikan sesuatu dari Dika yang tidak Dika ketahui. “pasti dia tahu sesuatu tentang yang aku ceritakan tadi....”. Sementara itu Tito dengan mengendarai sepeda motornya bergegas pulang kerumah dan setelah sampai dirumahnya...ibunya menyambut Tito dan Tito pun mencium tangan ibunya kemudian langsung ke kamar.....melihat tingkah laku anaknya yang tergesa-gesa ibu Tito bertanya dengan logat jawa “ndo ada apa ?kok buru-buru begitu..apa nda makan dulu....?” Tito pun menjawab “nda opo-opo to mbu...Tito cuma pengen cepet-cepet istirahat di kamar....” “yo wesssss...tapi jangan lupa bajumu tu salin dahulu....” ucap ibu menyarankan dan Tito menjawab sambil bergegas ke kamarnya “daleeeem bu...nanti Tito ganti baju di kamar....”. Setelah berada di dalam kamar, Tito lalu duduk di lantai seperti orang bertapa dan lengan kanannya diarahkan keatas dan tiba-tiba seberkas cahaya yang dikelilingi energi listrik berada ditelapak tangan kanan kemudian telapak tangannya itu ia pukulkan ke lantai dan berkata “hadirlah Pegagus...!!!!”. Energi listrik itu berjalan merembet di lantai ke arah depan dan kemudian menjelma menjadi sosok kuda pegasus yang berukuran lebh besar dari kuda biasa serta memiliki tanduk berwarna emas dan beraliran listrik dan juga memiliki sayap yang lebar disisi kanan kirinya. Ternyata tanpa Dika ketahui Tito juga merupakan kesatria elemen, Tito sengaja merahasiakannya karena ia khawatir ia hidupnya akan terancam dan para anak buah Shadow tentunya akan terus mengganggu Tito dan keluarganya jika diketahui siapa sebenarnya. Pegasus itu duduk dihadapan Tito untuk memberi salam “salam tuanku, ada gerangan apakah tuan memanggilku....?” lalu Tito bangun dan menghampiri Pegasus “bangunlah pegasus...aku memanggilmu karena ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyain sama kamu...?” ucap Tito. “hamba akan menjawab yang hamba ketahui tuan...apakah yang ingin tuan tanyakan....?” jawab Pegasus, “yaelaaaaah...biasa aja kaleeee ngomongnya....kaku tahu ngomong kayak tadi...heheh...aku cuma bercanda” Ucap Tito sambil cengar cengir garuk-garuk kepala. Melihat tingkah Tito, Pegasus itu sempat heran dan hanya menatap ke arah Tito “maaf Tuan, apa maksud ucapan tuan tadi....?”ucap Pegasus. Tito menjawab “maksudnya kamu gak usah kaku gitu ngomong sama aku...aku nyantai orangnya...” lalu Pegarus berkata “logat bahasa yang hamba gunakan berbeda dengan tuan biasa gunakan...hamba belum terbiasa...maaf...”, Tito menjawab “oooh...gitu....iya juga sich...aku ketemu sama kamu baru seminggu...dan mungkin gaya bahasa kamu itu gaya bahasa yang kamu gunakan di alam kamu khan....?” Pegasus menjawab “benar tuanku...lalu apa yang ingin tuanku tanyakan...?” lalu Tito baru ingat dengan maksudnya memanggil Pegasus untuk menanyakan sesuatu “oh iya aku hampir lupa....aku tadi ke rumah sahabatku namanya Dika...disana dia cerita tentang hantu anak kecil yang bernama Sheryl dan Dika memiliki 2 kesatria elemen yang membuat Dika bisa berubah jadi seperti aku....apakah yang Dika katakan itu benar....?”
Pegasus itu pun berkata “tunggu sebentar tuanku...hamba terawang dahulu sahabat tuan itu....” lalu pegasus diam sejenak dan memejamkan kedua matanya, tiba-tiba tanduk emasnya bersinar terang dan membuat Tito takjub melihatnya “kereeeeeeen....”, tak lama kemudian tanduk emas itu berhenti bersinar dan pegasus itu membuka mata dan berkata “memang benar temanmu yang bernama Dika itu adalah seorang kesatria pengendali 5 elemen yang ada di bumi ini dan dia juga seorang penjaga antara dunia para manusia dan bangsa kami, gadis kecil yang bersama Dika itu memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, sangat berbahaya sekali jika Shadow berhasil mendapatkan kekuatan gadis kecil itu, Shadow akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan gadis kecil itu agar Shadow menjadi tidak terkalahkan dan akan menguasai alam manusia juga selain ingin mengusai bangsa kami....itu yang hamba ketahui sejauh ini...”.
