Senin, 17 November 2025

CERITA BERIKUTNYA

  1. THE TWINS
  2. THE TWINS 2 - BEGINNING STORY
  3. CING SUMPUT
  4. PENYESALAN YANG TIDAK BERUJUNG
  5. BANGKITNYA KSATRIA ELEMENT LEGENDARIS 

Minggu, 16 November 2025

PERTEMUAN DENGAN EARTIE SI PENGUASA BUMI ( CHAPTER 6 - BAGIAN 1 )

 



“Allahu Akbar Allaaaahu Akbar, Allaaaahu Akbar Allaaaaahu Akbar....” terdengar adzan berkumandang di mesjid membangunkan Dika yang sedang tidur lelap. Dika perlahan bangun dari tempat tidur dan membuka pintu jendela, angin yang sejuk di pagi itu menyambut Dika dan ia menarik nafas dalam-dalam untuk menikmati hawa sejuk pagi itu. “ aaaaaaaaahh.....segar sekali udara pagi ini, terima kasih ya Allah atas nikmat yang sudah engkau beri pada aku...” ucap Dika berdoa dalam hati. Lalu ia melihat jalanan diluar sana masih sepi dan gelap, tak lama kemudian Sheryl dan keempat penguasa elemen datang entah dari mana dan melesat terbang menghampiri Dika yang sedang berada di depan jendela kemudian masuk kedalam kamar. “ Good Morning Brother....hihiihiii....” sapa Sheryl. “ Morning too Sheryl, bagaimana keadaan di luar sana ? apa ada tanda-tanda dari Shadow dan pasukannya ? “ tanya Dika khawatir. Sheryl mendekati Dika sambil tersenyum dan berkata “ Akuh belum melihat adanya Shadow dan pasukannya. Kakak tak usah khawatir, akuh dan teman-teman selalu waspada dan alasan akuh selalu berpergian malam hari sampai pagi itu tuh karena akuh dan teman-teman tidak tidur seperti manusia, akuh juga tidak mau mengganggu Kakak sedang bobo nyenyak...hihihihihi.....”.

Dika membalas senyuman Sheryl dan ia mengusap rambut Sheryl dengan lembut “ oh seperti itu....tapi Kakak juga khawatir dengan keadaan kamu dan yang lain kalo sampai Shadow dan Pasukannya muncul dan menyerang kalian...makasih ya atas pengertian kalian semua ” ucap Dika dan 4 penguasa elemen itu menganggukkan kepala. “ Oh ya, Kakak hari ini sekolah ? “ tanya Sheryl ketika Dika melangkah pergi ke kamar mandi, Dika berhenti sejenak dan berbalik “ Iya Sheryl, hari ini kakak sekolah ” jawab Dika, “ Memang ada apa Sheryl ? “ Dika balik bertanya. Sheryl tertunduk dan diam sesaat, dan dengan nada sedih berkata “ Akuh ingin bermain lagi dengan kakak seperti dahulu sewaktu kita pertama kali ketemu, I Miss That Moment...Kakak gak marah khan akuh bicara jujur...? “. “ Apa aku terlihat marah ? lihat aku Sheryl ? “ ucap Dika sambil tersenyum meyakinkan Sheryl. Perlahan Sheryl mengangkat wajahnya dan melihat wajah Dika yang tersenyum tanpa terlihat marah sedikitpun, “ Aku janji kalau aku ada waktu luang, kita jalan-jalan lagi seperti waktu itu, okay ? “ ucap Dika sambil mengelus-elus rambut Sheryl yang pirang keemasan dan bergelombang dengan diikat pita merah. Sheryl menatap Dika dengan ragu “ Are you promise brother ? “, kemudian Dika menjawab “ iya aku janji koq adikku yang cantik......”.

Mendengar Dika mengatakan cantik kepada Sheryl, Sheryl pun merasa bahagia dan memeluk Dika sambil berkata “ Sheryl sayang sekali sama brother, i am so lucky to be with you brother “ Dika pun hanya terdiam tubuhnya di peluk oleh Sheryl dan Dika pun tersenyum bahagia dan mengusap rambut Sheryl “ kakak juga sayang kamu Sheryl dan kakak juga sayang dengan kalian para penguasa elemen “ ucap Dika sambil memandang satu persatu para penguasa elemen, mereka berempat menundukkan wajah dan tubuh mereka sebagai tanda hormat kepada Dika.

Kemudian Dika melihat ke arah jam dinding, jarum jam sudah menunjukkan pukul 05.20 WIB dan segera bergegas ke kamar mandi untuk Shalat Shubuh dan bersiap untuk berangkat ke sekolah. Seperti biasa setiap pagi ibu Dika sudah menyiapkan sarapan untuk Dika dan ayahnya kemudian pukul 06.30 WIB keduanya pun berangkat,tak lupa Dika mencium tangan ibu, ayah mengantarkan Dika ke sekolah dahulu sebelum ia berangkat ke kantor menggunakan mobil. Hari itu diperjalanan tidak terlalu ramai sehingga Dika datang agak pagi dari biasanya, Dika pun mencium tangan ayahnya dan keluar dari mobil. Sesampainya di pintu gerbang ia disambut oleh Pak Usman. “ wah, jagoan kita sudah datang rupanya, sepertinya kamu sudah sehat Dika ? “ ucap Pak Usman. Semenjak kejadian di culik oleh hantu seribu wajah itu, Dika sempat beberapa hari tidak masuk sekolah dan semua orang yang ada di sekolah menganggap Dika sakit. “ Alhamdulillah Pak, Dika sudah sehat “ jawab Dika sambil tersenyum. “ banyak guru-guru dan teman-teman kamu menanyakan keadaan kamu loh, memangnya kamu sakit apa toh Dika sampai tidak masuk beberapa hari gitu ? “ tanya Pak Usman ingin tahu. “ aku sakit Typus Pak waktu itu, sampai-sampai aku masuk kerumah sakit “ bohong Dika. “ wah sakit Typus toh kamu kemarin, maaf ya bapak tidak sempat menjenguk kamu sama guru-guru...lain kali jaga kesehatan...” ucap Pak Usman mengingatkan. “ocheeeee...komandan siap 86 “ jawab Dika menggoda Pak Usman dan Pak Usman hanya tertawa melihat tingkah Dika. Dika pun melanjutkan berjalan menuju ke kelas.

Sementara itu di kerajaan kegelapan, Shadow terlihat gusar dan terlihat matanya merah menyala “ KURANG AJAR ANAK MANUSIA ITU, IA SELALU SAJA DAPAT MENGGAGALKAN RENCANAKU, BAGAIMANA INI PENASEHAT ? APA KAMU PUNYA IDE YANG BAGUS UNTUK MEMBERI PELAJARAN ANAK MANUSIA ITU DAN MENDAPATKAN GADIS KECIL ITU...!!! “ ucap Shadow dengan nada kesal “ AMPUN YANG MULIA, SAYA AKUI ANAK MANUSIA ITU MEMANG HEBAT DAN IA SUDAH MENGUMPULKAN 4 PENGUASA ELEMEN, AKAN TETAPI AKU YAKIN DENGAN RENCANAKU INI ANAK GADIS KECIL ITU BISA KITA CULIK DAN HISAP ENERGINYA DAN KITA BISA MEMBANGKITKAN PRAJURIT-PRAJURIT KEGELAPAN YANG SUDAH AKU PERSIAPKAN UNTUK MENGHANCURKAN ANAK MANUSIA ITU BESERTA PARA PENGUASA ELEMEN “ ucap Penasehat Istana itu dengan yakin. “ CEPAT KATAKAN RENCANA APA ITU....” ucap Shadow, kemudian Penasehat itu membisikkan ke telinga Shadow tentang rencana itu dan dengan antusias Shadow mendengarnya “ BRILIANT SEKALI IDEMU ITU PENASEHAT, CEPAT JALANKAN RENCANA ITU....TAPI INGAT, AKU TIDAK MAU DENGAR ALASAN APAPUN JIKALAU RENCANAMU ITU GAGAL LAGI...AKU TIDAK AKAN SEGAN-SEGAN MENGHUKUMMU....” ancam Shadow dan Penasehat Istana itu hanya menundukkan kepala “ TENANG SAJA YANG MULIA, RENCANA ITU PASTI AKAN BERHASIL, AKU PERGI DAHULU YANG MULIA “ ucap Penasehat Istana dan ia pun menghilang. “ TUNGGU SAJA PEMBALASANKU ANAK MANUSIA JAHANAM..HAHAHAHAHAHAHAHAHAH ” teriak Shadow.

Ketika Penasehat Istana kembali ke laboratorium pribadinya, ia berkata dalam hati “ RAJA BUSUK ITU TIDAK MENYADARI DENGAN RENCANA YANG SUDAH KU PERSIAPKAN INI AKAN MENGHANCURKAN IA JUGA, TAK LAMA LAGI SELURUH KERAJAAN DAN ALAM MANUSIA AKAN KU KUASAI, HAHAHAHAH.........YAAAAA.... AKU AKAN MENGUASAI SELURUH ALAM INI....HAAAHAHAHAHAHAH....” Penasehat Istana itu pun tertawa jahat. kemudian dia membentangkan jubah hitamnya dan keluarlah sesosok makluk berwarna hitam dengan mata yang merah melesat terbang keluar dari dalam jubah hitam milik Penasehat Istana.

Ketika menghampiri Penasehat Istana, Tiba-tiba kabut hitam menyelimuti kelelawar itu kemudian menjelma menjadi sosok manusia yang tinggi dan memakai baju pendeta, dengan menjinjing kepala di tangan kanannya. ” AKU SIAP MENJALANKAN TUGAS DARIMU TUANKU “ ucap makhluk itu bersimpuh di hadapan Penasehat istana. “ BANGUNLAH KAU PRAJURIT TERBAIKKU, AKU PUNYA TUGAS UNTUKMU...” ucap Penasehat itu, kemudian ia menceritakan seluruh rencana jahatnya kepada makhluk itu. “ SERAHKAN SEMUA PADAKU, AKU TIDAK AKAN MENGECEWAKAN TUAN....” ucap makhluk itu, “ AKU YAKIN KAU AKAN BISA MENJALANKAN TUGAS ITU...” ucap Penasehat Istana dengan yakin, kemudian makhluk itu pun menghilang dan pergi meninggalkan Penasehat Istana itu.

Kriiiiing.....kriiiing.... bel istirahat berbunyi tanda waktu istirahat, seluruh siswa di berhamburan keluar menuju kantin sekolah. Dika dan Tito menyusul yang lainnya keluar kelas dan pergi ke kantin sekolah untuk membeli makanan dan minuman ringan. “ Kamu udah enakkan bro...? “ tanya Tito khawatir, Dika pun menjawab “ alhamdulillah udah To, aku sudah banyak tertinggal pelajaran nih semenjak kejadian waktu itu...aku pinjam catetan kamu ya to.....” “iya tenang aja bro...ntar aku pinjemin...untung aja kemarin-kemarin aku lagi rajin mencatat materi di kelas...heheh....” ucap Tito, “dasar kamu ini....” ucap Dika sambil geleng-geleng kepala dan mereka berdua pun berbincang-bincang di kantin hingga tak terasa bel tanda istirahat selesai pun berbunyi, kemudian seluruh siswa dan siswi tak terkecuali Dika dan Tito pun kembali ke kelas.

Dika saat itu duduk di dekat jendela, kebetulan jendela kelasnya itu mengarah ke kebun samping sekolahnya dan pada saat itu Pak Johan sedang menerangkan materi pelajaran Bahasa Indonesia. Tito memperhatikan pelajaran dengan seksama tapi tidak dengan Dika, sedari masuk ke kelas tadi ia merasa sedikit gelisah dan seperti ada yang memperhatikan Dika dari luar jendela. Benar saja dibalik pohon rindang dan besar, Dika samar-samar melihat sesosok laki-laki dengan berpakaian seperti pastur pendeta dengan seekor anjing berwarna hitam. Laki-laki itu terus menatap tajam ke arah jendela kelas tempat Dika duduk,      “Laki-laki itu siapa? Aku merasakan sekali energi kegelapan yang sangat besar di tubuh laki-laki itu...“ gumam Dika. Dika merasakan energi kegelapan yang sangat berbeda dari sebelumnya, dan ia menepuk bahu Tito dan Dika memberitahu tentang apa yang baru saja ia lihat. Tito pun melihat ke arah pohon rindang dan besar itu seperti yang Dika katakan, akan tetapi pastur dengan Anjing Hitam itu menghilang. “Gak ada siapa-siapa disana, mungkin kamu salah lihat kali“ bisik Tito, Dika pun coba meyakinkan Tito kalau tadi dia memang benar-benar melihat seseorang dibalik pohon rindang dan besar itu hingga mereka berdua tidak menyadari kalau Pak Johan memperhatikan mereka berdua tidak memperhatikan pelajarannya.

“Dika....Tito....!!!! “ tegur Pa Johan dan mereka berdua kaget ketika nama mereka dipanggil “ aduuuuh...kamu sih pake nepuk-nepuk aku segala....kita kena masalah deh...” Ucap Tito kesal dan Dika menjawab “ yaaaa..maaaf To....” “ kalian berdua berdiri di depan kelas sekarang....!!! “ ucap Pak Johan dengan nada marah. Akhirnya mereka berdua berjalan dengan tertunduk malu ke depan kelas dan berdiri di pojok kiri samping papan tulis dan pandangan mata teman-teman di kelas menuju ke arah mereka. Pak Johan kemudian menghampiri mereka “ kalian berdua saya hukum berdiri di depan sampai pelajaran saya selesai dan kalian jangan mengobrol lagi, pahaaam....!!! “ tegas Pak Johan.

Kemudian Pak Johan melanjutkan kembali materi pelajaran hingga bel tanda ganti pelajaran pun berbunyi. Sebelum keluar Pak Johan kembali menghampiri Tito dan Dika “ sekali lagi bapak lihat kalian berdua tidak memperhatikan pelajaran bapak, bapak tidak akan segan-segan memberikan kalian nilai nol di raport kalian dan kalian tidak akan naik kelas...” ucap Pa Johan, “ maafkan kami berdua pa, kami tidak akan mengulangi kejadian ini...sekali lagi kami minta maaf...sebenarnya saya yang salah mengajak Tito mengobrol ” ucap Dika menjelaskan dan membela Tito. Pak Johan menepuk bahu Dika dan berkata “ sebenarkan kalian berdua anak yang baik dan pintar, bapak hanya ingin kalian menjadi orang yang sukses di kemudian hari...”. Dika dan Tito mengangguk senang dan sekali lagi mereka berdua meminta maaf, kemudian Pak Johan menyuruh mereka berdua duduk kembali ke tempat duduk mereka, lalu setelah Pak Johan keluar kelas, guru mata pelajaran selanjutnya masuk ke dalam kelas dan mulai memberikan materi hingga bel berbunyi tanda selesai pembelajaran hari itu.

“ Tadi di kelas memangnya kamu lihat apa sih Dik ? aku gak liat apa-apa lho.... “ tanya Tito sambil berjalan keluar kelas dengan Dika. “ aku tadi lihat sesosok laki-laki dengan pakaian seperti pastur dengan seekor anjing berwarna hitam disampingnya To...aku merasakan energi kegelapan yang sangat kuat di laki-laki itu...” jawab Dika. “ apa itu Shadow ? rencana busuk apa lagi yang ia ingin lakukan kali ini...” tanya Tito lagi dengan penuh tanda tanya. Dika menjawab “ aku yakin dia bukan Shadow yang kita tahu, energi kegelapan yang aku rasakan sangat kuat dan Anjing Hitam itu pun harus kita waspadai To...aku punya firasat yang gak enak dengan mereka...kita harus cepat kasih tahu sama Sheryl dan yang lain...kamu kerumah aku sekarang ya To....” Tito menganggukkan kepada dan berkata “ oke siap Dik, aku ganti baju dulu dan langsung meluncur secepatnya kerumah kamu “. Setelah itu mereka berdua berpisah, Tito mengambil sepeda motornya dan Dika seperti biasa menaiki angkutan umum karena rumahnya tak jauh dari sekolah, dan rumah Tito agak lumayan jauh dari sekolahnya.

Sementara itu di rumah Dika, Sheryl sedang bermanja ria merebahkan diri di tubuh Whitie dan ditemani juga oleh Phima dan yang lainnya menunggu Dika pulang. Awalnya mereka berlima tidak menyadari akan adanya firasat yang buruk hingga tak lama kemudian Dika pun sampai di rumahnya. Ibunda seperti biasa menyambut Dika pulang dan Dika mencium tangan Ibunda. Kemudian Dika bergegas menghampiri Sheryl dan teman-temannya yang berada di dalam kamar. Sheryl menyambut Dika dengan suka cita ketika Dika membuka kamarnya, akan tetapi raut wajah Dika terlihat seperti yang khawatir dan bergegas masuk kedalam kamar dan mengunci pintu dari dalam. Dika menyimpan tas ranselnya dan duduk di meja belajarnya, melihat gelagat sikap Dika yang tidak biasa Sheryl dan keempat penguasa elemen menghampiri Dika. “ what happen Brother ? its something happen at your school ? tell me Brother....” tanya Sheryl dengan tatapan penuh tanda tanya. Dika menatap wajah Sheryl dan ke empat penguasa elemen, kemudian Dika menarik nafas panjang dan berkata “ apakah kalian semua merasa ada yang memperhatikan kalian diluar atau merasakan energi kegelapan yang sangat besar di sekitar sini tadi ? “.

“ i dont feel anything what you said Brother, right Whitie ? “ tanya Sheryl sambil melirik ke arah Whitie dan Whitie pun menganggukkan kepalanya. “ memang apa yang terjadi tuan Dika ? mengapa tuan seperti sudah melihat sesuatu yang membuat tuan khawatir seperti ini ? “ tanya Whitie. “ beneran kalian gak merasakan sedikitpun energi kegelapan yang sangat besar di sekitar kalian tadi ? “ Dika kembali bertanya untuk memastikan. Sheryl dan keempat penguasa elemen serempak menggeleng-gelengkan kepala “ i’m sure Brother we dont feel dark energy that you said, what have happen brother ? “ tanya Sheryl semakin bingung dengan pertanyaan Dika itu. Akhirnya Dika perlahan menceritakan apa yang terjadi dan yang sudah ia lihat sewaktu di sekolah tadi. Semuanya terlihat sangat kaget dan heran dengan apa yang sudah Dika ceritakan itu termasuk Sheryl yang terlihat tangan mungilnya memegang dagunya seperti sedang memikirkan sesuatu “ i think our enemy must have planned something bad for us brother, but i confused why we all dont feel they energy ? heeeeem...it sooo weird “ ucap Sheryl sambil mondar mandir mencari jawaban bak selayaknya seorang detektif yang sedang memecahkan suatu kasus.

Melihat tingkah laku lucu Sheryl seperti itu Dika tertawa membuat rasa kahawatirnya itu agak sedikit berkurang “ ahhh kamu ini Sheryl, sok mikir banget sih...tumben kamu bisa serius gini....” goda Dika dan kedua tangan Sheryl memegang pinggangnya dan agak sedikit tersinggung dengan perkataan Dika tadi dan menghampiri Dika dengan wajah agak kesal “ Huuuuh...Brother....you think its a joke....i mean it Brother....and i can be serious....we must be careful Brother....im afraid our enemy now more difficult than before “ ucap Sheryl dengan wajah yang masih kesal. Dika hanya tertawa melihat tingkah laku lucu Sheryl itu meskipun ia dalam keadaan kesal akan tetapi wajah imutnya itu tidak menunjukkan kalau Sheryl sedang dalam keadaan kesal, kemudian Dika mengusap-usap rambut Sheryl sambil tersenyum “Kakak lebih mengkhawatirkan kalian semua, kakak takut kalian tidak sanggup menghadapi musuh kita itu karena kakak merasakan energi kegelapan yang sangat besar pada makhluk itu...kakak minta kalian lebih waspada saja ya...oke....” ucap Dika sambil menatap kepada Sheryl dan keempat penguasa elemen. Sheryl pun berkata sambil mengedipkan mata sebelah kirinya “Dont worry Brother we can be more careful now and thank you so much for your attention“, Dika pun tertawa melihat tingkah laku Sheryl yang sedikit genit seperti itu. Tak lama ibunda mengetuk pintu dari luar memanggil Dika dan Dika pun membukakan pintu, ibunda mengatakan kalau diluar ada Tito sahabatnya dan Dika pun menghampiri Tito untuk mengajaknya masuk ke dalam kamar.

“Aduh maaf ya Dik, aku agak telat datang nih....tadi aku disuruh dulu sama ibu belanja ke warung“ ucap Tito merasa tidak enak hati dan Dika menjawab “ iya To nyantai aja...lagipula aku udah cerita sama semuanya koq...ya gak Sheryl “ Sheryl pun menganggung. “ oya...oke kalau gitu rencana kita sekarang gimana Dik, kalau memang apa yang kamu katakan itu benar...masalahnya aku gak ngerasain energi kegelapan seperti yang kamu rasakan lho...” ucap Tito mulai membuka topik pembicaraan. “ oh gitu ya...sama seperti yang lain donk kalau gitu...mereka juga gak ngerasain energi kegelapan yang sangat besar di makhluk itu...dan gak tau kenapa aku ngerasa kalau makhluk itu bukan Shadow tapi makhluk lain yang lebih jahat dan licik yang akan mengancam keselamatan kita semua dan dunia manusia ini To....” ucap Dika dan raut wajahnya berubah menjadi sedikit takut dan khawatir. Kemudian Dika melanjutkan “ yang aku khawatirkan keselamatan Sheryl, selama ini aku perhatikan Shadow lebih terfokus untuk menculik Sheryl...aku takut kalau Shadow berhasil mendapatkan energi murni Sheryl, ia akan menjadi gunakan untuk dirinya sendiri menjadi lebih kuat dan tak terkalahkan, dan juga nantinya Shadow akan dengan mudah menguasai pasukan kegelapannya untuk menyerang dan melukai di alam manusia ini “.

Mendengar ucapan Dika, Tito merasa heran dan berkata “ kamu tau darimana Dik kalau akan seperti itu keadaannya, karena selama ini kita masih tidak tahu akan rencana Shadow selanjutnya seperti apa “. Kemudian Dika menjawab “ entahlah To, itu tiba-tiba saja ada di dalam pikiranku....”, “ weissssssss mantaaap...keren juga bisa menerawang sejauh itu....kamu memang kesatria elemen sejati Dik....aku bangga jadi teman kamu....” ucap Tito berusaha menghibur Dika. “ apaan sih To, aku lagi ketakutan juga....kamu malah ngeledek....” ucap Dika menepis pujian Tito. “ hahahah....woles kali bro....liat tuh sama pasukan yang kamu punya sekarang....ngapain kamu harus takut...mereka itu penguasa elemen yang paling hebat yang ada di muka bumi ini....kamu masih hidup selama ini karena ada mereka yang selalu dampingi kamu khan dan buktinya kamu bisa melawan anak buah Shadow itu khan....” ucap Tito berusaha meyakinkan dan memberi semangat kepada Dika, kemudian Tito melanjutkan “ dan kamu juga punya Sheryl yang memiliki energi murni yang kemampuannya diluar apa yang kita bayangkan, Sheryl sudah anggap kamu sebagai kakak buat dia....apa kamu akan nyerah gitu aja Cuma gara-gara Sheryl sekarang belum bisa menggunakan kemampuannya dengan maksimal untuk melawan Shadow dan menyelamatkan alam manusia ini....” Dika hanya terdiam mendengar perkataan Tito itu.

Sheryl menghampiri Dika dan tangan mungilnya menggenggam erat tangan Dika sambil matanya berkaca-kaca “ i believe you can be my protector until i can proof i to you that i can use all my ability, you not alone Brother....we all here stay together with you and fight together to protect human and their world and our world...” kemudian keempat penguasa elemen menghampiri Dika dan menundukkan kepala kepada Dika tanda hormat mereka, begitu juga dengan Tito “ denger tuh...aku juga akan berjuang bersama-sama melindungi dunia manusia ini dan dunia mereka...” ucap Tito sambil menepuk-nepuk bahu Dika. Perasaan Dika pun menjadi tenang mendengar ucapan mereka dan berkata “ baiklah, aku akan terus berjuang dan tidak akan takut menghadapi semua musuh yang akan kita hadapi nanti...makasih ya buat semuanya...kalian sudah memberi semangat....kita akan hadapi mereka sampai akhir....”. “ yeeeeeeeeeaaaaaaaaa....akhirnya Brother semangat jugaaaa........” teriak Sheryl senang, Dika dan Tito tertawa mendengar teriakan Sheryl itu.

“Oh iya, ngomong-ngomong mulai puasa hari apa sih Dik ?...aku dengar kata ibuku sih puasa lusa hari kamis....” tanya Tito, “Kayaknya sih To, berarti kalau hari kamis puasa, besok malam kita Shalat Tarawih di masjid....atau kita tunggu kabar dari berita di tv aja sore ini pengumuman kapan awal puasa....” jawab Dika. Karena tak ingin mengganggu pembicaraan Dika dan Tito, Sheryl pun pergi dari tempat itu dan menemui Whitie yang saat itu sedang merebahkan tubuhnya selayaknya tidur seekor kucing yang besar. “Whitie...do you know what is Shalat Tarawih...? ” tanya Sheryl ingin tahu, dengan penuh kasih sayang Whitie menjelaskan kepada Sheryl apa itu Shalat Tarawih dan Sheryl menyimak penjelasan Whitie dengan serius dan terlihat menggangguk-anggukan kepalanya tanda ia mengerti apa yang Whitie jelaskan. “ Owwwwh jadi Shalat Tarawih ituh ritual sembahyang orang islam ketika bulan puasa sajah....”. Sheryl melanjutkan “lalu kalau kakak sembahyang, apakah kalian semua juga ikut sembahyang....? ” tanya Sheryl sambil pandangannya menuju ke arah penguasa elemen, lalu whitie menjawab “tenang saja putri kecil, kami nanti akan bergantian menjagamu dan yang lainnya sembahyang” Sheryl memandang wajah White “are you sure ? “ tanya sheryl dan Whitie menganggukkan kepala. Sheryl pun tersenyum bahagia dan memeluk erat whitie.   Tito dan Dika memperhatikan Sheryl sedari tadi hanya tersenyum dan Dika berkata “ iya Sheryl, tenang aja...kamu gak usah cemas meskipun kami nanti sembahyang dulu...kami gak akan acuhkan kamu dan akan selalu lindungi kamu...apalagi saat ini ada musuh baru yang kita belum tahu kemampuannya...” Tito pun berkata “iya Princess, betul apa kata Kak Dika itu”. Mendengar perkataan mereka berdua Sheryl hanya tersenyum sipu malu dan berkata “thank you very much all for everything”. Lalu Dika, Tito, Sheryl dan para penguasa elemen larut dalam kebersamaan hari itu hingga tak terasa waktu sudah sore dan Tito pamit untuk pulang.

Azan Maghrib berkumandang kemudian Dika bergegas untuk shalat, kemudian setelah itu Dika pergi keluar kamar dan menuju ruang keluarga untuk menonton tv dan kebetulan sedang disiarkan pengumuman penentuan hari pertama puasa oleh Departemen Agama, yang menyatakan hari pertama puasa ramadhan tahun ini jatuh esok hari. “hemmm....berarti malam ini mulai tarawih....aku harus bilang sama Sheryl dan mengkondisikan yang lain untuk menjaga Sheryl“ gumam Dika dalam hati, tanpa ia sadari ayahnya memperhatikan Dika sedari tadi, “kamu lagi pikirkan apa nak ?” tanya Ayah dan Dika sontak tersadar dan Dika berkata  “enggak koq yah, gak ada apa-apa...Dika hanya berfikir sekarang kita shalat tarawih ya....?” kemudian Ayah menjawab dengan mengerutkan dahinya “ya harus lha nak, kamu ini bagaimana sih ? memang kamu mau kemana malam ini ?” tanya ayah heran.

Dika hanya senyum-senyum sendiri sambil menggaruk-garuk kepala “gak kemana-mana sih yah, khan Dika cuma mastiin aja kalau malam ini kita Shalat Tarawih di masjid “ ucap Dika dan Ayah hanya tersenyum dengan ulah anaknya itu. Kemudian Dika pergi menuju kamarnya, “huh, hampir saja ayah curiga sama aku...:” gumam Dika dan Sheryl berkata “kenapa Brother, seperti ketakutan begitu” Dika menjawab “gak koq, kakak gak apa-apa...tadi ayah aku tanya-tanya...”, oya hari ini mulai sembahyang Tarawih soalnya besok kita puasa di bulan ramadhan tahun ini...yang lain tolong bergantian jaga Sheryl ya....dan kalian harus tetap waspada, karena kita belum tahu kemampuan musuh kita itu” ucap Dika berbicara kepada keempat penguasa elemen, dan keempat penguasa elemen menundukkan tubuhnya tanda siap melaksanakan tugas. Dika pun membicarakan strategi yang sudah Dika rencanakan sebeumnya untuk menjaga Sheryl kepada keempat penguasa elemen.

Azan kembali berkumandang dari masjid tanda Shalat Isya telah tiba, Dika bergegas keluar kamar dan menghampiri ayahnya untuk berangkat bersama-sama ke masjid dan Sheryl hanya memperhatikan mereka berdua dari lantai atas kamar Dika. “aku ingin ikut kakak “ gumam Sheryl pelan dan Whitie mendengarnya kemudian mendekati Sheryl untuk menghiburnya “tak usah bersedih putri kecil, tuan Dika tidak akan lama sembahyangnya...lagipula ada aku dan phima yang akan menjagamu selagi irone dan magma pergi untuk temani tuan Dika...sementara waktu putri kecil di sini saja, keadaan diluar sana tidak mendukung untuk ikut tuan Dika“, Sheryl mengangguk pelan dan pandangannya terus kedepan. Tiba-tiba saja Phima terlihat gelisah, ia merasakan energi kegelapan yang muncul disekitar mereka “arrrrggghhh....energi ini...whitie lindungi putri kecil....!!! aku akan keluar mencari makhluk itu....” ucap Phima, “nooo Phima don’t go... “ cegah Sheryl, akan tetapi Phima tidak bisa dicegah dan melesat pergi. “whitie kita harus menyusul Phima....aku khawatir terjadi sesuatu dengan Phima nanti...” ucap Sheryl cemas dan ketika Sheryl akan beranjak pergi, Whitie menggigit kain baju Sheryl dan mencegahnya pergi. “ let it go Whitie...i wanna go....you bad cat...” ucap Sheryl sambil berusaha melepaskan gigitan Whitie di bajunya, akan tetapi Whitie tidak melepaskan Sheryl begitu saja.

Tiba-Tiba “plaaaaaaaaaak......” lengan harimau Whitie tepat mengenai wajah Sheryl dan seketika Sheryl pun tak sadarkan diri, “ maafkan aku putri kecil, aku terpaksa melakukannya demi keselamatan putri...”. Kemudian Whitie menggigit kerah Sheryl dan membawa tubuh Sheryl untuk di letakkan di tempat tidur dan Whitie terus menjaganya sampai Phima kembali. Sekian lama Whitie menjaga Sheryl hingga Dika kembali dari masjid, Phima tak kunjung kembali dan Dika merasa heran ketika melihat Sheryl tak sadarkan diri di tempat tidurnya “lho Sheryl kenapa ? apa yang terjadi ? “ tanya Dika, lalu Whitie menceritakan apa yang terjadi. “haduh, ceroboh banget sih Phima...aku udah bilang buat jaga Sheryl....dia malah gegabah buat cari musuh....” ucap Dika kesal.

“Whaitie tolong jaga Sheryl, aku akan mencari Phima, dia sudah cukup lama tidak kembali....aku akan memastikan dia tidak terjadi apa-apa...” ucap Dika kepada Whitie dan Whitie menjawab “ maafkan hamba tuan, aku tidak bisa mencegah Phima untuk pergi, apakah tuan mengetahui dimana Phima berada sekarang...” lalu Dika menjawab “tunggu sebentar, aku akan melacak keberadaan Phima sekarang“. Dika pun memejamkan matanya dan dari dahinya muncul kristal berwarna putih, lalu Dika mencoba melacak keberadaan Phima. Sementara itu tak jauh dari rumah Dika dimana Phima berada sekarang, Phima masih belum menemukan musuh yang dia rasakan energinya itu.

Dia terus mengendus-endus tanah dan menggunakan kemampuan penciumannya melacak keberadaan musuhnya itu, tiba-tiba dari belakang Phima muncul anjing berwarna hitam menyerang dan Phima pun berhasil menghindari serangan Anjing Hitam itu “hahah...aku tak akan mudah tertipu dengan serangan macam itu....” ejek Phima dan Anjing Hitam pun kembali menyerang Phima dengan membabi buta. Akan tetapi Phima dengan mudah menghindari serangan dari Anjing Hitam itu hingga ketika Phima mulai menyerang Anjing Hitam itu, muncul sesosok pastur mengarahkan tangannya ke Phima dan seketika Phima tidak dapat menggerakkan tubuhnya dan tubuhnya tersungkur ke tanah. Anjing Hitam itu menghampiri Phima dan kemudian menggigit leher Phima dan mulai memasukkan energi kegelapan kepada Phima. Phima tidak berdaya ketika energi kegelapan merasuki tubuhnya dan tidak sadarkan diri.