Tito kaget mendengar ucapan Pegasus itu “apaaaaaa....jadi Dika pengendali elemen juga dan dia juga penjaga dua alam !!!...weiiiissss....keren banget sahabatku itu jadi seorang penjaga tp tugasnya sangat berat sekali....lalu sekarang keberadaan Sheryl dan prajurit elemen Dika ada dimana, apa kamu tahu?” ucap Tito ingin tahu, Pegasus itu menjawab “gadis kecil itu sedang dilatih oleh prajurit elemen untuk menjadi kuat tuanku..mereka bertiga berada disuatu tempat yang aman saat ini...” lalu Tito bertanya lagi “ooohhh gitu....lalu aku harus bagaimana untuk bisa menolong sahabatku itu...aku yakin dia tidak akan sanggup sendirian menghadapi Shadow meskipun Dika sudah memiliki ke 5 elemen nantinya....bukankan kata kamu Shadow itu sangat licik dan kejam...?...aku tidak mau sahabatku itu terjadi apa-apa nanti...” Pegasus itu menjawab “oleh sebab itu hamba memilih Tuan untuk menjadi pengendali hamba agar kita berdua bisa ikut menyelamatkan kedua dunia meskipun kekuatan hamba tidak sebesar sahabat Tuan itu...lagipula Yang Mulia Ratu Aleesa memerintahkan aku untuk melindungi bangsa manusia....hamba menyarankan agar hamba secepatnya melatih kemampuan Tuan untuk mempersiapkan pertempuran yang akan Shadow lakukan nanti...karena ketika tadi hamba menerawang, hamba sedikit membaca pikiran Shadow...dia sedang melakukan rencana yang sangat licik...” mendengar ucapan Pegasus, Tito mengangguk tanda mengerti apa yang terjadi dan berkata “oke kalau begitu, kita tidak bisa lama-lama berdiam diri begini...aku kabarkan sama kamu nanti kapan aku siap....aku tidak akan mengecewakan kamu yang sudah memilihku...okeeee....” dan pegasus itu menundukkan kepala berkata “terima kasih Tuanku...Yang Mulia Aleesa tidak salah memilih Tuan sebagai pengendali elemen...adakah yang ingin Tuanku tanyakan lagi...?” Tito hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil berkata “sudah cukup pertanyaanku...thanks ya buat infonya..”. Pegasus itu menjawab “baiklah kalau begitu hamba pamit pergi untuk mencari informasi lainnya...” Tito menjawab “silahkan...jaga dirimu...jangan sampai anak buah Shadow menangkapmu...” Pegasus menjawab “baik Tuan...” dan sekejap Pegasus itu menghilang dari pandangan Tito, setelah itu Tito melanjutkan aktifitas seperti biasa.
    Pada waktu yang bersamaan, di suatu tempat yang ada di dunia kristal terlhat Sheryl bersama kedua penguasa elemen, Magma dan Whitie. Mereka berdua melatih Sheryl cara bertarung dan mengendalikan kekuatannya. Sudah beberapa teknik cara bertarung Sheryl sudah diikuti, kali ini tinggal 1 lagi yang harus ia ikuti yaitu cara mengeluarkan aura kekuatan dalam tubuhnya dan mengendalikannya. Terlihat kali ini Sheryl berdiri dengan wajah ditundukkan ke bawah, mencoba berkonsentrasi mengeluarkan aura dalam diri Sheryl. Awalnya sulit sekali mengeluarkan aura dalam tubuh Sheryl hingga tak terasa bercucuran keringat di keningnya yang pucat. Sheryl tidak mudah menyerah untuk berlatih, sesekali ia beristrahat sejenak sambil mengusap keringatnya. Sheryl mencoba untuk berkonsentrasi sambil memejamkan mata, tubuhnya bergetar, lalu tak lama muncul sedikit aura bercahaya yang keluar dari  tubuh Sheryl, melihat itu Whitie berkata memberi semangat “bagus nak...ayo keluarkan auramu...fokus...fokus...jangan ada keraguan dihatimu....tinggal sedikit lagi...kamu pasti bisa....”.