Setelah berhasil memasukkan energi kegelapan ke tubuh Phima, pastur itu memberi tanda kepada Anjing Hitamnya itu untuk segera pergi dari sana dan di sekeliling mereka muncul kabut yang sangat putih pekat yang membuat mereka berdua hilang seketika ke dalam kabut itu.

Kembali ke Dika, Dika akhirnya berhasil menemukan Phima yang sedang tak sadarkan diri dalam penglihatan kristalnya, kemudian Dika membuka matanya dan mengarahkan tangan kanannya ke arah jidat sambil berkata “Reincarnation...!!!” dalam sekejap tubuh Dika sudah mengenakan pakaian tempurnya dan kemudian ia berkata kepada Magma “apa kamu siap Magma...?”, “aku siap tuan...!!!” jawab Magma dan Dika pun berkata lagi “Elemental Fire.....On...!!!” sambil tangan kirinya mengarahkan ke arah Magma dan Magma pun berubah menjadi kristal kemudian Dika mengambil kristal berwarna merah itu dan meletakkannya di di dahi yang berada di sarung tangan kepala harimau miliknya. Setelah Dika menggunakan baju tempur api tersebut dan menggunakan sayap yang dimilikinya, Dika melesat pergi dengan diikuti oleh Irone Penguasa Logam.

Dalam sekejap Dika telah sampai di tempat Phima berada, “Irone tolong jaga sekitar selagi aku memastikan Phima dalam keadaan baik-baik saja ya...” pinta Dika dan Irone menggangguk-anggukan kepalanya dan posisi siaga memperhatikan sekeliling sambil mengikuti Dika. Dika memeriksa keadaan Phima dan Phima pelan-pelan beranjak bangun dengan lemas dan kelihatan linglung “ Dimanakah aku? Mengapa tuan ada disini? ” mendengar ucapan Phima, Dika dan Irone saling pandang dan heran dengan sikap Phima yang lupa dengan apa yang telah terjadi. Kemudian Dika berkata “lho kamu koq bisa gak tau kamu ngapain disini? Bukannya kata Whitie kamu tadi ngejar makhluk itu...” Phima terdiam dan berusaha mengingat-ingat kembali kejadian yang terjadi, akan tetapi Phima merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya dan tubuhnya bergetar “aaa....aku....tidak bisa mengingat apapun tuan...kepalaku jadi sakit...aaaagggrrrhhh...” melihat Phima kesakitan Dika pun menyuruh Phima untuk menyudahi Phima untuk mengingat. ”sudah-sudah, jangan kamu paksakan Phima, apa kamu masih kuat untuk bangun dan kita pulang sekarang....” ucap Dika sambil membantu Phima untuk bangun dan Irone ikut membantu dari belakang tubuh Phima yang besar itu.

Perlahan-lahan Phima mencoba untuk bangun dengan dibantu kedua sahabatnya, Phima merasa bahagia sekali mempunyai karena memiliki sahabat-sahabatnya yang sangat perduli terhadapnya hingga tak sadar Phima menangis dan dari kelopak matanya keluar serpihan-serpihan kristal berwarna putih. Dengan susah payah Dika dan Irone berusaha membantu membangunkan Phima, akhirnya Phima pun berhasil bangkit meskipun dengan tubuh yang masih gemetar dan Phima berjalan perlahan-lahan menuju Portal Dimensi yang menuju ke kamar Dika, dan tak lama mereka bertiga sampai di kamar Dika. 


PERTEMUAN DENGAN IRONE SI PENGUASA LOGAM ( CHAPTER 5 )

 



Bintang-bintang bersinar dengan terang menghiasi langit malam itu, Sheryl sedang duduk diatas atap rumah Dika menatap langit dengan perasaan sedih dan bersalah. Ditemani oleh ketiga penguasa elemen yang setia menemani, Sheryl masih menyimpan perasaan amat bersalah terhadap Dika yang hingga saat ini Dika tak mau berkomunikasi apalagi mengajaknya bermain seperti hari-hari sebelumnya. Phima yang saat ini sudah terlepas dari pengaruh kekuatan kegelapan berusaha menghibur dan duduk disamping Sheryl bergantian dengan Whitie. Phima cukup lama memandang Sheryl, terlihat dari kelopak matanya keluar cahaya kecil berwarna putih. Rupanya sedari tadi Sheryl menangis diam-diam, kemudian Phima menjilati wajah Sheryl untuk menghapus airmatanya. Sheryl tersontak kaget, dia tidak menyadari Phima sudah ada disampingnya dan kemudian Sheryl memeluk erat Phima, terdengar isak tangis Sheryl pelan dan Phima pun terdiam. “putri, mengapa sedih sekali ? apa yang bisa aku lakukan untuk menghiburmu...” tanya Phima memulai pembicaraan. Mendengar isak tangis Sheryl yang memilukan, Whitie pun ikut menemani di sampingnya untuk membantu menghibur. “mungkin aku akan berbicara dengan Dika tentang kesalahpahaman ini, aku tahu niat tulusmu sayang....tunggulah disini sebentar....” Whitie pun ikut berbicara dan mencoba menenangkan Sheryl.

Sheryl tidak menjawab dan terus menangis sambil memeluk Phima, lalu Whitie pun pergi menemui Dika. Didalam kamar Dika terlihat sibuk menulis rumus-rumus matematika dan berusaha belajar untuk mempersiapkan Ujian Nasional yang akan dia hadapi minggu depan nanti, “assalamualaikum, apakah kedatanganku mengganggu ?” Whitie memberi salam. “waalaikum salam, ada perlu apa ?” jawab Dika sambil menghentikan menulisnya tanpa mau menoleh ke arah Whitie. “aku tahu Tuan Dika masih marah kepada kami, akan tetapi apakah tidak ada kesempatan untuk kami menjelaskan duduk permasalahan kesalahpahaman ini” ucap Whitie memulai pembicaraan. Lalu Dika menjawab “bukankah sudah jelas, kalian semua sudah tidak membutuhkan aku...kalian bisa khan bertarung melawan Shadow bersama Tito yang kalian tahu dia lebih kuat dibanding aku...”. White lalu berkata “Tuan Dika sudah salah paham kepada kami, kami memang salah tidak memberitahukan sebelumnya tentang Portal itu dan Dunia Kristal, akan tetapi kami tidak bermaksud tidak mempercayai tuan....” lalu Dika menjawab “alaaaaah.....bukan saatnya untuk membahas itu sekarang....aku lagi sibuk....jangan ganggu aku dahulu....terserah kalian mau kemana sekarang aku tak perduli.....!!!!”. Whitie tidak mempercayai dengan apa yang ia dengar, ternyata Dika amat sangat marah sehingga tega mengusir seperti itu, akan tetapi Whitie tahu Dika masih emosi dan tidak sungguh-sungguh berkata demikian, lalu dengan tetap tenang Whitie pun menjawab “baiklah, saya mohon maaf telah mengganggu Tuan....tenangkan saja diri Tuan beberapa saat....”.

Whitie pun pergi meninggalkan Dika sendiri. Kemudian Whitie kembali menghampiri Sheryl kemudian berkata “Tuan Dika masih marah kepada kita semua, tapi kita tunggu saja beberapa hari agar Tuan Dika menenangkan hatinya” lalu Magma berkata dengan sinis “apa maunya manusia itu, sombong sekali dia terhadap kita...tanpa kita dia tidak ada apa-apanya...” mendengar itu Whitie menjawab “sudah kamu tenang dahulu, kamu tidak tahu perasaan Tuan Dika yang sebenarnya, dia sebenarnya masih membutuhkan kita akan tetapi Tuan Dika masih emosi dan memiliki banyak pikiran saat ini” kemudian Magma hanya terdiam mendengar perkataan Whitie itu. Lalu Sheryl bertanya kepada Whitie “lalu apa yang akan kita lakukan sekarang ? aku gak mau pergi dari sini....aku sangat yakin sama Kak Dika kalau Kak Dika akan maapin kita semua dan aku sangat sayang sama Kak Dika dan ingin melindungi Kak Dika”  melihat tatapan mata Sheryl berkaca-kaca kemudian Whitie menjawab “kita tidak akan pergi gadis kecil, kita akan terus melindungi Tuan Dika meskipun ia masih marah seperti itu. setelah Tuan Dika tertidur kita akan masuk kedalam dan melindunginya disaat ia terlelap” mendengar perkataan Whitie itu, Sheryl mulai tersenyum dan bergantian memeluk Whitie dan bekata “thank you so much Whitie....”.

               “KURANG AJAAAAAAAAAR.....PENASEHAT KEMARI.....!!!!”  teriak Shadow memanggil Penasehat Kerajaan, tak lama Penasehat Kerajaanpun muncul dan mendekati Shadow sambil memberi hormat. “BAGAIMANA INI SEKARANG ? TAWANAN YANG SUDAH AKU JADIKAN PRAJURIT TERKUATKU ITU SEKARANG SUDAH BERSAMA SHERYL MEREKA SEKARANG SUDAH MENJADI BERTIGA MENDAMPINGINYA DAN AKAN SEMAKIN SULIT UNTUK MENCULIKNYA....APALAGI SUDAH MUNCUL KSATRIA LAIN YANG MEMBANTU DIA DAN DIKA....CARI TAHU ASAL USUL KSATRIA MISTERIUS ITU....” ucap Shadow murka dan sudah terlihat gusar. “yang mulia tenang saja, hamba menyiapkan makhluk yang akan mengalahkan mereka semua untuk mengulur waktu agar rencana yang mulia bisa terwujud, karena hamba sedang mempersiapkan sebuah alat yang dapat membuka portal dengan alam manusia dan kita akan leluasa mengambil jiwa-jiwa murni yang tidak hanya dari manusia yang sudah meninggal dan hantu kecil itu, akan tetapi manusia yang masih hidup untuk membangkitkan prajurit-prajurit kegelapan yang akan memusnahkan prajurit-prajurit penguasa elemen selamanya”. Mendengar ucapan Penasehat Kerajaan itu, Shadowpun tertarik dan dengan semangat untuk melihat alat itu, akan tetapi Penasehat itu tidak memperbolehkan dan ia mengatakan kalau alat itu masih dalam tahap penyelesaian. Lalu

Shadow memerintahkan Penasehat memanggil makhluk yang Penasehat itu maksud “PANGGIL MAKHLUK YANG KAU MAKSUD TADI, AKU TIDAK SABAR UNTUK MELIHATNYA....”. “Baiklah yang mulia....” ucap Penasehat itu dan kemudian ia mengetuk-ngetuk tongkat sakti ditangannya ke tanah sebanyak 3x, tak lama muncul di tanah bulatan berwarna hitam bergerak kesana kemari dengan cepat, lalu muncul sesosok gadis kecil yang sudah tidak asing dilihat oleh Shadow.. shadowpun tersontak kaget kemudian secara spontan Shadow memakai pakaian tempurnya dan mengarahkan senjatanya ke sosok seperti Sheryl itu. Penasehat itu berkata “tenangkan dirimu yang mulia, yang mulia lihat sekarang memang wujud hantu anak kecil itu, akan tetapi dia sebenarnya adalah hantu seribu wajah. Kemudian sosok Sheryl itu mulai berubah menjadi sosok perempuan berambut panjang dengan wajahnya yang hancur dengan memakai gaun tidur yang panjang dan memiliki kuku jari yang panjang dan tajam. “perkenalkan yang mulia, aku adalah hantu seribu wajah. Aku bisa berubah wujud menjadi siapapun...hihi....hihiiii....hiiii” ucap hantu seribu wajah itu sambil tertawa cekikikan. Lalu Shadow mendekati hantu itu masih ragu dan bertanya “APAKAH KAU HANYA MEMILIKI KEMAMPUAN BERUBAH WUJUD SAJA ? ITU TIDAK CUKUP MENGALAHKAN DIKA DAN PARA PENGUASA ELEMEN....BAGAIMANA AKU BISA MENCULIK SHERYL HAAAH....”.

Hantu seribu wajah itu menjawab “hihihiii....hihiiiiii.....masalah Dika dan teman-temannya biar urusan aku, yang mulia bisa menculik Sheryl nanti” “mau aku tunjukkan kemampuanku yang lain....?” ucap Hantu itu dengan nada genit menggoda Shadow. “TUNJUKKAN SAJA KEMAMPUANMU YANG LAIN, TAK USAH BUANG-BUANG WAKTU DAN JAGA SIKAPMU...” ucap Shadow tidak bergeming dengan sikap hantu itu dan hantu itu pun tak berani menggoda lagi kemudian ia berkata “okeee...aku ingin yang mulia menyerangku sekarang...hihihiiiii....hihiiiiii......” mendengar ucapan hantu itu Shadow pun bingung dan melihat ke arah Penasehat, kemudian Penasehat itu menagggukkan kepala memberi isyarat kepada Shadow untuk menuruti permintaan hantu itu. Shadow pun mengeluarkan energinya untuk menyerang hantu itu sambil berkata “KAU TIDAK AKAN BISA MELAWAN KEKUATANKU....” kemudian hantu itu berkata “LIAT SAJA NANTI...”.  Shadow pun melepaskan energi kekuatannya menyerang hantu itu dan tak disangka tubuh hantu seribu wajah itu seperti menelan energi kekuatan Shadow ketika energi itu mengenai tubuh hantu seribu wajah yang Shadow arahkan kepadanya kemudian hantu itu mengangkat kedua lengannya ke arah Shadow dan dari telapak tangannya muncul energi yang sama yang dimiliki Shadow kemudian menyerang balik Shadow. Shadow pun spontan menghindari serangan itu dan kemudian bertepuk tangan dengan puas “BRAVO....BRAVOOO...TERNYATA KAU SANGAT KUAT SEKALI MISSSSSS.......KAU BISA MENYERANG BALIK ENERGI KEKUATAN DARI LAWAN....DIKA DAN PARA PRAJURIT PENGUASA ELEMEN ITU PASTI TIDAK AKAN BERDAYA MELAWANMU....HAHAHAHAHAHAHAH” lalu hantu itu berkata “terima kasih atas pujianmu yang mulia...hihiihiii....aku juga punya rencana bagus yang mulia.....”.

Hantu itu tidak hanya kuat tapi juga ia memiliki ide yang cerdas sehingga membuat Shadow tertarik kepadanya. Hantu itu lalu menjelaskan rencana jahatnya kepada Shadow dan Shadowpun mengangguk senang. “CEPAY LAKUKAN RENCANAMU ITU....AKU TIDAK MAU MENDENGAR KAU GAGAL.....PAHAAAAM...” ucap Shadow memerintahkan hantu itu pergi dan kemudian hantu itupun berjalan kebelakang dengan kaki yang tidak menyentuh tanah dan menghilang di kegelapan. Hantu seribu wajah itu ternyata memiliki kemampuan untuk melewati portal manusia dan saat ini sedang mencari keberadaan Sheryl dengan para penguasa elemen. “hihihih...hihihiii....aku akan buat yang mulia Shadow terkesan padaku....akan kudapatkan gadis kecil itu dan menghancurkan para penguasa elemen...” gumam hantu seribu wajah itu sebari melesat terbang dan akhirnya dia merasakan keberadaan Sheryl di sebuah rumah yang bertingkat, kemudian dia pun turun dan sekejap menjelma menjadi seekor kucing hitam agar keberadaannya tidak diketahui oleh Sheryl dan para penguasa elemen, setelah menjadi seekor kucing hitam ia menghampiri tembok rumah itu dan melihat kearah atas. Hantu  itu melihat Sheryl dan para penguasa elemen sedang berada diatas atap rumah, dengan kemampuan pendengaran yang sangat tajam, ia pun menguping pembicaraan mereka. Hantu itu terus menyimak percakapan Sheryl dengan para penguasa elemen dan dia pun mengetahui kalau ternyata antara mereka berempat dengan seseorang yang bernama Dika terjadi konflik dan hantu yang sudah menjelma menjadi kucing hitam itu tersenyum dan sudah menemukan cara agar mereka berempat menjadi terpecah belah sehingga Sheryl dapat dengan mudah diculik. Hantu itu pun menyelinap masuk ke belakang rumah itu dan menunggu saat yang tepat untuk menjalankan rencana busuknya.