Tapi aura itu kembali menghilang dan Sheryl duduk lemas sambil menangis “hiiiiks...hiiiikss...huaaaaaaa....bagaimana aku bisa menjadi kuat dan bisa melindungi Kak Dika....” rengek Sheryl sedih karena ia belum bisa menguasai kekuatan sepenuhnya.. Lalu Magma membentaknya “dasar anak cengeng....belum apa-apa sudah menangis...ayo lanjutkan...waktu kita tidak banyak...” dan Whitie mendekati Sheryl yang semakin kencang menangisnya kemudian membelanya “diam kau Magma...bukan begitu caranya melatih anak kecil seperti dia...kita harus sedikit bersabar...” lalu Magma menjawab dengan kesal “bagaimana aku harus bersabar...keberadaan Shadow dan anak buahnya sudah lama tidak nampak batang hidungnya dan akupun tidak merasakan aura mereka....aku khawatir Shadow sedang merencanakan sesuatu yang berbahaya dan dia akan menyerang kita semua disaat kita lengah...” Whitie menjawab “oleh sebab itu kita berdua melatih anak ini...kau tahu khan Sheryl memiliki kemampuan yang luar biasa yang menjadi incaran Shadow...kemampuan Sheryl belum keluar sepenuhnya...ini hanya masalah waktu saja...percaya padaku...“ lalu Magma menjawab “terserah kau saja....” kemudian terbang meninggalkan Sheryl dan Whitie. Setelah Magma pergi Sheryl berkata kepada Whitie “iiiiih....menyebalkan si Magma itu...dia hanya bisanya marah-marah saja....huuuuuh....” lalu Whitie menjawabnya “sudahlah memang sudah sepert itu tabiat asli Magma...masih ada aku yang akan melatihmu nak...ayo kita mulai lagi berlatihnya...” lalu Whitie menghapus airmata Sheryl dan Sheryl pun tersenyum kemudian memeluk Whitie dengan erat “thank you Whitie...kamu sama kayak Kak Dika...sabar menghadapi aku...ayooo kita latihan lagi....”.
Sheyrl pun mencoba lagi berlatih dan kali ini Sheryl melakukan dengan lebih konsentrasi dan serius. Tubuh Sheryl bergetar disusul aura bercahaya itu pun muncul sedikit demi sedikit keluar dari tubuhnya, lalu aura itu semakin lama semakin berkumpul dan bercahaya menutupi tubuh Sheryl dan Sheryl semakin mengeluarkan tenaganya sambil berteriak “hiaaaaaaaaaaaaaahhhh....aku tidak boleh gagaaaaaaal.....hiaaaaaaaatttt.....aku pasti bisa kaaaaaaaaaaak.....” kemudian aura cahaya dalam tubuh Sheryl semakin lama semakin besar dan menyilaukan mata sehingga Whitie menghalau cahaya itu dengan tangannya akan tetapi cahaya itu tetap menyilaukan. Ketika Whitie mengahalau cahaya yang menyilaukan itu dengan tangannya, cahaya itu pun semakin lama semakin menghilang dan terdengar suara bergemuruh yang Whitie dengar, lalu ia membuka matanya dan tanpa Whitie duga suara gemuruh itu berasal dari aura cahaya dari tubuh Sheryl dan saat ini Sheryl sudah memakai baju tempur dengan sayap putih di punggung Sheryl, Whitie melihat Sheryl menggenggam sebuah senjata berbentuk busur panah. “Shee....Sheryl apa itu kamu nak...?” tanya Whitie dengan terheran-heran, Sheryl pun turun dan kedua sayapnya menghilang secara ajaib dan mendekati Whitie “akhirnya....aku bisa memaksimalkan kemampuanku Whitie....thanks for everythink...” ucap Sheryl sambil memeluk kembali Whitie dengan gembira dan Whitie merasa senang sekali, akhirnya Sheryl dapat melewati semua yang diajarkan oleh Magma dan Whitie. Magma tiba-tiba kembali datang di hadapan mereka berdua dan berkata “tak ku sangka kau memiliki kekuatan sebesar ini hai Sheryl....aku ingin menguji sejauh mana kemampuanmu ini kamu bisa kuasai...bersiaplah....” ucap Magma menantang Sheryl, tapi Whitie mencegah Magma melakukan itu “sudah cukup Magma....harusnya kamu bersyukur Sheryl sudah lebih kuat sekarang...” lalu Whitie berkata kepada Sheryl “jangan kamu hiraukan ucapan dia Sheryl.....energimu sudah banyak keluar nak....!!!”, “tenang saja Whitie, aku yakin bisa mengalahkan dia dan menghentikan sifatnya yang sombong itu....tunggu saja disini...” ucap Sheryl menenangkan Whitie dan kemudian Sheryl mengeluarkan sayap ajaibnya dan melesat terbang menghampiri Magma.