Sheryl dan para penguasa elemen tidak menyadari bahaya sedang mengintai mereka semua, mereka terlalu larut dalam pembicaraan dan tak terasa waktu semakin larut, kemudian Whitie berkata “Tuan Dika sepertinya sudah tertidur lelap, sebaiknya kita masuk kedalam untuk menjaganya...” Sheryl mengangguk dan mengajak Phima dan Magma masuk ke dalam kamar Dika. Ketika Sheryl dan para penguasa elemen masuk kedalam, hantu itu pun segera beraksi, ia kembali merubah dirinya menjadi seperti semula. Ia menyentuh tembok rumah itu dan kemudian dalam sekejap menghilang. Di dalam kamar Sheryl melihat Dika sedang tertidur lelap dan berbisik pelan “maapin Sheryl ka...Sheryl sayang sekali sama kakak....Sheryl gak bermaksud tidak mengajak kakak, Sheryl hanya ingin buat kejutan buat kakak...biar kakak kaget liat Sheryl lebih kuat dan bisa melindungi kakak...karena kakak sudah banyak membantu Sheryl....” tak terasa airmatanya keluar dan Whitie dengan lembut mengusap airmata Sheryl. “sudahlah gadis cantik...biarkan Tuan Dika beristirahat....aku tahu kalau Tuan Dika pun sangat sayang kepadamu...” Phima mengigit gaunnya yang terurai ke bawah untuk mengajaknya bermain dan menghiburnya. Melihat tingkah laku Phima seperti itu Sheryl pun tersenyum dan kemudian menerima ajakannya dan meninggalkan Dika yang sudah terlelap. Sheryl dan para penguasa elemen tidak menyadari hantu seribu wajah itu sudah masuk kedalam tubuh Dika tanpa ada hambatan. Hantu itu lalu mulai mempengaruhi pikiran Dika dengan mimpi yang sangat buruk.

Pada awalnya Dika bermimpi bersama kedua orang tuanya bertamasya ke sebuah tempat yang memiliki air terjun yang indah. Dika dan ayahnya masuk ke dalam danau yang airnya sangat jernih tepat di bawah air terjun itu. Mereka berdua asyik berenang dan ibu berada di pinggir danau menunggu mereka berdua. Ketika Dika menyembulkan kepalanya dari dalam air, tiba-tiba keadaan menjadi sangat sepi dan orang tua Dika menghilang, Dika berusaha mencari keberadaan orang tuanya sambil memanggil mereka, tapi mereka tetap tidak ketemu. Akhirnya Dika menyudahi untuk berenang dan kembali ke tepi danau, setelah memakai pakaiannya Dika melanjutkan untuk mencari orang tuanya yang tiba-tiba menghilang, dia terus berjalan menjauhi air terjun itu dan bergegas menuju tempat parkir mobil yang tidak jauh dari danau itu. Sesampainya di tempat parkir, Dika tidak melihat seorang pun atau mobil yang sedang parkir saat itu. Seingat Dika, beberapa saat lalu Dika melihat banyak sekali orang-orang yang bertamasya ke tempat ini. Dika mulai diliputi ketakutan dan semakin kebingungan, dalam pikirannya ia memikirkan bagaimana ia bisa pulang kerumah. Dika tidak menyadari kalau ia sedang bermimpi, mimpi itu serperti kenyataan. Dengan perasaan bingung Dika akhirnya berjalan kaki, dia berfikir mungkin di dalam perjalanan nanti akan bertemu dengan pengendara mobil atau sepeda motor, sehingga ia bisa menumpang untuk pulang. Sepanjang perjalanan Dika sesekali melihat ke belakang dan berharap ada pengendara mobil atau motor melintasi jalan itu, akan tetapi tetap tak ada satupun yang melintas. Dika pun terus berjalan kaki dan udara dingin terus menghinggapi tubuh Dika.

Hanya langkah kaki yang menemani Dika sepanjang jalan dan melawati pohon-pohon yang menjulang tinggi dan bentuk yang menyeramkan. Semakin lama Dika semakin ketakutan dan terus mengucapkan Doa-Doa untuk menghilangkan ketakutannya. Terbersit dalam pikirannya Dika ingin memanggil Sheryl dan para penguasa elemen akan tetapi ia teringat sikap mereka berempat yang sudah tidak menghargainya lagi “huuuh....ngapain sich manggil mereka segala....mereka aja gak ngehargai aku....mereka bukan sahabatku dan aku gak akan memaafkan mereka titik.....” ucap Dika kesal dan bertekad meneruskan perjalanannya sendirian tanpa bantuan mereka. Sayup-sayup terdengar suara perempuan tertawa cekikikan, awalnya Dika tidak terlalu jelas mendengarnya akan tetapi suara itu makin terdengar jelas dan Dika mengehentikan langkahnya dan terdiam di bawah sebuah pohon yang besar dan tinggi, kemudian ia mendengar lebih seksama suara itu. Bulu kuduk Dika pun berdiri, badan Dika menjadi bergetar dan amat sangat ketakutan, karena suara itu berasal dari atas pohon tempat dia berhenti. Mulutnya tak henti-henti membaca doa memohon perlindungan Allah SWT, Dika hanya bisa menundukkan kepala dan muncul rasa penasaran untuk melihat ke atas berasal darimana suara misterius itu, tapi rasa takutnya mengalahkan rasa penasarannya akhirnya Dika hanya bisa terdiam tak bisa lakukan apapun selain terus berdoa. Beberapa saat Dika terdiam dan mulai memberanikan untuk melihat ke atas pohon, perlahan-lahan Dika menggerakkan kepalanya menuju ke atas pohon sambil memejamkan mata dan ketika kepalanya sudah mendongak ke atas, matanya membuka sedikit dan samar-samar terlihat sosok yang tidak asing dilihat, dan Dika membuka matanya. Ternyata Sheryl yang duduk diatas pohon dengan kaki yang mengguntai ke bawah, Dika tetap konsisren masih marah lalu dia pun melanjutkan perjalanan tanpa menghiraukan sosok yang seperti Sheryl itu.

Merasa tidak dihargai lalu sosok itu turun dan mengikuti Dika dari belakang, awalnya Dika tidak menghiraukan akan tetapi sosok seperti Sheryl itu terus bersiul-siul mengalihkan perhatiannya sehingga membuat Dika menjadi risih dan berbalik ke arah sosok itu dan Dika pun menatap tajam Sheryl tanpa mengucap sepatah katapun. Sosok itu dengan tenang hanya tersenyum terus bersiul tidak menghiraukan Dika yang sedang menatapnya. Merasa dengan sikapnya itu sia-sia maka Dika pun mulai berbicara “ngapain kamu kesini...? bukankah kamu dan para penguasa elemen tidak membutuhkan aku lagi....aku bisa kok bertahan tanpa kalian semua....lagipula ini hanya mimpi kok....nanti juga aku bangun....pergi sana” ucapan Dika itu tetap tidak dihiraukan oleh sosok itu malah ia terus bersiul-siul. Merasa tidak dihargai Dika semakin kesal dan berkata “percuma ngomong sama kamu juga....” kemudian Dika membalikkan badan dan meneruskan perjalanan sampai menunggu bangun dari tidur.           

Dika terus berjalan dan terus menenangkan dirinya kalau ini hanyalah mimpi buruk saja tanpa menghiraukan suara siulan sosok yang seperti Sheryl itu. Tiba-tiba Dika merasa sesak nafas dan pandangannya menjadi kabur “ya Allah....kenapa ini....kenapa tiba-tiba aku merasa sesak....” Dika pun berlulut ke tanah sambil memegang dadanya yang sedikit sesak dan panas. Semakin lama Dika semakin tidak dapat bernafas dan pandangannya menjadi semakin buram, Dika dengan sisa tenaganya mencoba menengok kebelakang dan dia melihat sosok seperti Sheryl itu bersama dua makhluk berjubah hitam yang merupakan prajurit Shadow. Dika sangat kaget apa yang dia lihat dan berfikir kalau selama ini Sheryl mengkhianatinya dan menipunya, dengan terbata-bata sambil tangannya hendak meraih sosok itu berkata “te...ternyataaa...ka...ka...kaa...muuu...” dan tak lama kemudian pandangan Dika menjadi gelap dan tak sadarkan diri.

Sementara itu di kamar Dika setelah Sheryl puas bermain dengan Phima, ia mendekati Dika yang terlihat tidur pulas dan Sheryl tidak mencurigai apa yang terjadi dengan Dika di alam mimpi, dan Sheryl dengan para penguasa elemen menjaga Dika hingga pada pagi harinya terjadi hal yang tidak biasa dengan Dika, jam sudah menunjukkan pukul 7 lewat Dika belum juga bangun dari tidrunya, Sheryl merasa heran dan berusaha menggoyang-goyangkan tubuh Dika “kaaaa...bangun kaaaa....udah siaaaaang.....nanti kesiangan sekolahnya....” tapi Dika tetap dalam keadaan tidur. Beberapa kali Sheryl mencoba membangunkan tapi Dika tetap tidak bangun dan Sheryl menjadi khawatir dengan keadaan Dika “kakaa...kakak gak apa-apa khan...kaaaa...bangun kaaaaa...Whitieeee.....Phima.....Magmaaaa....tolong Kak Dika kenapa iniiiii......” mendengar Sheryl memanggil mereka bertiga, mereka pun mendekati Sheryl dan melihat keadaan Dika “kenapa dengan Tuan Dika ? tidak biasanya dia tidur lama seperti ini....” Whitie bertanya kepada Sheryl dan Sheryl menjawab sambil menangis “aku gak tahuuuu...hikssss..hiksssss....tolong Kak Dikaaaa......” “tunggu sebentar gadis kecil, aku akan mencoba menerawang keadaan Tuan Dika.....gadis kecil mohon menjauh dulu dari tubuhnya...” ucap Whitie dan kemudian ia menghampiri tubuh Dika dan dengan teliti Whitie melihat tubuh Dika dari ujung kepala hingga ujung kakinya.

Ketika Whitie sedang menerawang tiba-tiba suara pintu diketuk dari luar Tok.....Tok...Tok......”Dika sayang bangun nak, nanti kamu terlambat ke sekolah “ ternyata itu suara ibu Dika yang menyruhnya untuk bangun, Whitie pun menjauh dari tubuh Dika. Beberapa kali ibu mengetuk pintu dan memanggil Dika untuk bangun tapi tetap tidak ada suara dari Dika dan Ibu mulai khawatir dan terdengar sedang memanggil ayah.

Tak lama ayah Dika datang dan berusaha membuka paksa pintu kamar, Sheryl dan para penguasa elemen bersembunyi ketika pintu kamar itu berhasil dibuka paksa oleh ayah. Ibu dan ayah lalu bergegas menghampiri Dika dan ibu mencoba membangunkan anaknya tapi Dika tetap tidak bergeming. Melihat anaknya tidak juga bangun ibu makin khawatir “ayahhh.....anak kita kenapa....Dika.....bangun naaaak...jangan buat ibu khawatir dong naaaaak...” ayah Dika spontan memegang leher dan lengan Dika untuk memeriksa denyut nadi memastikan kalau Dika masih hidup. “anehhhh.....denyut nadinya masih ada....” kemudian ayah menaruh telunjuknya ke arah hidung Dika dan terasa hembusan nafas “dia juga masih nafas kok bu....” ucap ayah menenangkan ibu. “lalu kenapa anak kita seperti ini.....ya ampun naaaak....jangan tinggalin ibu naaaaaak....” ucap ibu sambil menangis dan ayah Dika mencoba menenangkan ibu ‘tenang bu.....Dika belum meninggal....sebaiknya kita bawa dia ke rumah sakit sekarang ya bu.....” ucap ayah dan ayah membopong tubuh Dika yang tak sadarkan diri.

Sheryl hanya melihat dari jauh tubuh Dika dibawa oleh ayah Dika dan berkata “kaaaak.....kakaaa...kenapaaaa....” kemudian Whitie berkata kepada Sheryl “ada yang tidak beres dengan Tuan Dika....sepertinya setengah jiwa Tuan Dika tidak ada dalam tubuhnya...ini pasti ulah anak buah Shadow....ayo kita ikuti kemana mereka membawa Tuan Dika...” Sheryl hanya mengangguk sambil terus menangis dan dengan menunggangi Phima Sheryl dan para penguasa elemen bergeras mengikuti ayah dan ibu Dika ke rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit Dika pun langsung di bawa ke ruang UGD oleh perawat rumah sakit, kemudian ayah mengurus administrasi dan ibu menunggu diluar ruang UGD dengan cemas. Setelah selesai mengurus administrasi ayah menghampiri ibu dan berusaha menenangkannya, tak lama kemudian dokter datang dan masuk kedalam ruang UGD untuk memeriksa keadaan Dika.  Sheryl merengek kepada Whitie untuk ikut masuk ke dalam, tapi dicegah oleh Whitie “biarkan mereka yang mengurus Tuan Dika....gadis kecil tenang dahulu....” ucap Whitie dan Sheryl menjawab “bagaimana aku bisa tenang.....ayolah...aku ingin melihat keadaan Kak Dika sekarang......” Whitie tetap mencegahnya dan terus membujuknya untuk tenang.

Tak lama Dokter itu keluar dari ruangan dan menghampiri ayah dan ibu untuk menjelaskan keadaan Dika. Ibu melihat Dokter itu dan dengan tidak sabar bertanya “bagaimana dengan keadaan anak kami dok....? Dika sakit apa ?” kemudian ayah menenangkan Ibu “ibu...kasih kesempatan buat dokter jelaskan....”Dokter itu menjelaskan keadaan Dika kepada ayah dan ibu, dia berkata kalau hasil diagnosanya Dika berhalusinasi dalam jangka waktu lama dan dokter pun tak bisa memastikan apa penyebabnya dan tidak bisa memastikan juga apakah Dika akan segera siuman atau tak bisa tertolong lagi, tapi dokter itu berjanji akan lakukan yang terbaik untuk Dika dan saat ini Dika sudah diberi infus dan alat bantu bernafas, kemudian dokter itu permisi untuk pergi dan meninggalkan ayah dan ibu. Mendengar penjelasan dokter tadi ibu menangis di pelukan ayah dan ayah mengusap-usap kepala ibu dan berusaha untuk menenangkannya ”tenang...buuuu....anak kita akan selamat....kita berdoa sama Allah SWT agar Dika diberi kesembuhan dan bisa bersama-sama kita lagi yaaa.....”, sementara itu Sheryl sudah makin tidak sabar ingin melihat keadaan Dika dan akhirnya Whitie pun mengizinkannya dan dengan didampingi para penguasa elemen yang lain Sheryl pun pergi ke ruangan dimana Dika dirawat.

Ketika sampai di dalam Sheryl merasa kaget melihat tubuh Dika sudah terpasang selang infusan dan hidung, mulutnya terpasang alat bantu bernafas daqn disampingnya terdapat alat pendeteksi detak jantung yang berbentuk garis bergelombang. Karena tak kuasa sedih Sheryl pun menghampiri tubuh Dika dan memeluknya sambil menangis “kenapa Kakak seperti ini ? sakit ya ka tubuhnya ada selang seperti ini.....?” Dika masih diam dan matanya masih tertutup, hanya terdengar suara dari alat pendeteksi detak jantung di ruangan saat ini. Whitie pun tak mau menunggu lebih lama lagi dan khawatir jikalau orang tua Dika datang maka Whitie tak akan bisa menerawangnya lagi. Whitie meminta agar Sheryl menjauh dahulu dari tubuh Dika, kemudian salah satu telunjuknya keluar cakar yang sangat tajam dan cakar itu ia tempelkan ke dahi Dika, tak lama batu kristal muncul dan terlihat batu kristal itu tidak lagi berwarna putih terang akan tetapi berwarna agak kehitaman. “gawat....firasatku tidak salah....ada yang mengambil setengah jiwa Tuan Dika dan tanpa itu Tuan Dika tidak akan bisa kembali sadar dan tak bisa kembali ke tubuhnya....” ucap Whitie menjelaskan kepada Sheryl. Mendengar perkataan Whitie Sheryl berhenti menangis lalu raut wajahnya sekarang berubah menjadi marah “siapa yang sudah berani menyakiti Kak Dika.....? aku tak akan bisa maafkan dia....Whitie apakah kamu tahu caranya untuk menyelamatkan jiwa Kak Dika....?” ucap Sheryl dengan menggebu-gebu bertanya kepada Whitie.

Whitie menjawab “satu-satunya cara kita harus masuk kedalam pikiran Tuan Dika dan disana terdapat gerbang portal menuju alam mimpi Tuan Dika...aku tahu jalur menuju ke gerbang portal itu...apakah kau siap gadis kecil.....” kemudian Sheryl menjawab dengan percaya diri “demi menyelamatkan Kak Dika aku selalu siap dan kalau perlu nyawaku akan ku pertaruhkan.....” kemudian Sheryl menatap ke arah Magma, Phima dan Whitie kemudian berkata “apakah kalian juga siap menyelamatkan Kak Dika....?” lalu para penguasa elemen itu dengan kompak menjawab “kami siap....” kemudian Sheryl beserta para penguasa elemen memasuki pikiran Dika dan Whitie sebagai petunjuk arah bergegas menuju ke gerbang portal alam mimpi.  

  Sementara itu di alam mimpi, setengah jiwa Dika berhasil di kurung oleh sosok seperti Sheryl. Perlahan-lahan Dika membuka mata dan terdengar suara tertawa yang tidak asing lagi dan Dika melihat sosok seperti Sheryl itu sedang bersama beberapa prajurit Shadow. Kemudian sosok seperti Sheryl itu berkata “hai kakak...hihiiihiiiii....hiiihiiiii....sudah bangun rupanya....maaf ya kalau selama ini aku berbohong sama kakak....hiihiii......ternyata kakak mudah ditipu ya sama aku......hiihiiii...” Dika menjadi emosi dan berteriak dari balik kurungan “kurang ajar....aku sudah percaya sama kamu selama ini.....tapi mengapa kau berani mengkhianati aku dengan berkomplot dengan prajurit Shadow.....kamu sembunyikan dimana Whitie, Magma dan Phima...? kalau kau sakiti mereka aku tidak mau maafkan kamu Sheryl.....”

“hihi....hiiiiihiiii......bukankah kakak masih marah sama aku dan mereka bertiga....buat apa kakak tanyakan mereka.....mereka sudah aku musnahkan........hihiiihii.....hiiiiihiiii.....” ucap sosok seperti Sheryl itu. kemudian Dika berteriak “bohoooooooooong......tidak mungkin para penguasa elemen itu dapat dengan mudah kamu musnahkan.....”. Sosok seperti Sheryl itu semakin kencang tertawa “hihi...hiiii.....mereka bertiga sudah berhasil aku tipu sama seperti aku menipu kakak.....bodohnya mereka....hii....hiiii....hiii.....”. tiba-tiba Dika terdiam dan merasa ada sesuatu yang aneh dengan Sheryl, tak biasanya Sheryl berbicara dengan ketawa seperti itu dan biasanya juga Sheryl berbicara dengan nada manja. “kakaaak....kenapa diam.....kakak lagi nangis ya....hihiiihii.....hiiihiiii.....” Dika terus mendengar suara sosok seperti Sheryl itu dan hati Dika makin yakin kalau sosok itu bukan Sheryl dan Dika pun memancing pertanyaan kepada sosok itu “benar kamu yakin sudah memusnahkan mereka bertiga...? bukankah kamu sangat sayang sama Whitie dan Phima....?” sosok itu pun terpancing dan menjadi emosi menjawab “ia....aku sudah memusnahkan mereka bertiga....lagipula aku tidak kenal namanya Whitie dan Phima.....” kemudian Dika tertawa “hahahaaaaaaaa.....tertipu kau iblis......sudah kuduga kamu bukan Sheryl dan kamu hanya menyerupai dia....tunjukkan wujud aslimu....aku tidak takut kepadamu....” sosok itu tertawa cekikikan ketika  Dika sudah menyadari kalau sosok itu bukanlah Sheryl, kemudiian sosok itu memutar badannya dan muncul sosok hantu wanita berambut panjang dengan gaun panjang berwarna putih “pintar sekali....hihiiih....hiiihiii....kamu sudah tahu kalau aku bukan hantu gadis kecil itu.....aku sengaja mengurungmu agar hantu gadis kecil dan para penguasa elemen itu kemari untuk menyelamatkanmu....mereka tidak akan bisa menggunakan kekuatan mereka di alam mimpi ini.....karena ini adalah duniaku......hi....hiii.....hiii....” ucap hantu seribu wajah itu dan Dika pun samakin marah “jangan terlalu yakin makhluk busuk.....para penguasa elemen dam Sheryl akan dapat mengalahkanmu.....”. Hantu seribu wajah itu hanya tertawa “hihihi....hiiihiii.....hiihii........tenang saja aku sudah siapkan sambutan untuk mereka......” dan hantu itu menghilang dari pandangan Dika.

Dika terkulai lemas dan duduk dengan perasaan sangat menyesal sudah marah-marah dengan Sheryl dan para penguasa elemen, dia berfikir kalau saja dia tidak semarah itu dan sedari awal menyadari hantu itu bukanlah Sheryl kejadian ini tidak akan terjadi, “maafkan kakak.....kakak sudah semena-semena sama Sheryl.....aku baru sadar kalau Sheryl berusaha menjadi kuat karena ingin membantu aku melawan Shadow....ahhhhhhhh...bodohnya akuuuuuu......”.

Di lain tempat, Sheryl, Phima dan Magma terus mengikuti Whitie, Ternyata jalan menuju ke gerbang portal alam mimpi itu sangat panjang sekali seperti tidak ada ujungnya, akan tetapi mereke berempat tidak menyerah begitu saja dan terus menyusuri jalan itu hingga akhirnya mereka melihat gerbang portal dunia mimpi. Tak disangka, di depan gerbang portal itu berdiri beberapa makhluk berjubah hitam yaitu prajurit-prajurit Shadow sudah menunggu mereka. Sheryl dan ketiga penguasa elemen menghentikan langkahnya. “Whitie bagaimana ini...? ternyata kedatangan kita sudah diketahui....” tanya Sheryl khawatir. Magma akhirnya menawarkan diri “hai gadis kecil...aku akan mengalihkan perhatian mereka...kalian langsung masuk ke dalam portal itu dan lanjutkan perjalanan kalian untuk selamatkan Tuan Dika....” Sheryl tak percaya dengan perkataan Magma kemudian ia menatap Magma dan berkata “terima kasih Magma, tapi apa kamu sanggup melawan mereka sendirian...?” kemudian Magma menjawab “jangan banyak basa basi, waktu kita tidak cukup...cepat pergi sanaaaaaa....aku akan menyusul kalian nanti” merasa tak banyak waktu lagi Sheryl pun menuruti perkataan Magma dan sebelum meninggalkan Magma sendiri ia berkata “jaga diri kamu Magma....aku akan marah kalau kamu sampai kalah...” Magma hanya tersenyum kecil kemudian Sheryl derngan Phima dan Whitie bergegas melanjutkan perjalanan.

    Magma dengan berani menghadapi makhluk-makhluk berjubah hitam itu untuk mengalihkan perhatian mereka agar Sheryl dan ke dua penguasa elemen dapat masuk kedalam gerbang portal itu. Akhirnya mereka bertiga masuk kedalam portal itu dan Sheryl sempat menengok kebelakang melihat Magma bertempur dengan makhluk-makhluk jubah hitam itu kemudian Whitie memanggilnya untuk segera bergegas. Magma terus melakukan perlawanan hingga berhasil melenyapkan mereka, akan tetapi  makhluk jubah hitam itu seperti yang tidak ada habisnya dan akhirnya Magma kewalahan menghadapi mereka yang jumlahnya semakin banyak dan terus mengepung Magma dari segala arah, beberapa kali Magma terkena serangan para makhluk jubah hitam itu hingga akhirnya Magma pun rubuh di tanah dan mereka menghunuskan senjata ke arah Magma yang sudah kelelahan.

Tiba-tiba sambaran kilat halilintar dari langit menyambar makhluk-makhluk jubah hitam itu dan memusnahkan mereka semua, Magma berusaha bangkit untuk melihat siapa yang datang “jangan dulu banyak gerak Magma, sebaiknya kamu istirahat dulu....ini aku Tito ksatria halilintar....kemana yang lain....” “oh syukurlah ternyata Tuan....dari mana kau mengetahui dunia ini....? gadis kecil dan yang lain sudah masuk ke portal gerbang itu....kita tidak punya banyak waktu lagi...” Magma menjawab sambil berusaha bangkit dan Tito membantunya untuk bangun. “tapi keadaan kamu kayak gini...gimana mau ngelawan musuh....sudahlah biarlah aku saja yang urus....kamu istrahat dulu disini...” ucap Tito. “tidak....aku masih sanggup untuk berdiri dan bertarung.....aku bukan makhluk yang lemah....” jawab Magma sambil berusaha mengibas-kibaskan sayapnya dan bersiap untuk terbang, akan tetapi ketika Magma mencoba untuk terbang, langsung terhempas lagi ke tanah dan beberapa kali dia mencoba terbang kemudian jatuh kembali hingga dia pun terkulai lemas, kemudian Tito mendekati Magma “sudah menyerahkah jagoan....? aku sudah bilang istirahat dahulu disini dan biar aku yang urus semua...aku tahu Dika sangat berarti buat kalian semua seperti halnya aku...tapi kalau kamu memaksa begini Dika pun akan sedih dan tidak akan menginginkan hal buruk terjadi sama kalian....”

Magma pun terdiam dan menyadari dengan kesalahannya kemudian berkata “pada awalnya aku merasa Tuan Dika tidak pantas untuk menjadi seorang ksatria pelindung dua dunia, akan tetapi ketika melihat Sheryl sangat yakin dan menyayanginya aku menyadari kalau Tuan Dika memiliki rasa kasih sayang yang tulus kepada semua makhluk dan membuat aku sadar kalau dia memang anak yang terpilih dan pantas untuk menjadi ksatria..maka dari itu aku akan berusaha melindunginya dan berjuang bersama menyelamatkan dunia kami dan dunia manusia....bagaimanapun juga aku akan tetap menolongnya demi Tuan Dika dan Sheryl.....”, “justru aku menyuruh kamu istrahat disini tuh biar Pegasus obatin kamu dulu....makanya dengar dulu napa aku ngomong sampai selesai....” ucap Tito sambil geleng-geleng kepala. Magma hanya diam dan kemudian Pegasus menghampirinya dan mulai mengobati Magma hingga energinya pulih kembali.

Tito, Magma dan Pegasus masuk kedalam portal menuju dunia mimpi menyusul Sheryl dan akhirnya mereka pun bertemu dengan Sheryl di tengah perjalanan dan mereka melanjutkan kembali perjalanan untuk menyelamatkan jiwa Dika. Akhirnya mereka berempat berhenti di sebuah pintu yang sangat tinggi dan luas dengan tidak ada seorangpun penjaga di pintu itu, kemudian Whitie berkata “aneh sekali disini tidak ada satupun penjaga yang menjaga pintu ini...kalian semua waspadalah aku mencium ada yang tidak beres disini....” kemudian Pegagus menjaawab perkataan Whitie “benar...aku juga merasakan hal yang sama penguasa air...” Sheryl, Tito dan para penguasa elemen saling waspada melihat ke segala arah untuk menghindari segala serangan yang akan muncul, tiba-tiba tanah bergetar seperti gempa bumi dan pintu raksasa itu terbuka dengan sendirinya dan mereka berempat semakin bingung ternyata didalam tak ada siapapun. Whitie berkata kepada Sheryl dan Tito “kalian berdua tunggulah disini...kami akan memeriksa didalam apakah ada jebakan-jebakan yang sudah dipersiapkan oleh mereka....ini terlalu sepi...kemungkinan mereka sudah mengetahui kedatangan kita disini...” Sheryl dan Tito hanya mengangguk dan mereka berdua mengikuti perintah Whitie untuk menunggu diluar sementara para penguasa elemen mulai bergerak masuk untuk memeriksa ruangan itu.

Ketika para penguasa elemen memeriksa ruangan itu, tanpa mereka sadari beberapa jaring keluar dari balik dinding di ruangan itu dan mengurung para penguasa elemen, Tito dan Sheryl terperanjat kaget dan mereka berdua bergegas hendak menolong para penguasa elemen, akan tetapi pintu raksasa itu menutup dengan cepat membuat Tito dan Sheryl tidak sempat untuk masuk kedalam. Tito dan Sheryl menyerang pintu raksasa itu dengan kekuatan mereka berdua tapi pintu itu tetap berdiri kokoh dan tertutup rapat, beberapa kali Sheryl dan Tito berusaha menghancurkan pintu tapi tetap tidak ada gunanya. “Buka pintunyaaaaaaaaaa.....Whitie...Phima....Magmaaaa....Pegasus....kalian bertahanlah....aku akan menolong kalian....” Sheryl berteriak-teriak sambil terus berusaha menyerang dan menghancurkan pintu itu dibantu dengan Tito dan pintu itu tidak hancur sedikitpun hingga membuat Sheryl dan Tito kelelahan. Dengan sisa tenaganya Sheryl memukul-mukul pintu itu sambil menangis “buka pintunyaaa....hiks....hiks.....jangan sakiti mereka.....hiks....hiks....aku mohon....” kemudian Tito memeluk Sheryl dan berkata “sudah Sheryl....tak ada gunanya....akupun tak bisa menghancurkan pintu ini....maafkan aku tak bisa menolong kak Dika....mungkin kita pun akan bernasib sama dengan kak Dika...” Sheryl membantah “tidak kak....ini belum berakhir....aku gak akan nyerah sampai disini...” dan menatap Tito dengan berkaca-kaca, kemudian Tito menjawab “terus kamu mau apa sekarang....sementara kita aja gak bisa hancurin pintu itu....” lalu Sheryl menjawab “pasti ada jalan lain yang menuju ruangan itu kak....ayolah kak jangan menyerah.....Kak Dika dan yang lain membutuhkan kita sekarang....” Tito menjawab “okeeeee....kita istirahat dulu sekarang baru nanti kita lanjut untuk mencari jalan lain menuju ke ruangan itu yaaaa....” kemudian Sheryl menjawab “nah gitu donnnk....itu baru kesatria elemen....” lalu mereka berdua beristirahat sejenak untuk memulihkan energi.

Sementara itu didalam setelah Dika, Whitie, Phima, Magma dan Pegasus terkurung dalam jaring yang sangat kuat muncullah sosok hantu seribu wajah dengan didampingi oleh pengawalnya yang bertubuh tinggi besar menjulang keatas yang bernama Golem tertawa senang karena telah berhasil menawan keempat penguasa elemen tanpa harus bersusah payah melawan mereka semua “ akhirnya aku berhasil membuat kalian tak berdaya, ternyata kalian mudah sekali tertipu...hihiihihihiihii....” ucap hantu itu menghampiri keempat penguasa elemen yang sudah tidak berdaya. Kemudian hantu itu menoleh kearah Dika “ hanya segini ternyata kemampuan penguasa elemen yang kamu banggakan selama ini, buang-buang waktuku saja....” ucapnya dengan sombong.

Disaat itu perasaan Dika bercampur aduk antara sedih dan marah menjadi satu ketika melihat keadaan para penguasa elemen sudah tidak berdaya dan berkata lirih “ seharusnya kalian tidak usah menolongku, gara-gara aku kalian menjadi seperti ini...aku tak akan memaafkan hantu itu dan akan kubalas semua yang dia lakukan ini...ku mohon bertahanlah kalian...” tiba-tiba terdengar bisikan suara yang sudah tak asing lagi ditelinga Dika “ Kaa...tenang saja Sheryl dan Kak Tito akan menolong kakak dan yang lain...bertahanlah ka...” Dika tersadar oleh suara bisikan itu, kemudian Dika melihat ke arah para penguasa elemen yang terkurung dan benar saja Dika tidak melihat Sheryl dan Tito yang ikut terkurung disana. “ Syukurlah Sheryl dan Tito tidak ikut terperangkap dan aku yakin mereka masih ada diluar ruangan ini untuk menolong aku dan yang lain....semoga tidak terjadi apa-apa dengan mereka dan hantu itu tidak menyadarinya.... “ rasa optimis muncul seketika dalam hati Dika dan dengan sabar menunggu Sheryl dan Tito menolongnya.

Tiba-tiba saja muncul bayangan hitam melesat dengan cepat menghampiri hantu seribu wajah itu dan seketika menjelma menjadi Shadow dengan memakai jubah berwarna hitam menutupi tubuhnya. Terlihat Shadow berdikusi dengan hantu itu dan menoleh ke arah tempat Dika dikurung dengan tatapan matanya yang merah menyala-nyala tanpa terlihat wajahnya dibalik tudung jubahnya itu. Tak lama mereka berdua berdiskusi kemudian Shadow menghampiri Dika dan berkata “ kau kira aku dan anak buahku itu tidak menyadari Sheryl dan anak terpilih yang satunya itu tidak ikut tertangkap....hahahahaaaaa....kamu salah besar Dika....justru ini bagian dari rencanaku...rencana hebatku...whuaahahahahahaha.....hidup kalian akan berakhir disini...hahahahahahah.... kalian sudah masuk dalam perangkapku dan energi anak kecil itu akan menjadi milikku.....hahahahahah...” kemudian Shadow menghilang dari pandangan Dika.