“ayo burung jelek, aku tidak takut terhadapmu...aku terima tantanganmu...” ucap Sheryl dengan yakin dan kedua tangannya yang kecil sudah menggenggam busur panah. “baiklah...aku ingin menguji sebesar apa kemampuanmu....kalau kamu bisa mengalahku berarti kamu bisa mengalahkan Shadow...ayo kita mulaaaaai...”. Magma terlebih dahulu menyerang Sheryl dan berteriak“Meteooooor Shooooot.. “ lalu dari mulutnya keluar bola-bola api melesat terbang ke arah Sheryl, Sheryl dengan sigap menaruh tangan kanannya ke depan dan berkata “Shield Angel” keluarlah perisai cahaya mengelilingi Sheryl dan bola-bola itu tidak mengenai Sheryl sedikitpun. Magma terkejut melihat kekuatan Sheryl yang semakin besar, tapi bagi Magma itu belum cukup kemudian Magma kembali menyerang dan terbang menukik tajam ke arah Sheryl “Phoenix Fury”, Sheryl tetap tenang ketika Magma menyerangnya kembali, lalu Sheryl mengarahkan busur panahnya ke arah atas dimana Magma sedang melancarkan serangannya, lalu Sheryl membidik dahulu target anak panahnya kemudian berkata “Angel Arrow” dan kemudian anak panah itu melesat terbang ke arah Magma. Ketika anak panah itu mengenai Magma, lalu terdengar suara benturan yang keras dan disusul oleh cahaya di langit, ternyata Magma yang terjatuh dan tubuhnya terhempas ke bawah, Sheryl dan Whitie bergegas mennuju arah jatuhnya Magma.



Ketika mereka berdua sampai di tempat jatuhnya Magma, mereka melihat Magma berusaha bangkit akan tetapi jatuh kembali, kemudian Sheryl dan Whitie diam-diam menghampiri Magma. Magma mencoba kembali bangkit dengan susah payah, tanpa sepengetahuannya Sheryl tiba-tiba memapah tubuh magma untuk bangkit, alangkah terkejut dan malunya Magma ketika Sheryl memapah Magma dan kembali ke tempat awal diikuti oleh Whitie dari belakang, sepanjang jalan Magma hanya tediam sambil meringis kesakitan, ternyata Sheryl berhasil melukai sayap kiri Magma dengan anak panahnya. Setelah sampai di tempat awal Sheryl membaringkan tubuh Magma, Magma terlihat malu sekali sehingga dia memalingkan wajahnya dan tidak berani menatap Sheryl. Whitie membisikkan ke telinga Sheryl “biar aku yang akan mengobati Magma...semoga kejadian ini membuat dia sadar dari sikapnya selama ini terhadapmu nak...” Sheryl pun menganggukkan kepala dan meninggalkan mereka berdua. Whitie mendekati Magma dan terlihat menjilati luka yang ada di sayap kiri Magma, secara ajaib luka itu berangsur-angsur pulih tanpa bekas sedikitpun. Magma berkata “maafkan aku...maafkan atas sikapku yang angkuh....anak itu memiliki hati yang mulia dan aku tidak menyangka kekuatan anak itu sangat kuat sekali...pantas saja Shadow mau memiliki kekuatan anak itu...aku harus menjaga anak itu dengan segenap hatiku...untuk menebus kesalahanku ini...” lalu Whitie menjawab “tenangkan dirimu...energimu masih belum pulih...nanti saja kita bicarakan itu...” kemudian Whitie menghampiri Sheryl yang sedang duduk termenung merasa bersalah dan Sheryl bertanya dengan khawatir “bagaimana keadaan Magma...?lukanya bagaimana....?aku tidak sungguh-sungguh ingin mencelakai Magma tadi” Whitie berkata “ia tidak apa-apa sekarang, luka-lukanya sudah pulih...hanya saja ia masih lemah...itu bukan salahmu nak....tenang saja” sambil mengusap airmata Sheryl dan kemudian menghiburnya.       