“ tidak...ini tidak bisa ku biarkan...aku tidak mau Sheryl dan Tito tertangkap juga oleh makhluk terkutuk itu....aku harus kontak batin dengan Sheryl sekarang juga untuk memperingatkannya !!! ” Dika lalu memejamkan mata untuk berkonsentrasi dan berusaha melakukan kontak batin dengan Sheryl, akan tetapi tak ada balasan suara dari Sheryl dan Dika terus berusaha melakukan kontak batin dan hasilnya pun nihil hingga membuat energi yang dimiliki Dika semakin melemah dan akhirnya Dika tersungkur ke lantai, “ ku mohon Sheryl jawablah....” ucap Dika dengan sisa tenaganya dan akhirnya dia tak sadarkan diri. Sementara itu diluar Sheryl dan Tito mulai bergegas mencari pintu masuk untuk menyelamatkan Dika dan para penguasa elemen, beberapa waktu lamanya mencari, mereka tidak menyadari sedari tadi mereka hanya berputar-putar disekitar situ dan tak ada jalan masuk untuk kedalam kecuali hanya masuk ke pintu utama yang besar menjulang tinggi dan membuat mereka berdua kelelahan. Ketika Sheryl dan Tito beristirahat dekat pintu masuk itu, tiba-tiba pintu itu pun terbuka dan membuat mereka berdua terheran-heran.

Belum hilang rasa heran mereka, dari dalam ruangan itu muncul sosok tinggi besar dan berbulu berwarna hitam dengan mata merah menyala memelototi seolah-olah hendak melahap mereka berdua dan tanpa banyak basa basi lagi langsung menyerang Sheryl dan Tito dengan gada besar ditangan kanannya sambil berteriak kencang “ MATILAH KALIAAAAAAAAN........HIIIAAAAAAAA...... ”. Bletaaaaaaak....!!! gada yang besar itu telak mengenai Sheryl dan Tito hingga mereka berdua terlempar jauh dan mereka berdua pun terkapar tak berdaya. Kemudian makhluk besar itu dengan mudahnya menyeret tubuh mereka berdua dan membawanya ke dalam ruangan dimana Dika terkurung. Keadaan Dika semakin lemah dan kemudian ia melihat sosok makhluk besar berbulu menyeret tubuh Sheryl dan Tito sahabatnya, Dika mencoba mengangkat tangan kanannya berusaha memanggil mereka akan tetapi tak mampu dengan keadaan dirinya yang sudah terkulai lemah dan akhirnya ia pun tak sadarkan diri.

Tiba-tiba terdengar suara memanggil-manggil namanya dari alam bawah sadar, Dika berkata dalam hati “Apakah aku sudah mati...? sangat hening sekali disini...apa itu malaikat yang sedang memanggilku...aku belum mau mati sekarang...aku harus menyelamatkan teman-temanku...haaaah...” pelan-pelan Dika membuka matanya dan terlihat di sekelilingnya berwarna putih dan melihat samar-samar sesosok macan yang seluruh tubuhnya dibalut dengan logam. Makhluk itu pun berkata “SALAM HORMAT PANGERAN, TENANGLAH HAMBA BUKAN MUSUH. HAMBA JUSTRU INGIN MENOLONGMU KELUAR DARI ALAM INI.”. lalu Dika berkata “Benarkah demikian yang kamu katakan itu...?kamu siapa dan dari mana asal kamu...?” dan makhluk itu menjawab “SIMPAN DAHULU PERTANYAAN PANGERAN, IZINKAN HAMBA BERSATU DENGAN PANGERAN SEKARANG,HANYA AKU YANG BISA MENYELAMATKAN PANGERAN DAN JUGA YANG LAIN”. Dengan sisa tenaganya Dika mencoba untuk berubah “RENCARNATION OOOON...!!! ELEMENTAL CHANGEEEEEE....!!!” dan sekejap makhluk itu bersinar dan berubah menjadi kristal berwarna silver kemudian kristal itu Dika raih kemudian memasangkannya di sarung tangan harimaunya, seketika Dika tersadar dan sudah memakai kostum baru yang tubuhnya dibalut dengan logam.

Dika memperhatikan lengan serta kostum barunya itu dan berkata “wooow, keren banget kostum ini, sangat berbeda dengan kostum sebelumnya....tapi berat banget rasanya...” kristal silver di sarung tangannya berkata “TIDAK ADA WAKTU UNTUK MENGAGUMI KOSTUM BARU PANGERAN, CEPAT SELAMATKAN YANG LAIN DAN MUSNAHKAN HANTU ITU !!!”. Dika hanya tertawa sambil menggaruk-garuk kepala “heheh...iya aku lupa...oke teman-teman aku akan menolong kalian...” Dika menghantamkan kedua lengannya ke tempat dia ditahan dan dengan sekali hantaman tembok itu pun runtuh. Monster Raksasa dan Hantu Seribu Wajah pun terperanjat kaget ketika melihat Dika masih hidup dan mendapatkan kekuatan barunya berhasil keluar dari ruang tempat ia di tahan oleh mereka. Hantu-hantu itupun saling berpandangan, terlihat Monster Raksasa mulai ketakutan tapi tidak dengan Hantu Seribu Wajah. Dengan sombongnya ia berkata kepada Monster Raksasa itu “Hiiihiiii...hai raksasa jelek tak usah kau takut, dengan penampilan barunya itu belum tentu ia kuat menghadapi kita berdua.....hiihiiiihiiii....” Monster Raksasa itu menganggukkan kepala sambil menggeram tanda mengerti apa yang dikatakan Hantu Seribu Wajah. Kemudian Hantu Seribu Wajah dan Monster Raksasa itu menyerang Dika secara bersamaan dengan kekuatan magis milik mereka. Dika pun terkena hantaman serangan magis kedua hantu itu dan menimbulkan cahaya dan asap. “hihiiihiiii...dia tidak akan selamat kali ini...hihiihiii....rasakan iniii.....haaaaaaaaaa......!!!” tanpa ampun kedua hantu itu menyerang Dika. Kedua hantu itu pun berhenti menyerang Dika, sedikit demi sedikit asap mulai menghilang dan Dika tetap berdiri tegak tanpa terluka sedikitpun. “Apaaaaa....tidak mungkin kamu selamat dari serangan kita berdua....” pekik Hantu Seribu Wajah histeris melihat musuhnya tak terluka sedikitpun.

Kemudian Dika berjalan dengan santai mendekati kedua hantu itu dan mereka berdua terus menerus menyerang Dika dengan kekuatan magisnya dan ajaibnya Dika tidak sedikitpun terkena serangan mereka dan terus berjalan menghampiri mereka. Ketika sudah sangat dengan dengan Monster Raksasa itu Dika memukul kaki raksasa itu tanpa ia sadari dan Monster itu berteriak kesakitan dan suaranya sangat kencang sekali membuat ketiga penguasa elemen, sheryl dan Tito sadarkan diri. “Sheryl, tito dan teman-teman....tenanglah aku akan menyelamatkan kalian...” sheryl dan yang lain melihat Monster Raksasa itu berhasil Dika Robohkan, Sheryl berteriak memberi semangat “Ayo Kakak, Kakak pasti bisa...semangat Kak...” tak disadari Sheryl meneteskan airmata tanda bahagia melihat Dika tidak apa-apa dan menjadi lebih kuat. Dengan membabi buta Monster Raksasa itu menyerang Dika, akan tetapi sia-sia saja dan Dika terus menyerang kaki Monster itu hingga ia pun roboh ke tanah dan tanpa menunggu lama Dika mulai menyerang tubuh monster itu tanpa ampun...”aaaaaaaaaaaaarrrrggg....aaaaampppuuunnn....aaakuuu menyeraaaah manusia...ampuni akuuu.....” Monster itu berteriak kesakitan dan meneteskan airmata, Dika pun menghentikan serangannya dan melihat Monster itu mengeluarkan airmata.

”Kenapa kamu menangis hah...bukankah kamu sudah melukai kedua temanku itu....” tanya Dika kepada Monster itu. “ampuuun manusia....aku terpaksa lakukan itu karena keluargaku ditahan oleh Shadow, kalau aku bisa membunuh kalian dan menyerahkan gadis kecil itu keluargaku akan mereka lepaskan...ampppuuunn....” tiba-tiba dari belakang sekelibat cahaya mengenai punggung Dika, ternyata Hantu Seribu Wajah mulai menyerang Dika dan Monster Raksasa itu. “Dasar Raksasa tidak berguna...kamu sudah terlalu banyak bicara kepada musuh...aku akan musnahkan kauuuu....haaaaaa.” Dika berusaha melindungi Raksasa dari serangan Hantu Seribu Wajah itu dan berkata “aku percaya padamu, aku akan berusaha menyelamatkan keluargamu itu nanti, aku janji....sekarang aku akan tuntaskan dulu dengan hantu terkutuk itu....maafkan aku sudah menyerangmu...” Dika pun berbalik dan meninggalkan Makhluk Raksasa itu dan menyerang balik Hantu Seribu Wajah. Dika lalu menghujamkan pukulan ke tubuh Hantu Seribu Wajah itu dan Hantu itu pun terpelanting jauh kemudian Dika mengejar hantu itu dan terus menyerang hantu itu tanpa ampun hingga hantu itu tak berdaya. “FINAL ATTACK...SPIKE CRUSHER....” dengan jurus pamungkas barunya Dika berhasil memusnahkan Hantu Seribu Wajah itu dan kemudian Dika membebaskan teman-temannya. Sheryl dan teman-temannya menghampiri Dika dengan sukacita.

Tiba-tiba Monster Raksasa itu bangun dan mendekati Dika, Sheryl dan teman-teman Dika bersiap menyerang Raksasa itu akan tetapi dicegah oleh Dika “eiiiiit....stooop...kalian jangan serang Raksasa ini....dia teman kita sekarang...iya khan...” ucap Dika sambil melirik ke arah Raksasa itu. Raksasa itu hanya terdiam tak tau harus berkata apa melihat ketulusan hati manusia yang baru kali ini ia rasakan dan tak sadar menganggukkan kepala “apaaaaa....teman kitaaaaa....kakak...dia sudah serang aku sama Kak Tito tauuuu....uuuuhh awassss yaaaa....” Sheryl masih emosi tapi dengan lembut Dika berkata “tenang adikku...dia lakukan itu karena keluarga dia ditawan oleh Shadow, dia terpaksa melakukan itu semua kepada kalian dan aku” lalu Monster Raksasa itu berlulut dan berkata “aku minta maaf sudah melukai kalian, aku terpaksa harus membunuh kalian, kalau tidak keluargaku akan dia musnahkan...aku minta maaf...” Monster Raksasa itu pun menangis tanda menyesal dan Sheryl mendekati Monster Raksasa itu “Okay....kalau memang seperti itu keadaannya...aku akan memaafkanmu...sudah-sudah tak usah menangis....” kemudian Sheryl menggenggam jari Raksasa itu dan berkata “Aku janji, kakak dan kita semua akan menolong keluarga kamu....tapi kamu juga janji ya tidak akan nakal dengan kami....hiihihi” Makhluk Raksasa itu menghapus airmatanya dan tersenyum mendengar ucapan Sheryl dan dia memandang satu persatu teman barunya itu “Kalian adalah teman aku sekarang, bagaimana aku menebus kebaikan kalian semua...” lalu Dika menjawab “emmmmmhhh...kamu tau gak bagaimana caranya agar kita semua keluar dari sini...”. Monster Raksasa itu berkata “ikuti aku teman-teman....aku tahu cara untuk mengeluarkan kalian dari sini...” lalu Dika,Sheryl, Tito dan Ketiga Penguasa Elemen itu mengikutinya dari belakang.

Hingga mereka pun sampai disuatu tempat dan memiliki portal waktu yang sudah terbuka. “masuklah kalian ke portal itu, kalian akan kembali ke tempat asal kalian.” Ucap Monster Raksasa itu dan kemudian mendekati Dika “apakah kamu akan menepati janjimu untuk menyelamatkan keluargaku setelah kalian keluar dari sini...?” Dika mengangguk dan berkata “aku janji sahabatku...kita akan kembali lagi untuk menolong keluargamu” dan Monster Raksasa itu menjawab “baiklah aku akan pegang janjimu itu...selamat jalan teman-teman...aku akan menunggu kalian disini...”. kemudian Dika, Sheryl, Tito dan ketiga Penguasa Elemen menghilang dari pandangan Raksasa itu dan kembali ke alam manusia. Di alam manusia orang tua Dika sudah sangat khawatir dengan kondisi anaknya yang sudah 1 minggu dalam keadaan koma hingga dokter pun menyangka jika Dika sudah meninggal, tiba-tiba saja Dika mengehela nafas dan terbangun, semua yang ada disitu tersontak kaget melihat Dika.

Mereka yang ada di ruangan itu hanya saling pandang sesaat dan Ibu Dika langsung memeluk anaknya tercinta sambil menangis “Dikaaaaa....akhirnya kamu sudah sadar naaaaak.....ya allaaah yaaaah anak kita sudah bangun...”histeris Ibu Dika dan Ayah Dika pun memeluk Dika sambil berbisik “hebat kau naakk...kesatria elemen...” Dika pun hanya terdiam dan terkejut dengan ucapan ayahnya itu. Selang beberapa hari Dika pun pulih seperti sedia kala dan Dika melihat ada sosok yang baru ia lihat diantara ketiga penguasa elemen ketika semuanya berkumpul di malam hari di teras lantai 2 rumahnya itu.”akhirnya sudah ada 4 kesatria elemen sekarang Sheryl....kita akan lebih kuat menghadapi Shadow dan pasukannya...” ucap Dika memandang Sheryl dan Sheryl mengangguk “yupss...kita akan semakin kuat kaaaa...aku yakin ituuu....” jawab Sheryl sambil keduanya menatap bintang-bintang yang sedang bersinar dimalam itu.

CUAP-CUAP

       Setelah melakukan pertapaan ke beberapa tempat suci berbulan-bulan dan dengan mengorbankan waktu dan tenaga akhirnya blog pertama kumpulan hasil buah pikiran berupa cerita fiksi ini telah selesai dibuat...semoga dengan adanya cerita ini bisa membuat para pembaca sedikit terhibur dan menjadi inspirasi bagi semua yang ingin mengembangkan bakat di bidang menulis suatu karya.
       Akan ada karya-karya yang lain yang akan saya buat, yang tidak kalah serunya dengan cerita yang sudah saya posting disini. Saran dan Kritik amat saya harapkan dari para pembaca semuanya



Salam

Penulis

Selasa, 23 Februari 2016

PERTEMUAN DENGAN PHIMA SI PENGUASA ANGIN ( CHAPTER 4 - BAGIAN 2 )



Dikamar Tito, muncul sebuah lingkaran berbentuk oval dan dari situ muncul Tito dan Pegasus, kemudian Tito melihat jam di dinding kamarnya yang menunjukkan baru pukul 8 malam. “koq masih jam segini, padahal kita di dunia kristal cukup lama khan Pegasus ?” tanya Tito kepada Pegasus kemudian Pegasus menjelaskan “memang di Dunia Kristal dimensi waktunya berbeda dengan alam manusia, disana waktu berjalan sangat lambat dimana satu hari disana sama dengan 1 menit di alam manusia...” lalu Tito mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti dan berkata lagi “ooooooh gitu toh....pantas perasaan koq lama banget disana...aku kira sudah lama aku pergi dan tadinya aku khawatir ortuku akan kebingungan mencariku yang tiba-tiba menghilang dari kamar tadi....”. Tito memperhatikan tubuhnya, ia nampak kebingungan karena tidak lagi menggunakan pakaian tempurnya dan sudah mengenakan pakaian seperti semula “Pegasus, kemana baju tempurku ? perasaan tadi aku masih mengenakan baju itu sebelum keluar dari portal...padahal baju tempurnya keren banget tadi...aku jadi makin gagah....heheh” ucap Tito tertawa sendiri, lalu Pegasus menjelaskan “portal itu adalah pintu gerbang antara Dunia Kristal dengan Alam Manusia, Tuan hanya bisa menggunakan pakaian tempur itu ketika di Dunia Kristal saja sementara tuan hanya bisa menggunakan kekuatan elemen halilintar selama di Alam Manusia dan itupun kemampuannya terbatas....” “lho kenapa aku gak bisa pakai baju tempur itu disini ? kalau tiba-tiba Shadow buat masalah disini nanti bagaimana ? gaswat eh gawat khan kalo gitu...?” tanya Tito lagi dan Pegasus itu menjelaskan “itu hanya masalah waktu, Tuan dapat menggunakan pakaian tempur dan mengendalikan sepenuhnya kekuatan elemen halilintar apabila ikatan batin antara hamba dan Tuan semakin kuat dan kekuatan itu akan keluar dengan sendirinya dan akan memiliki kekuatan yang semakin besar....” “lho memangnya sekarang kamu masih gak percaya sama aku....terus kenapa kamu milih aku jadi Kesatria kalau kenyataannya kita masih belum ada ikatan batin yang kuat ? apa kamu yakin kalo aku cocok jadi Ksatria Halilintar....? “ucap Tito dengan nada kesal, kemudian Pegasus itu berusaha menjelaskan kembali dengan tenang “hamba diutus oleh Ratu Aleesa untuk menemui Tuan untuk membantu Kesatria Elemen Terpilih yaitu sahabat Tuan yang bernama Dika itu, selama ini Ratu Aleesa memperhatikan Tuan karena Tuan yang paling dekat dengan Dika itu dan kekuatan persahabatan diantara kalian berdua yang sudah lama dibina sangat kuat, lagipula menurut ramalan dari Penasehat Kerajaan menyebutkan kalau kalian berdua sudah ditakdirkan menjadi penjaga portal dua alam....dan menurut ramalan Penasehat Kerajaan Shadow akan dapat dikalahkan oleh Kesatria Elemen Terpilih dengan bantuan Kesatria Halilintar yaitu Tuan....” Tito mendengarkan dengan seksama lalu bertanya lagi “lho kenapa Ratu Alessa sangat yakin dengan ramalan dari Penasehat Kerajaan itu...? semua ini bikin aku pusing tau....aku jadi makin bingung....semua gak masuk akal....aku aja gak yakin bisa ngelawan Shadow sama semua pasukannya yang jumlahnya pasti buanyaaaaaak bangeeeet....tadi mungkin kebetulan aja aku bisa ngelawan serigala angin dan buat dia jadi kabur....belum tentu kalau aku ketemu dia lagi aku bisa menang....”.Tito tertunduk lesu dan membayangkan hal yang terburuk kedepan nanti. Lalu Pegasus itu terdiam sesaat sambil memperhatikan Tito yang sedang tertunduk kemudian berkata “tuan jangan mudah menyerah seperti itu....kedamaian kedua alam ada di tangan Tuan dan sahabat tuan itu....hamba akan selalu mendampingi tuan dan jika Tuan mencoba untuk mempercayai hamba...niscaya kita berdua akan memiliki ikatan batin yang kuat....ayo tuan angkat wajahmu....tuan tidak sendiri....” Tito memandang mata Pegasus yang berkaca-kaca yang berusaha meyakininya, kemudian Tito menarik nafas panjang dan mengeluarkannya berkata “okeeeee.....kalau memang begitu kenyataannya aku akan berusaha yang terbaik...aku juga gak mau si Shadow itu membuat masalah di alamku ini....lantas kapan aku berlatih lagi buat meningkatkan kemampuanku....oya ngomong-ngomong aku jadi penasaran sama yang namanya Ratu Aleesa itu...aku jadi ingin bertemu dia dan menanyakan banyak hal sama dia biar lebih jelas dengan semua ini....” Pegasus itu menjawab “hamba serahkan kepada Tuan saja kapan waktunya Tuan akan berlatih kembali....untuk masalah Tuan ingin bertemu Ratu Aleesa...sepertinya hamba harus menunggu perintah Ratu Aleesa untuk membawa Tuan menghadapnya....bersabarlah Tuanku....” “oke deeeeh...tapi janji ya....buat bawa aku temuin Ratu Aleesa....?” ucap Tito agar Pegasus berjanji dan Pegasus pun menganggukkan kepala.
Kemudian Tito teringat sesuatu, lalu mengambil bola baja yang ada di saku celananya dan berkata “oh iya gimana keadaan mereka bertiga sekarang ? aku mau liat keadaan mereka dulu....pasti Dika khawatirin mereka yang sampai sekarang belum pulang-pulang juga kerumah Dika“  bola baja itu diarahkan ke tempat agak luas di bagian pojok kamarnya dan Tito memencet tombol yang ada diatasnya, dalam sekejap keluarlah Sheryl, Magma dan Whitie yang masih tergeletak dilantai tak sadarkan dan penuh luka ditubuh mereka. Tito lalu memindahkan tubuh Sheryl ke tempat tidur sementara Magma dan Whitie tetap berada di lantai. “luka mereka sangat parah sekali, Pegasus juga gak bisa berbuat banyak untuk menolong mereka, aku harus gimana sekarang ?” ucap Tito dalam hati sambil memikirkan cara untuk menyelamatkan nyawa mereka bertiga. Kemudian Tito melirik ke arah Pegasus dan bertanya “masa kita harus diam gini aja, memang gak ada yang bisa kamu lakukan Pegasus ?” dan Pegasus pun menjawab “dengan segala hormat Tuanku, hamba pun tak tahu bagaimana caranya untuk menyembuhkan mereka bertiga, tapi hamba merasakan energi yang sangat luar biasa yang akan muncul dari dalam tubuh gadis kecil itu, sepertinya gadis kecil itu memiliki energi penyembuh“ kemudian Tito menjawab dengan ragu “masa sich gadis kecil itu bisa menyembuhkan dirinya sendiri ? wong nyatanya sekarang aja dia gak sadar-sadar...” dan Pegasus itu menjawab “mungkin dia butuh waktu Tuanku untuk memulihkan energinya...” dan Tito pun menjawab “mungkin juga...ya udah aku sekarang mau belajar dulu...besok ada ulangan pelajaran Bahasa Indonesia...nanti aku jelek nilainya...aku percayakan mereka bertiga untuk kamu jaga, oke.....” kemudian Pegasus itu menundukkan kepala dan menghampiri mereka bertiga sementara Tito menghampiri meja belajarnya hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Tito pun beristirahat.
Kriiiiiiing.....kriiiiiiinggggg.....suara alarm jam weker berbunyi dengan kencang hingga membuat Dika bangun dari tidurnya. Dika menggapai jam weker itu dan mematikan alarm dan melihat waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Sejenak Dika duduk di tepi tempat tidur dan memandangi sekeliling kamarnya, sudah lama sekali semenjak Sheryl, Magma dan Whitie pergi Dika merasakan kesepian dan merindukan mereka bertiga. Biasanya setiap pagi seperti ini disaat Dika bangun, Sheryl selalu membangunkannya dan oleh Magma dan Whitie mengucapkan selamat pagi, tetapi keadaan sekarang sudah berubah. Rasa sedih bercampur khawatir terus meliputi hati Dika setiap saat dan selalu bertanya-tanya kemanakah mereka pergi dan apakah keadaan mereka baik-baik sajakah. Lalu Dika beranjak bangun dengan gontai tak ada semangat menuju ke kamar mandi kemudian setelah itu ia menunaikan ibadah Shalat Shubuh sambil berdoa pada Allah SWT agar mereka bertiga tidak terjadi apa-apa. Setelah memakai seragamnya dan memakai tas ranselnya, Dika melangkah keluar kamarnya dan menghampiri ayahnya di ruang makan keluarga. Melihat Dika tidak bersemangat ayah Dika menyapanya dan bertanya “tumben kamu nak kelihatan tidak semangat begitu, masa jagoan lemes gitu...kamu sakit ?” lalu Dika menatap ayahnya sambil duduk di kursi “gak apa-apa kok yah...Dika semalam belajar sampai jam 11 malam....jadi Dika masih ngantuk...” dengan gaya berpura-pura menguap kemudian ayahnya bertanya lagi “memangnya sekarang ada ulangan mata pelajaran apa sampai larut malam begitu tidurnya ? jaga kesehatan kamu, kamu khan sebentar lagi mau Ujian Nasional lho...kalau pas ujian kamu sakit, kamu sendiri yang akan rugi...” dan Dika menjawab “hari ini ada Ulangan Harian pelajaran Bahasa Indonesia yah....iya ayah...Dika akan jaga kesehatan kok...” lalu kemudian tak lama Ibu datang membawa sarapan untuk mereka berdua.
Ketika Ibu menaruh piring yang sudah diisi nasi dan diberikan kepada Dika dan Ayah, Ibu memperhatikan wajah Dika “kamu kok kelihatan lesu nak, apa kamu sakit ?” tanya Ibu sambil menaruh lengannya ke dahi dan leher Dika memastikan keadaan Dika. “ “Dika gak apa-apa bu, dia semalam belajar sampai larut “ ucap ayah menenangkan Ibu. Ibu menjawab “Ibu hanya khawatir aja pak, takut Dika sakit” dan Ayah mencoba menenangkan Ibu “sudah bu, Dika bisa jaga diri kok, dia kan sudah besar, ya gak nak ?” sambil melihat ke arah Dika dan Dika pun mengerti maksud ayah kemudian berkata “iya mah, Dika semalam belajar sampai larut malam jadi sekarang Dika masih ngantuk...” “ohhh....begitu....Ibu kira kamu sakit nak, jaga kesehatan ya nak, jangan terlalu kecapean.....!!!” ucap Ibu dan Dika menjawab “iya maaaah...okeeee...” kemudian Dika dan Ayah menyantap sarapan yang sudah disediakan Ibu dan setelah itu mereka berdua pun pamit untuk berangkat.
Sementara itu Tito pun sudah bersiap berangkat kesekolah, sebelum ia keluar dari kamar ia berkata kepada Pegasus “Pegasus, tolong ya jaga mereka bertiga...takutnya Serigala hitam itu masih mencari mereka...aku berangkat dulu sekolah...” Pegasus itu menjawab “lalu bagaimana dengan Tuan nanti selagi hamba menjaga mereka...?” lalu Tito membalikkan badan menuju ke pintu kamar dan berkata “tenang aja....aku bisa jaga diri....sampai ketemu sore yaaaa....jaga aja mereka....” dan Pegasus menjawab “baiklah tuanku...” setelah itu Tito menaiki sepeda motornya dan pergi ke sekolah.
Di sekolah Dika bertemu dengan Tito, seperti biasa Tito menyapa Dika, tetapi hari itu Dika tidak menggubris sapaan Tito dan hanya melihat Tito tanpa berkata sepatah katapun. Sikap Dika yang aneh itu membuat Tito heran dan berusaha menghibur “kenapa sob ? lemes amat...gak dikasih uang jajan ya ma ortu...? heheh....” Dika menjawab “maaf To, aku lagi gak mood bercanda...” “waduuuhhh.....aku kan cuma bercanda sob...sensi amat cuy.....” kemudian Tito pura-pura bertanya “oya...Sheryl udah balik belum...” Dika hanya menggeleng-gelengkan kepala. Tito pun berkata “owwwwwhh....pantesssss......mang kamu gak tahu Sheryl pergi kemana ?” Dika menjawab “mau cari kemana To ? Tuh anak kan bukan manusia....bisa aja dia dimana-mana jauh dari sini....lagipula ngapain juga dia pergi sama Magma dan Whitie gitu....mana gak ngajak-ngajak lagi....gimana gak kesel....” Tito mengangguk dan berkata “ohhhh jadi gitu ceritanya....pantesan kamu dari tadi diem terus gitu...” giliran Dika yang bertanya “ngapain sich To nanya-nanya Sheryl udah pulang apa belum gitu...memangnya kamu tahu dia ada dimana sekarang...?” mendengar pertanyaan Dika itu Tito berusaha bersikap tenang dan berpura-pura tidak tahu apa-apa “aku sich cuma nanya aja sob, aku gak tahu kalau Sheryl, Magma dan Whitie itu sangat berarti buat kamu...kamu tahu sendiri kan aku gak bisa liat arwah kayak kamu....” lalu Dika berkata dengan nada kesal “makanya kalau gak tahu gak usah banyak tanya....aku lagi pengen sendiri sekarang..maaf...!!!” mendengar nada ucapan Dika sudah kesal seperti itu Tito hanya mengangkat bahu dan berkata “oke...okeeee...maaaf kalau aku banyak nanya ini itu....aku cuma ngehibur kamu aja sob..” kemudian meninggalkan Dika sendirian di bangku kelasnya dan tak lama bel tanda pelajaran pertama dimulai dan semua siswa bersiap untuk ulangan harian pelajaran Bahasa Indonesia.
Tito melihat ke arah Dika dari belakang dan berkata dalam hati “maafin aku sob, aku sengaja bohong karena aku takut identitasku yang sebenarnya diketahui sama Shadow dan anak buahnya dan juga aku sudah berjanji sama Pegasus untuk merahasiakan ini semua...” kemudian Ibu Guru memberikan naskah soal kepada Tito dan semua siswa di kelas itu mengerjakan soal dengan serius. Hari itu Dika sungguh-sungguh ingin sendirian tanpa ditemani Tito hingga pelajaran terakhr usai pun Dika tetap menyendiri, sebagai sahabatnya Tito tidak berani mengganggu Dika dan hanya memperhatikan dari jauh dan Dika pun pulang sendiri dengan gontai. Tito memperhatikan Dika dari jauh dan berkata dalam hati “ya ampun kasian amat tuh anak....kehadiran Sheryl dan kedua penguasa elemen itu memang benar-benar sangat berharga buat Dika...semoga saja mereka bertiga cepat pulih dan kembali ke Dika....” setelah Dika hilang dari pandangan Tito, Tito pun menaiki sepeda motornya dan bergegas pulang.
Sesampainya dirumah, Tito melihat keadaan Sheryl, Magma dan Whitie yang masih belum ada perkembangan, mereka bertiga masih tak sadarkan diri dengan penuh luka-luka di sekujur tubuh. Tito lalu menceritakan tentang pertemuannya dengan Dika ketika disekolah tadi kepada Pegasus, lalu kemudian Tito bertanya “apa kamu tahu apakah mereka bertiga bisa pulih lagi seperti semula ? kasihan sekali Dika, dia amat sedih kehilangan Sheryl dan teman-temannya ini, aku gak tega...” sambil melihat tubuh Sheryl dan kedua pengendali elemen yang tak berdaya sampai saat ini.  “hamba tak bisa berbuat banyak untuk menolong mereka bertiga yang mulia, akan tetapi hamba sudah berusaha untuk memberikan energi hamba kepada mereka ketika tuan pergi tadi. Tapi energi hamba terlalu sedikit untuk menyembuhkan mereka bertiga” jawab Pegasus sambil menundukkan kepala tanda menyesal. “ya sudah kamu sudah berusaha semampu kamu ini toh...nda usah dipaksakan...dengan terpaksa kita tunggu beberapa hari lagi sampai mereka berdua pulih dan sementara mereka tinggal di sini saja...” jawab Tito dengan santai. Lalu Tito bertanya “lalu aku harus gimana sekarang ?, gak tega liat Dika sedih gitu terus...” dalam keadaan bingung tiba-tiba Pegasus terlihat gelisah dan tanduk emas yang ada di dahinya bersinar “maaf Tuan, hamba merasakan energi jahat sedang menuju kemari....energi itu berasal dari luar...” ucap Pegasus. Tito segera melihat ke luar jendela dan ia melihat beberapa sosok bayangan hitam bersembunyi di balik batang pohon tak jauh dari samping rumahnya. “gila....bahaya ini....anak buah Shadow sudah dapat masuk ke alam manusia dan sepertinya mereka sudah mengetahui keberadaan Sheryl dan kedua penguasa elemen...kita harus segera bertindak...Pegasus buka Portal Reverse sekarang....” ucap Tito.