Pada saat Magma sedang berbaring dan Whitie sedang menghibur Sheryl, tiba-tiba terdengar suara bergemuruh, Whitie dan Sheryl mencari sumber suara itu dan ternyata sumber suara itu berasal dari arah belakang tempat Magma berbaring. Whitie dan Sheryl melihat gumpalan angin hitam pekat dengan suara gemuruh yang cukup keras membuat Magma berusaha bangkit meskipun masih dalam keadaan lemah untuk melihat siapa yang datang, lalu Whitie dan Sheryl bergegas menghampiri Magma dan berusaha membantu Magma untuk menjauhi gumpalan angin hitam itu. Ketika Whitie dan Sheryl berhasil membopong Magma ketempat yang lebih aman, gumpalan angin hitam itu berubah menjadi sesosok serigala dengan tubuh dikelilingi angin hitam yang merupakan aura kegelapan, dengan air liur yang keluar dari mulutnya dan matanya yang merah serta terdapat kristal hitam terletak di dahi membuat serigala itu terlihat semakin buas dan sangat menakutkan. Lalu serigala itu berkata “HAHAHAHA.....AKHIRNYA AKU MENEMUKANMU ANAK KECIL...AKU TAK PERLU SUSAH-SUSAH MENCARIMU.....”. Melihat sosok serigala itu Sheryl menjadi tertegun seperti mengingat sesuatu, Whitie berusaha menyuruh Sheryl untuk pergi meminta bantuan Dika akan tetapi sia-sia saja, lalu Whitie pun berusaha melindungi Sheryl dan Magma sendirian dan berkata kepada serigala itu “mau apa kau kesini....jangan harap kau bisa mengambil Sheryl sebelum langkahi mayatku”. Lalu serigala itu tertawa terbahak-bahak “HAHAHAHAHAHAH...HAHAHAHAHAHAA....ITU GAMPANG SEKALI.....SEKALI SENTIL SAJA KAU AKAN KALAH...HAHAHAH....” sombong serigala itu.
Mendengar ejekan itu Whitie menjadi marah dan langsung menyerang serigala itu, “Wave Attack” Whitie menghentakkan kaki kanannya ke tanah dan dari tanah menyembul ombak air yang tinggi dan menyerang serigala itu, akan tetapi serigala itu sangat gesit dan selalu mengelak dari serangan Whitie kemudian dalam sekejap serigala itu dengan telak menyerang Whitie dan mengenai dagunya hingga terpental jauh, Whitie segara bangkit dan tidak menyerah melawan serigala itu. karena kemampuan serigala itu lebih kuat akhirnya Whitie pun menjadi bulan-bulanan terus di serang oleh serigala itu hingga tubuh Whitie penuh luka-luka dan Whitie pun rubuh ke tanah tak berdaya untuk bangkit kembali. Serigala itu mendekati Whitie dan dengan kejam tubuh Whitie diinjak sambil berkata “BAGAIMANA....APA KAU SUDAH MENYERAH...ANAK ITU MENJADI MILIKKU SEKARANG.....HAHAHAH....”, tiba-tiba sebuah anak panah melesat dan mengenai serigala itu hingga ia terpental kebelakang. “akulah lawanmu serigala jelek....” ucap Sheryl dengan baju tempurnya menantang serigala itu. Serigala itu lalu bangkit dan berkata “HAI BOCAH TENGIK.....CUKUP KUAT JUGA KAU TERNYATA BISA MEMBUATKU TERPENTAL....KALIAN SEMUA TIDAK AKAN BISA MELAWANKU....” “aku tahu kamu Phima....ini aku Sheryl....siapa yang buat kamu jadi seperti ini....sadarlah Phima....” ucap Sheryl berusaha membuat sadar, lalu serigala itu menjawab “AKU TYPOON...AKU TIDAK AKAN MENGECEWAKAN TUANKU SHADOW....AKU AKAN MEMBAWA PAKSA KAU....” mendengar itu Sheryl menjadi kaget dan berkata dalam hati “jadi ini semua ulah Shadow, temanku ini telah dia rubah menjadi monster...ini tak bisa dibiarkan...aku harus menyadarkan dia....” setelah itu Sheryl berkata kepada serigala itu “Phima aku akan menyelamatmu....ingatlah...ini aku Sheryl.....” lalu serigala itu berteriak “AKU TIDAK KENAL KAU BOCAH TENGIK.......!!!” dan mnyerang Sheryl dengan tiba-tiba, sontak saja Sheryl kaget dan tidak sempat menangkis serangan serigala itu akhirnya Sheryl terkena pukulan serigala itu “aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaacccccccccccccchhhhhhh.....” teriak Sheryl kencang dan tubuhnya yang kecil terhempas jauh sekali, serigala itu tanpa ampun menyerang Sheryl hingga tak sadarkan diri. Melihat Sheryl terus diserang oleh serigala itu Whitie dengan sisa tenaganya berusaha melindungi Sheryl dan menjadi tameng untuknya, serigala itu menjadi sangat marah kemudian secara membabi buta menyerang Whitie ranpa ampun hungga keduanya tak sadarkan diri.
 Serigala itu pun tertawa puas melihat mereka semua berhasil dikalahkan “HAHAHAHAHAHH.....AKU BERHASIL MENGALAHKAN MEREKA TUANKU SHADOW....MEREKA TIDAK SEKUAT YANG KAU KIRA TUANKU.....”. Ketika serigala itu hendak membawa jasad Sheryl yang tak sadarkan diri tiba-tiba dari belakang melesat dua buah pedang yang mata pisaunya beraliran listrik dan mengenai serigala itu. serigala itu berteriak kesakitan dengan tubuh yang dialiri listrik “UWAAAAAAAA....KURAAAAANG AJAAAAAAAR......”, tak lama muncul laki-laki misterius berpakaian tempur berwarna emas mengunggangi kuda yang memiliki tanduk di dahinya dan bersayap, lalu laki-laki misterius itu itu turun dari kuda itu dan kedua tangannya diarahkan ke atas, secara ajaib dua bilah pedang beraliran listrik terbang menuju laki-laki misterius itu dan hinggap di kedua tangannya dan berkata “dah cukup....beraninya ya sama yang lemah...pake ketawa-ketawa lagi...perintah siapa kamu hah....?”, serigala itu sangat tidak terima dan kedua matanya yang merah makin menyala tanda sangat marah, tapi sosok misterius itu tak gentar sedikitpun dan terlihat sangat siap untuk menyerang kembali serigala itu. serigala itu bertanya dengan emosi “SIAPA KAU ? BERANINYA KAU MENYERANGKU DARI BELAKANG TADI....” sosok misterus itu dengan tersenyum meledek berkata “perkenalkan, aku kesatria penguasa Halilintar....dan kamu gak ada apa-apanya buat aku...”, mendengar itu serigala pun semakin marah dan langsung melesat menyerang kesatria itu, ternyata kesatria itu memiliki kemampuan bergerak sangat cepat melebihi kemampuan serigala itu, dengan mudah kesatria itu menghalau semua serangan tanpa sedikitpun melawan. Hingga serigala itu kehabisan tenaga untuk menyerang, nafasnya tersengal-sengal lalu kesatria itu berkata “cuma segitu kemampuan kamu.....payaaaaaaaah....okeeee.....sekarang giliran aku....bersiaplah....”, sekejap saja kesatria itu melesat berlari dengan kedua pedang di tangannya menyerang serigala itu, kesatria itu memiliki jurus yang sangat dahsyat dan kali ini serigala itu yang kewalahan menangkis serangan-serangan yang dilancarkan kesatria itu dan akhirnya serigala itu memutuskan untuk menyelamatkan diri dan berubah menjadi gumpalan angin hitam menabrak kesatria itu hingga terjatuh dan serigala itupun melarikan diri. Melihat serigala itu kabur, kesatria itu berkata “yaaaaaaaaaaaaaa....payah banget daaaaaah....dia malah kabur......awas kalo aku ketemu tuh makhluk....aku gak akan kasih ampun” kemudian ia membuka helmnya dan helm itu pun seperti menguap menghilang dari pandangannya. Ternyata kesatria itu adalah Tito dan kebetulan ia sedang berlatih juga di dunia kristal bersama kuda pegasusnya. Tito menghampiri Pegasus dan berkata “sekarang bagaimana rencananya....kita terlambat menolong