Kemudian Pegasus itu dengan tanduk emasnya mulai membuka portal yang berbeda dengan portal sebelumnya, portal ini nampak seperti cermin yang hanya pengendali Halilintar yang memiliki kemampuan ini untuk memasuki portal ini. Portal Reverse ini kebalikan dari alam manusia, meskipun didalamnya nampak sama, bedanya semua objek letaknya terbalik ke atas dan memiliki gravitasi bumi yang rendah sehingga tubuh Tito menjadi ringan dan seolah-olah melayang. Setelah mereka berdua berada di Portal Reverse, mereka menghampiri anak buah Shadow itu. Anak buah Shadow itu berpakaian hitam dengan wajah tertutup dan hanya terlihat matanya saja yang menyala langsung mengepung Tito dan Pegasus dari segala arah. Tito yang telah memakai pakaian tempurnya tidak menyangka ternyata anak buahnya ini dapat melipatgandakan tubuhnya menjadi banyak, lalu dengan sedikit khawatir Tito berbisik kepada Pegasus yang berada dibelakangnya sambil matanya tetap waspada “pssssst.....kamu bisa gak lawan mereka sebanyak gini ? jujur aku agak ragu bisa lawan mereka...kayaknya mereka kuat-kuat...” lalu Pegasus menjawab “kalau Tuan merasa ragu kemungkinan besar kita berdua akan kalah dan nasib kita akan seperti gadis kecil itu...” ketika mereka berdua sedang berdiskusi tiba-tiba muncul sosok serigala angin berwarna hitam kelam berada tepat diatas pohon. “matilah kalian sekarang, berani-beraninya kau serang aku dari belakang dan menghalangi rencanaku “ucap Serigala Angin itu. “heeeh pengecut....beraninya maen keroyokan gini...satu lawan satu kalau kamu ngaku jantan...” teriak Tito meledek. Serigala Angin itu menjadi marah dan berkata “dasar manusia tak tahu diri....sudah mau mati masih juga sombong...hadapi pasukan anginku kalau kau bisa....hahahahah....”.kemudian Serigala Angin itu melolong dengan sangat keras dan pasukan ninja itu mulai menyerang mereka berdua.
Awalnya Tito dan Pegasus dapat memusnahkan pasukan ninja itu dalam sekejap. “yihuuuuuuuu....kita berhasil melawan mereka, ternyata cuma segitu kemampuan pasukan kamu heh serigala angin....sekarang giliran kamu yang mati....” ucap Tito dengan angkuh sambil mengarahkan salah satu pedang halilintarnya ke arah Serigala Angin. Akan tetapi Sergala Angin itu tertawa terbahak-bahak “whahahahahahahahhhhh......jangan sombong dulu, aku tadi hanya pemanasan saja.....itu belum seberapa....akan ku tunjukkan kemampuanku yang sebenarnya sekarang...” lalu Serigala Angin itu melolong sebanyak 3 kali dan dalam sekejap di hadapan Tito dan Pegasus pasukan ninja itu jumlahnya semakin berlipat ganda. Tito kaget melihat pasukan sebanyak itu dan hatinya mulai goyah, ketika melirik ke arah Pegasus yang sedari tadi disampingnya terlihat tetap tenang, lalu Tito bertanya “kok bisa sich kamu tetap tenang gitu....lihat sendiri khan musuh di depan kita banyak banget gitu....kamu gak takut mati bukan ? aku belum siap mati lho....aku masih pengen sukses dan menikah...gak mau mati sia-sia gini....”. Pegasus itu menjawab dengan tenang “hilangkan keraguanmu Tuanku, seperti hamba yang percaya penuh pada Tuan. Hamba yakin Tuan bisa melawan mereka semua” lalu Tito menjawab “aku tanya sekali lagi, apa kamu yakin kalau aku itu anak terpilih untuk melindungi alam manusia dan menjadi pengendali elemen....kalau ternyata aku bukan anak yang terpilih bagaimana ?” kemudian Pegasus menatap wajah Tito dan berkata ‘Hamba serahkan semuanya kepada Allah SWT akan takdirku...kalau Hamba mati hari ini....Hamba sangat terhormat bisa berjuang sama-sama dengan Tuan” mendengar perkataan Pegasus itu Tito menjadi terharu dan berkata “aku gak nyangka kalau kamu sangat percaya denganku sampai segitunya, aku makin percaya sama kamu Pegasus....ayo kita berjuang sampai akhir....”. setelah ucapan Tito itu keajaiban pun terjadi, tiba-tiba kedua Pedang Halilintar yang ada di genggaman Tito bersinar dan menghilang bersamaan dengan menghilangnya Pegasus juga, kemudian pakaian tempur Tito menjadi bersinar keemasan dan tubuh Tito pun melayang terbang membuat pasukan ninja itu dalam sekejap menghilang terkena cahaya itu. Lalu Tito menginjak tanah kembali dengan pakaian tempur yang sudah berganti bentuk, kedua Pedang Halilintarnya saat ini sudah menyatu dengan pakaian tempur dan terletak di kedua lengannya dan pakaian tempur itu memiliki sayap seperti sayap Pegasus. Karena Tito sudah semakin percaya dengan Pegasus, ikatan batin mereka berdua semakin kuat dan membuat kekuatan Tito menjadi berlipat ganda menyatu dengan kekuatan Pegasus. Aliran-aliran listrik mengelilingi tubuh Tito dan ia merasakan kekuatan yang sangat kuat. Tito cukup lama memandangi pakaian tempurnya yang baru itu “woooooww coooolll....ini keren banget....makasih ya Pegasus kamu udah percaya sama aku....jadi ternyata ini yang kamu maksud....” ucap Tito berkomunikasi dengan Pegasus yang saat ini berada di dalam tubuh Tito. “iya Tuanku...akhirnya Tuan semakin percaya dengan hamba. Jangan ada lagi keraguan dalam hati Tuan, kita berjuang sama-sama.....Tuan tidak sendiri....” jawab Pegasus. “baiklah pegasus....ayo kita kasih pelajaran sama serigala bau itu...” Ucap Tito dengan melesat bergerak menghampiri Serigala Angin itu.
Sementara itu di kamat Tito, tubuh Sheryl perlahan-lahan mengeluarkan cahaya putih dan secara ajaib luka-luka di tubuhnya berangsur-angsur menghilang hingga cahaya putih itupun menghilang. Perlahan-lahan Sheryl membuka matanya, ia masih samar-samar untuk melihat dan tak lama pandangannya semakin jelas “where am i ? ini bukan rumah Kak Dika. Kemudian pelan-pelan Sheryl bangun dari tempat tidur dan dengan masih kebingungan ia melihat sekeliling kamar dimana sangat asing untuknya, lalu pandangannya tertuju pada Magma dan Whitie yang masih tergelatak tak sadarkan diri dengan tubuh yang penuh luka emudian menghampirinya. “ya tuhan.....Magma.....Whitie....are you okay.....?” pekik Sheryl terkejut. Sheryl mencoba menggoyang-goyangkan tubuh Magma dan Whitie, akan tetapi mereka berdua tetap tidak sadarkan diri. Kemudian Sheryl menyentuh bagian tubuh Magma dan Whitie, terasa oleh Sheryl aura mereka berdua masih ada “puji tuhan....mereka berdua masih hidup....aku akan obati luka-luka mereka berdua agar mereka sadar....”.Sheryl memejamkan matanya dan kedua telapak tangannya yang mungil di arahkan ke tubuh Magma dan Whitie, dari kedua telapak tangannya itu keluar cahaya putih dan dalam sekejap luka-luka yang ada ditubuh Magma dan Whitie menghilang dan mereka berdua pun akhirnya siuman. “terima kasih nak sudah menolong aku “ucap Whitie dengan senang dan Sheryl pun memeluknya dengan bahagia “sama-sama Whitie”. Ketika Sheryl melihat ke arah Magma, berharap mengucapkan terima kasih kepadanya, akan tetapi Magma langsung memalingkan wajahnya dan membelakangi Sheryl. Tidak terima dengan perlakuan Magma Sheryl pun cemberut dan dengan bertolak pinggang berkata “bad birdie....tidak tahu terima kasih, sudah aku tolong malah buang muka gitu....awasssss yaaaa....” Whitie mendekati Sheryl dan berusaha menenangkannya “sudah jangan marah...memang seperti itu tabiat Magma”. lalu Magma tiba-tiba berkata sambil memandang sekitar kamar “ada yang tahu kita ada dimana? Ini bukan kamar Dika...dimana ini...?” Whitie pun menjawab “aku juga tak tahu kita ada dimana, sebaiknya kita sekarang pulang...Dika pasti sudah mengkhawatirkan kita....kita pulang lewat portal saja agar langsung menuju kamar Dika”. Sheryl terdiam dan berkata “kalian dengar sesuatu tidak ?” Magma dan Whitie pun memasang telinganya dan samar-samar terdengar orang berkelahi. Whitie pun lalu mengeluarkan kekuatannya untuk menerawang dan terlihat sosok anak muda berpakaian tempur sedang bertarung dengan Serigala Angin dan anak muda itu terlihat sangat kewalahan. Kemudian dengan heran Whitie berkata “bagaimana anak muda itu bisa masuk ke Dunia Kebalikan. Siapa dia ? dia lawan atau kawan ?” mendengar ucapan Whitie, Sheryl menjadi semakin penasaran dan ia menyentuh Whitie dan Sheryl dapat melihat apa yang Whitie lihat. “apa yang menyebabkan Phima jadi jahat begitu ?” tanya Sheryl dengan wajah sedih. Whitie lalu bertanya kepada Sheryl “memangnya Sheryl kenal dengan Serigala Angin itu...” Sheryl mengangguk dan berkata “ingatan aku sempat hilang dan yang aku ingat sampai saat ini kalau Phima yang selama ini menjagaku sebelum aku bertemu dengan Kak Dika dan kalian berdua”. Melihat wajah Sheryl yang murung dan tertunduk akhirnya Whitie tergerak hatinya untuk membantu menyadarkan Phima. “baiklah gadis manis, aku dan Magma akan membantumu...” ucap Whitie sambil melirik ke arah Magma, Magma terkejut mendengar ucapan Whitie dan ketika melihat mata Sheryl berkaca-kaca memohon Magma untuk membantu akhirnya Magma pun luluh hatinya dan bersedia membantu dengan terpaksa. Sheryl pun meluapkan kegembiraannya dengan memeluk Whitie “thank you so much...” lalu Whitie mencoba membuka Portal ke Dunia Kebalikan dengan menginjakkan kaki depannya ke lantai dan tiba-tiba portal itu pun terbuika kemudian mereka bertiga masuk kedalamnya.
Sheryl, Magma dan Whitie pun bergegas menuju tempat dimana anak muda itu berada untuk menolongnya sekaligus menyadarkan Phima dari pengaruh jahat Shadow. Setelah beberapa lama melawan Serigala Angin itu Tito kehabisan tenaga dan akhirnya mengalami kekalahan. Serigala Angin itu ternyata musuh yang sangat kuat dan sulit dikalahkan meskipun Tito sudah menyatu dengan Pegasus, Tito benar-benar dalam keadaan terdesak dimana Serigala Angin itu berhasil mengurung tubuh Tito dengan kekuatan Pusaran Angin Hitam pekatnya dan membuat Tito tak bisa berbuat apa-apa. Pusaran Angin Hitam itu semakin lama semakin menghimpit tubuh Tito dan membuatnya tidak bisa bernafas. Dalam keadaan itu tito sempat berbicara kepada Pegasus yang ada dalam tubuhnya “maa...maafkan aku Pegasus, aku sudah membuat kamu kecewa...aku tidak bisa melawan Serigala Angin ini....keluarlah dari tubuhku dan minta bantuan sama Dika...aku rela kalau Dika jadi Tuanmu yang baru...karena dia sahabat terbaikku...” kemudian Pegasus itu menjawab “tidak Tuanku...aku tidak akan meninggalkan Tuan....aku sudah senang Tuan mau mempercayai aku....ini mungkin sudah takdir....”.
Dalam keadaan makin genting itu tiba-tiba terdengar suara anak perempuan dari jauh berteriak “Shiniiiiiiiiing Arrrrrooooooow....!” dan melesat beberapa anak panah mengenai pusaran angin hitam itu dan purasan angin itu pun menghilang kemudian Serigala Angin itu terpelanting terlempar jauh. Tito pun rubuh ke tanah tak sadarkan diri. “kita belum terlambat menolongnya” ucap Sheryl sambil menghampiri Tito. Kemudian Sheryl berkata kepada Magma “Magma, tolong panggil Kak Dika Sekarang....kita butuh bantuannya sekarang....!!!”. Akhirnya Magma terbang melesat pergi meninggalkan Sheryl untuk mencari bantuan. “Dasar Bocah Tengik....gak ada kapok-kapoknya haaaaaah.....bagaimana kau bisa selamat dari seranganku waktu itu....” ucap Serigala Angin itu dengan marah.dan langsung menyerang Sheryl. Sheryl dengan sigap menghalau serangan dan sambil berusaha menyadarkan “Phima....ini aku Sheryl....ingat....pleaseee...sadar...” dengan terus melancarkan serangan Serigala Angin itu menjawab “aku Typoon....dan aku tidak kenal kau....rasakan seranganku.....hiaaaaaaaat” Sheryl terus berusaha menyadarkan Phima dengan dibantu oleh Whitie.
Di kamar, ketika Dika sedang asyik membaca koleksi komiknya untuk menghilangkan kesedihannya karena ditinggal Sheryl, Magma dan Whitie, Dika dikejutkan dengan suara gemuruh dan disusul muncul pusaran berbentuk bulat oval dan dari situ keluarlah Magma yang berhasil menemui Dika. sesaat Dika hanya diam membisu melihat Magma muncul dihadapannya, kemudian cepat-cepat Dika sadar dan bertanya “kamu kemana aja, mana Sheryl sama Whitie....? bulatan itu apa ?“kemudian Magma menjawab “tidak ada waktu untuk menjelaskan, cepat ikut aku dan masuk ke portal itu sekarang....!!” melihat Magma sedang terburu-buru kemudian Dika mengikuti perintah Magma dan masuk kedalam Portal itu. ketika masuk kedalam portal Dika pun berubah bentuk dan sudah menggunakan pakaian tempur api dengan sayap di punggungnya kemudian Dika melesat terbang.
Ketika sampai di tempat pertempuran, Dika sangat heran melihat Sheryl sudah menggunakan pakaian tempur dan terlihat berusaha melawan Serigala Angin bersama Whitie. Tak jauh dari tempat Dika berdiri, Dika melihat sosok laki-laki seusianya yang sudah tak asing menggunakan pakaian tempur sama seperti yang ia pakai sedang tak sadarkan diri. Kemudian Dika menghampirinya “Tito....bangun.....toooo.....kamu gak apa-apa ? Dika pun memindahkan Tito ke tempat yang aman. Setelah itu Dika mengeluarkan Pedang Api dan bergegas menolong Sheryl dan Whitie disusul oleh Magma dari belakang. Pertempuran pun tak dapat dielakkan, mereka berempat bertarung melawan Serigala Angin yang sangat kuat itu. Sheryl tersenyum senang melihat Dika sudah tiba untuk membantunya. Dika melihat sekilas di dahi Serigala Angin itu tertanam Batu Kristal berwarna hitam dan teringat ketika bertarung dengan hantu anak kecil yang berubah jadi raksasa yang kejam. Dengan kekuatan Api yang Dika miliki akhirnya Serigala Angin itu berhasil dipukul mundur, Kemudian Dika memerintahkan Whitie untuk meminjamkan kekuatan airnya dan seketika Pakaian Tempurnya berubah bentuk. Dika mengeluarkan kekuatan air untuk mengurung Serigala Angin itu dan dengan cekatan Dika berlari dan memukulnya tepat ke arah dahi Serigala Angin sehingga Batu Kristal Hitam itu hancur berkeping-keping disusul teriakan yang keras Serigala Angin itu dan kemudian Serigala Angin tumbang ke tanah.       
Pertarungan sengit itu pun berakhir, Sheryl pun mendekati Serigala Angin itu dan berkata “Phima...kamu gak apa-apa khan....ini aku Sheryl....” kemudian Sheryl memeluk Serigala Angin itu. Dika lalu meninggalkan Sheryl, dan menghampiri Magma dan Whitie untuk meminta penjelasan atas semua ini. “kalian bertiga selama ini kemana dan kenapa aku baru tahu tentang portal masuk kedunia ini.....siapa yang mau jelaskan....?” Magma dan Whitie hanya saling berpandangan dan menundukkan kepala, mereka sangat merasa bersalah tidak memberitahukan kepada Dika tentang yang telah terjadi. “kok kalian diem....selama kalian gak ada aku tuh khawatirin terus kalian dan aku selalu punya firasat gak enak sama kalian....jujur aku kecewa sama kalian....aku sudah percaya sama kalian, tapi kalian....udahlah...yang jelas aku benar-benar kecewa dengan kalian semuanya...tolong bukakan portalnya...aku mau istirahat....” dengan tertunduk tak berani melihat Dika, Whitie membuka kembali Portal dan Dika meninggalkan dunia itu sendiri. Magma dan Whitie menghampiri Sheryl. Melihat Dika kecewa seperti itu Sheryl pun merasa amat bersalah dan berkata “Kak Dika marah sama kita....aku yang salah mengajak kalian berdua untuk melatih aku jadi kuat...tadinya aku ingin menjadi kuat agar bisa membantu dan membuat Kak Dika Bangga, karena Kakak sudah banyak menulong aku....tapi kenyataannya malah jadi begini” Sheryl pun menjadi menangis sedih dan tetesan air matanya membasahi wajah Serigala Angin yang ada di pangkuan Sheryl. Serigala Angin itu terbangun dan menghapus airmata Sheryl. Awalnya Sheryl merasa kaget karena ada yang menghapus airmatanya, ketika dilihat ternyata Phima yang dia kenal sudah kembali seperti biasa. Lalu Phima berkata “Putri jangan menangis....Phima jadi sedih kalau Putri menangis” Sheryl menjawab dengan nada sedih “aku udah buat Kak Dika Kecewa....padahal Kak Dika udah baik dan sayang sama aku.....aku harus bagaimana biar Kak Dika mau maafkan aku dan kalian....” dan Sheryl pun kembali menangis. “tenang aja Sheryl, Kakak tahu kok caranya...” ucap Tito yang sudah siuman dan berusaha menenangkan Sheryl. “kakak temannya Kak Dika yaaa....” tanya Sheryl, lalu Tito menjawab “kakak sahabatnya Kak Dika di sekolah...nama kakak Kak Tito....”
Kemudian Tito berkata lagi “biar itu urusan kakak, sekarang kita keluar dari sini yuk....kita ketemu lagi nanti....kita berpisah disini...kakak mau pulang dulu lewat portal lain....” Sheryl mengangguk pelan dan hanya memandang kepergian Tito kemudian Sheryl, Magma, Whitie dan Phima kembali ke alam manusia.