mereka bertiga....apa kita bawa pergi saja mereka bertiga keluar dari sini....keadaan mereka sangat lemah...aku takut mereka tidak bisa tertolong....?” lalu pegasus memperhatikan keadaan mereka bertiga dan berkata “tenang saja tuanku...mereka masih bisa diselamatkan...tapi maaf apa tuan tidak merasa aneh...bukankah mereka bertiga yang menjaga sahabat tuan...tapi sahabat tuan itu saat ini tidak bersama mereka....apakah sahabat tuan itu tidak tahu kalau mereka ada disini dan tidak mengetahui tempat ini....?” mendengar ucapan pegasus Tito pun berkata sambil tangannya memegang dahu “iya juga ya....kok Dika gak ikut mereka...apa jangan-jangan mereka bertiga diam-diam pergi kesini “ lalu Tito melanjutkan “ya udahlah itu bisa ditanyakan nanti ketika mereka sadar, sekarang kita bawa dulu mereka keluar dari sini....” pegasus itu menjawab “baiklah tuan, tunggu sebentar...” kemudian pegasus itu memejamkan mata dan dari tanduk emasnya keluar cahaya dan tak jauh dari pegasus itu keluar bola baja berbentuk bulat yang memiliki tombol diatasnya, Tito pun mengambil bola baja itu dan memencet tombol itu dan diarahkan ke jasad Magma, Whitie dan Sheryl. Secara ajaib mereka bertiga seperti terhisap masuk kedalam bola baja itu dan kemudian Tito menaiki punggung pegasus dan melesat terbang dengan cepat keluar dari dunia kristal.   .

EPISODE  IV :
PERTEMUAN DENGAN PHIMA SI PENGUASA ANGIN ( BAGIAN II )

            Di sebuah kamar, tepatnya di kamar Tito muncul sebuah lingkaran berbentuk oval dan dari situ muncul Tito dan Pegasus, kemudian Tito melihat jam di dinding kamarnya yang menunjukkan sudah pukul 8 malam. “koq masih jam segini, padahal kita di dunia kristal cukup lama khan Pegasus ?” tanya Tito kepada Pegasus kemudian Pegasus menjelaskan “memang di Dunia Kristal dimensi waktunya berbeda dengan alam manusia, disana waktu berjalan sangat lambat dimana satu hari disana sama dengan 1 menit di alam manusia...” lalu Tito mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti dan berkata lagi “ooooooh gitu toh....pantas perasaan koq lama banget disana...aku kira sudah lama aku pergi dan tadinya aku khawatir ortuku akan kebingungan mencariku yang tiba-tiba menghilang dari kamar tadi....”. Tito memperhatikan tubuhnya, ia nampak kebingungan karena tidak lagi menggunakan pakaian tempurnya dan sudah mengenakan pakaian seperti semula “Pegasus, kemana baju tempurku ? perasaan tadi aku masih mengenakan baju itu sebelum keluar dari portal...padahal baju tempurnya keren banget tadi...aku jadi makin gagah....heheh” ucap Tito tertawa sendiri, lalu Pegasus menjelaskan “portal itu adalah pintu gerbang antara Dunia Kristal dengan Alam Manusia, Tuan hanya bisa menggunakan pakaian tempur itu ketika di Dunia Kristal saja sementara tuan hanya bisa menggunakan kekuatan elemen halilintar selama di Alam Manusia dan itupun kemampuannya terbatas....” “lho kenapa aku gak bisa pakai baju tempur itu disini ? kalau tiba-tiba Shadow buat masalah disini nanti bagaimana ? gaswat eh gawat khan kalo gitu...?” tanya Tito lagi dan Pegasus itu menjelaskan “itu hanya masalah waktu, Tuan dapat menggunakan pakaian tempur dan mengendalikan sepenuhnya kekuatan elemen halilintar apabila ikatan batin antara hamba dan Tuan semakin kuat dan kekuatan itu akan keluar dengan sendirinya dan akan memiliki kekuatan yang semakin besar....” “lho memangnya sekarang kamu masih gak percaya sama aku....terus kenapa kamu milih aku jadi Kesatria kalau kenyataannya kita masih belum ada ikatan batin yang kuat ? apa kamu yakin kalo aku cocok jadi Ksatria Halilintar....? “ucap Tito dengan nada kesal, kemudian Pegasus itu berusaha menjelaskan kembali dengan tenang “hamba diutus oleh Ratu Aleesa untuk menemui Tuan untuk membantu Kesatria Elemen Terpilih yaitu sahabat Tuan yang bernama Dika itu, selama ini Ratu Aleesa memperhatikan Tuan karena Tuan yang paling dekat dengan Dika itu dan kekuatan persahabatan diantara kalian berdua yang sudah lama dibina sangat kuat, lagipula menurut ramalan dari Penasehat Kerajaan menyebutkan kalau kalian berdua sudah ditakdirkan menjadi penjaga portal dua alam....dan menurut ramalan Penasehat Kerajaan Shadow akan dapat dikalahkan oleh Kesatria Elemen Terpilih dengan bantuan Kesatria Halilintar yaitu Tuan....” Tito mendengarkan dengan seksama lalu bertanya lagi “lho kenapa Ratu Alessa sangat yakin dengan ramalan dari Penasehat Kerajaan itu...? semua ini bikin aku pusing tau....aku jadi makin bingung....semua gak masuk akal....aku aja gak yakin bisa ngelawan Shadow sama semua pasukannya yang jumlahnya pasti buanyaaaaaak bangeeeet....tadi mungkin kebetulan aja aku bisa ngelawan serigala angin dan buat dia jadi kabur....belum tentu kalau aku ketemu dia lagi aku bisa menang....”.Tito tertunduk lesu dan membayangkan hal yang terburuk kedepan nanti. Lalu Pegasus itu terdiam sesaat sambil memperhatikan Tito yang sedang tertunduk kemudian berkata “tuan jangan mudah menyerah seperti itu....kedamaian kedua alam ada di tangan Tuan dan sahabat tuan itu....hamba akan selalu mendampingi tuan dan jika Tuan mencoba untuk mempercayai hamba...niscaya kita berdua akan memiliki ikatan batin yang kuat....ayo tuan angkat wajahmu....tuan tidak sendiri....” Tito memandang mata Pegasus yang berkaca-kaca yang berusaha meyakininya, kemudian Tito menarik nafas panjang dan mengeluarkannya berkata “okeeeee.....kalau memang begitu kenyataannya aku akan berusaha yang terbaik...aku juga gak mau si Shadow itu membuat masalah di alamku ini....lantas kapan aku berlatih lagi buat meningkatkan kemampuanku....oya ngomong-ngomong aku jadi penasaran sama yang namanya Ratu Aleesa itu...aku jadi ingin bertemu dia dan menanyakan banyak hal sama dia biar lebih jelas dengan semua ini....” Pegasus itu menjawab “hamba serahkan kepada Tuan saja kapan waktunya Tuan akan berlatih kembali....untuk masalah Tuan ingin bertemu Ratu Aleesa...sepertinya hamba harus menunggu perintah Ratu Aleesa untuk membawa Tuan menghadapnya....bersabarlah Tuanku....” “oke deeeeh...tapi janji ya....buat bawa aku temuin Ratu Aleesa....?” ucap Tito agar Pegasus berjanji dan Pegasus pun menganggukkan kepala.
Kemudian Tito teringat sesuatu, lalu mengambil bola baja yang ada di saku celananya dan berkata “oh iya gimana keadaan mereka bertiga sekarang ? aku mau liat keadaan mereka dulu aaaah....pasti Dika khawatirin mereka yang sampe sekarang belum pulang-pulang juga kerumah Dika“  bola baja itu diarahkan ke tempat agak luas di bagian pojok kamarnya dan Tito memencet tombol yang ada diatasnya, dalam sekejap keluarlah Sheryl, Magma dan Whitie yang masih tergeletak dilantai tak sadarkan dan penuh luka ditubuh mereka. Tito lalu melihat Sheryl dan memindahkan tubuh Sheryl ke tempat tidur sementara Magma dan Whitie tetap berada di lantai.        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar